Salin Artikel

6 Fakta Kabupaten Garut, "Kota Intan" yang Pernah Dikunjungi Charlie Chaplin

KOMPAS.com - Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat.

Kabupaten Garut memiliki letak yang strategis sebagai penyangga ibu kota Jawa Barat, Bandung. Jarak Garut ke Bandung 61,5 km, sedangkan jarak Garut ke Jakarta 216 km.

Berikut fakta Kabupaten Garut:

1. Sejarah Kabupaten Garut

Sejarah Kabupaten Garut berawal dari pembubaran Kabupaten Limbangan pada tahun 1811 oleh Daendels dengan alasan produksi kopi dari daerah Limbangan menurun hingga titik paling rendah nol.

Sementara, bupati Kabupaten Limbangan menolak perintah menanam nila (indigo) atau sejenis polong-polongan.

Letnan Gubernur di Indonesia yang saat itu dijabat oleh Raffles, telah mengeluarkan Surat Keputusan tentang pembentukan kembali Kabupaten Limbangan dengan ibu kota di Suci.

Namun, Suci kurang memenuhi persyaratan sebagai ibu kota kabupaten.

Lalu, Bupati Limbangan Adipati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia untuk mencari tempat yang cocok sebagai ibu kota kabupaten. Pada awalnya, panitia menemukan Cimurah, yang letaknya sebelah timur Suci. Akan tetapi, tempat tersebut sulit air bersih.

Selanjutnya, panitia mencari tempat di barat Suci, berjarak sekitar 5 km.

Selain tanahnya subur, tempat tersebut memiliki mata air yang mengalir ke Sungai Cimanuk serta pemandangan yang indah dikelilingi pegunungan, seperti Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Galunggung, Gunung Talaga Bodas, dan gunung Karacak.

Saat ditemukan, ada seorang panitia yang tangannya tergores atau "kakarut" semak belukar berduri. Dalam rombongan itu, ikut orang Eropa yang turut membenahi atau "ngabaladah" tempat tersebut.

Orang Eropa tersebut menyebut kakarut dengan lidah yang tidak fasih sehingga penyebutannya menjadi "gagarut".

Sejak saat itu, rombongan panitia menamai tanaman berduri dengan sebutan "Ki Garut" dan telaganya dinamai "Ci Garut" (Lokasi telaga ini sekarang ditempati oleh bangunan SLTP I, SLTP II, dan SLTP IV Garut).

Dengan ditemukannya Ci Garut, daerah itu dikenal dengan nama Garut.

Kemudian, nama Garut direstui Bupati Kabupaten Limbangan Adipati Adiwijaya untuk dijadikan ibu kota Kabupaten Limbangan.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Nomor 60 tertanggal 7 Mei 1913, nama Kabupaten Limbangan diganti menjadi Kabupaten Garut. Pada 1 Juli 1913, ibu kota Kabupaten Garut ditetapkan di Kota Garut.

Pada masa pemerintahan Adipati Suria Karta Legawa (1915-1929), pada 14 Agustus 1925, berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal, Kabupaten Garut disahkan menjadi daerah pemerintahan yang berdiri sendiri (otonom). Kewenangan otonom terkait dengan pemeliharaan jalan, jembatan, kebersihan, dan poliklinik.

2. Luas Wilayah dan Batas Wilayah

Kabupaten Garut berbatasan dengan sejumlah wilayah di Indonesia, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.

Luas wilayah Kabupaten Garut adalah 3.065 km2 dengan kecamatan sebanyak 42 kecamatan.

3. Julukan Swiss van Java

Nama Garut telah harum sejak zaman kolonial. Pada awal abad ke 20, bintang komedian Inggris, Charlie Chaplin pernah sampai dua kali mengunjungi Garut untuk menikmati keindahan panorama gunung-gunungnya.

Daerah sejuk itu pun mendapat sebutan Swiss van Java.

4. Garut Kota Intan

Kota Intan merupakan julukan Kota Garut. Pertama kali julukan itu dilontarkan oleh Presiden Soekarno (atau yang akrab dipanggil Bung Karno) pada tahun 1960-an.

Saat itu, Bung Karno melihat keadaan lingkungan Garut sangat bersih, pemandangannya indah, masyarakatnya tertib, dan nyaman bagi tamu.

Maka dari itu dalam pidatonya di Babancong, Bung Karno menyatakan bahwa Kota Garut sebagai Kota Intan yang merupakan kepanjangan dari indah, tertib, aman, dan nyaman.

Saat itu, Garut bagaikan intan yang memencarkan cahaya gemerlapan.

Sampai saat ini, julukan tersebut masih dikenal dimana-mana.

Selain sebagai Kota Intan berbagai julukan juga dilekatkan pada Garut, yaitu Swiss van Java, Garut Mooi (Garut yang indah), Kota Dodol, Garut Pangirutan, dan lain-lain.

5. Dodol Garut

Makanan khas Garut yang terkenal adalah Dodol Garut. Makanan ini telah diekspor ke berbagai negara.

Dodol telah menjadi industri sejak 1926 yang diprakarsai Ibu Karniasih. Saat itu, bahan pembuatannya berupa tepung beras ketan, gula putih, susu, dan santan kelapa. Bahan diolah tanpa menggunakan bahan pengawet.

Seiring waktu, dodol mulai dimodifikasi dengan memanfaatkan waluh, kentang, kacang, pepaya, nanas, sirsak, dan lain sebagainya.

Namun dari sekian banyak jenis dodol, dodol berbahan ketan yang paling banyak diminati konsumen.

6. Wisata Garut

Garut memiliki berbagai obyek wisata yang dapat dikunjungi saat liburan bersama keluarga atau orang-orang terdekat.

Beberapa wisata di Garut, yaitu

Wisata Cipanas Garut

Objek wisata buatan taman rekreasi dan kolam renang air panas cipanas terletak di Cipanas, Kecamatan Tarogong, Kabupaten Garut.

Obyek wisata dan Hotel Cipanas Indah dengan luas 9.335 m2 dimiliki oleh Pemda Garut.

Taman rekreasi ini memiliki lahan berbukit-bukit dengan kemiringan lahan yang agak curam, stabilitas tanah sedang, dan daya serap tanah baik.

Fasilitas di sini berupa kolam renang air panas berukuran 20 x 10 m2 dengan kebersihan air dan kondisi bangunan yang terjaga.

Lokasi: Desa Pasawahan/Kampung Dukuh, terletak di perbatasan Kecamatan Tarogong dan Kecamatan Boyongbong, Kabupaten Garut.

Gunung Papandayan

Gunung Papandayan merupakan jenis gunung berapi yang memiliki ketinggian 2.622 m.

Gunung Papandayan cukup populer karena memiliki jalur pendakian yang ramah untuk semua pengunjung.

Di gunung juga terdapat kawah, empat diantaranya merupakan kawah aktif yang pernah meletus pada 2002.

Gunung Papandayan terletak di Desa Sirna Jaya dan Desa Keramat Wangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut.

Situ Bagendit

Situ Bagendit merupakan obyek wisata berupa danau. Di tempat ini, pengunjung dapat melihat pemandangan dan mengelilingi danau dengan menggunakan perahu.

Selain itu, para pengunjung dapat melakukan rekreasi keluarga dan menikmati pemandangan menggunakan sepeda air.

Tarif sewa perahu Rp 25.000 per 15 menit dan tarif sepeda air Rp 10.000 per 15 menit. Lokasi: Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat

Sumber: ecampus.unusia.ac.id, kebudayaan.kemdikbud.go.id, jabarprov.go.id, dan www.garutkab.go.id

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/22/224726278/6-fakta-kabupaten-garut-kota-intan-yang-pernah-dikunjungi-charlie-chaplin

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com