Salin Artikel

Kisah Alif, Santri yang Tewas Saat Kebakaran Pesantren di Karawang, Sempat Berusaha Tolong Temannya

Bocah yang akrab dipanggil Alif itu tercatat sebagai warga Kampung Hegarmanah, Desa Purwadadi Barat, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Jenazah Alif telah tiba di kampung halamannya pada Selasa (22/2/2022).

Sang kakek, Yayan Suryano bercerita jika cucunya baru 2 tahun tinggal di pondok pesantren saat Alif berusia 10 tahun.

Menurut Yayan di hari kejadian, sekitar pukul 14.30 WIB, cucunya bersama sembilan santri lainnya beristrirahat di kamar.

Saat kebakaran terjadi, cucunya tak bisa menyelamatkan diri karena api sudah merembet ke kamar sehingga para santri terjebak di dalam kamar.

"Ia (Alif) habis sholat Dzuhur istirahat di lantai dua tempat kamarnya sekitar 10 orang sekira jam setengah tiga sore, konon katanya terjebak akibat konsleting listrik di kipas angin yang diketahui seperti itu," ucap Yayan kepada wartawan di Subang, Selasa (22/2/2022).

Yayan bercerita, sebelum meninggal, Alif sempat menolong temannya. Namun Alif dan rekannya yang berusia 7 tahun sama-sama terjebak dan ditemukan meninggal dunia.

"Cucu saya sempat menolong temannya yang 7 tahun tapi tetap tidak tertolong karena api sudah membesar dan sudah menjebak mereka," katanya.

Saat ditemukan tewas, tubuh Alif mengalami luka bakar yang cukup parah. Karena kondisi tubuhnya rusak, Alif dimakamkan dengan menggunakan peti mati.

Alif kemudian dimakamkan di TPU Santiong, Kampung Warung Asem, Desa Purwadadi, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang.

Saat kebakaran terjadi, api cepat merembet dan menjalar ke bangunan rumah yang terbuat dari kayu.

Peristiwa tersebut menewaskan delapan santri, sementara 2 santri lainnya luka-luka.

Dari informasi awal yang diterima polisi, api muncul bermula dari percikan kipas angin. Kemudian membesar setelah percikan api tersebut mengenai kasur di dalam kamar.

"Dugaan awal masih di dalami, kita sudah melakukan olah TKP, langkah-langkah kita saat awal kejadian muspika cilamaya berkoordinasi pihak damkar bpbd stakeholder terkait membantu dan menolong kejadian di lapangan," katanya.

Sementara itu penyuluh agama Kecamatan Cilamaya Kulon, Sri menceritakan kronologi kebakaran yang ia ketahui dari pengurus pesantren.

"Sebagian santri bisa lewat, namun yang delapan ini tidak bisa lewat, karena api membesar di bagian pintu keluar yang melalui tangga," kata Sri kepada Tribun Jabar di lokasi, Senin (21/2/2022).

Sri mengatakan, delapan santri yang tewas juga tidak keluar melalui jendela kamar, karena jendela kamar asrama di lantai 2 tersebut di pasang besi tralis.

"Mau keluar lewat jendela, tetapi pakai tralis," katanya.

"Delapan meninggal, dua luka-luka," kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Rohmat di lokasi kejadian, Senin.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan | Editor : Abba Gabrillin), Tribun Jabar

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/23/124200178/kisah-alif-santri-yang-tewas-saat-kebakaran-pesantren-di-karawang-sempat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke