Salin Artikel

[POPULER BANDUNG] Aksi Geng Motor di Tasikmalaya | Pembunuh Bawa Jasad Korban Pakai Motor Saat Hendak Membuangnya

KOMPAS.com - Aksi geng motor di Kota Tasikmalaya bikin warga resah. Beberapa warga bahkan ada yang hafal jadwal geng tersebut beraksi.

Berita populer lainnya adalah seputar pembunuh perempuan di Kota Bandung yang membawa jasad korban memakai sepeda motor saat hendak membuangnya. Jasad korban diapit oleh pelaku dan rekannya.

Berikut berita-berita populer di Bandung pada Minggu (6/3/2022).

1. Geng motor bikin resah

Warga di Kota Tasikmalaya dibikin resah oleh aksi ugal-ugalan geng motor.

Pada Minggu (27/2/2022), sebuah mobil rusak di bagian kaca dan bodi karena dilempari batu oleh para pelaku.

Gara-gara aksi geng motor itu, sejumlah pedagang pasar malam Cikurubuk, memilih tak pulang ke rumah di waktu geng motor tersebut beraksi.

Seorang pedagang, Rohmat (37), bahkan sudah hafal jadwal mereka beraksi.

"Saking seringnya, saya jadi sangat hafal dua malam keluarnya geng motor. Rabu malam dan Jumat malam pasti pada keluar. Saya sering melihat mereka tiap kedua malam itu," ucapnya, Sabtu (5/3/2022).

Pedagang lainnya di Pasar Cikurubuk, Nenih (37), mempunyai pengalaman tak menyenangkan saat berpapasan dengan geng motor.

"Saya pengalaman saat itu tanpa alasan motornya didekatkan ke motor saya sambil jalan dan knalpotnya dikencangkan. Beruntung saat itu ada mobil yang lewat pelan-pelan mau menolong. Mereka pun kabur," ujarnya.

Baca selengkapnya: Warga di Kota Ini Sudah Hafal Jadwal Geng Motor Beraksi, bahkan Punya Cara agar Tak Berpapasan

Seorang pembunuh di Kota Bandung membawa jasad korbannya memakai sepeda motor sebelum membuangnya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung AKBP Rudi Trihandoyo menjelaskan, saat itu pelaku mengajak rekannya untuk membuang korban.

Pelaku dan rekannya membawa jasad korban dengan berboncengan tiga. Korban diapit oleh pelaku dan kawannya.

Korban sempat berkeliling sambil membawa jenazah untuk menentukan lokasi pembuangan mayat.

"Mereka sempat berkeliling menaiki motor, bonceng tiga bersama korban yang sudah tak bernyawa. Tiba di lokasi (Arcamanik), pelaku akhirnya membuang korban," ucapnya, Minggu (6/3/2022).

Baca selengkapnya: Pembunuh Wanita di Bandung Bawa Jasad Korban Berkeliling dengan Motor Sebelum Membuangnya

Warga di Perumahan Bumi Citra, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dikejutkan dengan penemuan jasad seorang laki-laki di sebuah rumah kontrakan.

Saat ditemukan, jasad tersebut sudah rusak.

Ternyata, itu merupakan jasad seorang pria berinisial DS (44), warga Kecamatan Cisayong, Tasikmalaya.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Rajapolah Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tasikmalaya AKP Iwan Sujarwo menuturkan, warga menemukan jasad itu usai mencium bau busuk di sekitar lokasi penemuan.

"Masyarakat mencium bau menyengat dikira binatang atau apa. Saat dibongkar ternyata mayat laki-laki yang sudah jadi tengkorak, jasadnya sudah rusak," ungkapnya, Minggu (6/3/2022).

Baca selengkapnya: Penemuan Tengkorak Manusia di Tasikmalaya, Berawal Bau Busuk dari Rumah Kontrakan

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung, Agie Permadi | Editor: David Oliver Purba, Pythag Kurniati, Michael Hangga Wismabrata)

https://bandung.kompas.com/read/2022/03/07/060000278/-populer-bandung-aksi-geng-motor-di-tasikmalaya-pembunuh-bawa-jasad-korban

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com