Salin Artikel

Doni Salmanan Jadi Tersangka, Ketua RT: Sosok Dermawan, Sebelum Kaya Bekerja Jadi Sales hingga Tukang Parkir

BANDUNG, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri melakukan penahanan terhadap Doni Salmanan setelah yang bersangkutan ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan berkedok trading binary option Quotex.

Doni Salmanan merupakan Youtuber, yang dikenal sebagai salah satu orang superkaya di Indonesia, atau sering disebut crazy rich. Dia berasal dari Soreang, Kabupaten Bandung.

Terlepas dari kasusnya, ketua RT tempatnya tinggal menyebut Doni dikenal memiliki perangai yang baik.

Amin Sayumin (49), ketua RT tempat Doni Salmanan tinggal mengatakan, Doni merupakan sosok yang dermawan dan baik pada warga sekitar. Sebelum menjadi kaya, dia pun kerap gonta-ganti pekerjaan.

Amin menyebut, sifat Doni tidak berubah meski perekonomiannya berubah.

"Kebiasaan sangat baik. Mau ke warga atau ke orang lain, sering memberi uang ke warga. Sifatnya tidak berubah meski sudah kaya," kata Amin ditemui Selasa (8/3/2022).

Amin masih mengingat, sekitar bulan Januari 2022 Doni memberikan bantuan untuk warga setempat.

"Terakhir Doni ngasih sembako di Bulan Januari, kadang satu RT atau satu RW," ujarnya.

Selain berbentuk uang, Doni juga kerap memberikan sembako seperti beras, telur, minyak, dan lainnya.

Tidak hanya itu, Doni juga disebut kerap menjadi donatur dalam program-program yang digelar oleh RT atau RW setempat.

"Kadang ngasih beras. Itu yang memberi (beras dari) ibunya, Doninya jarang. Bahkan dia suka bantu juga program RT," tuturnya.

Selain terkenal dermawan, sebelum terkenal Doni kerap mengikuti pengajian di lingkungan bersama keluarganya yang aktif mengikuti pengajian rutin.

"Sebelum terkenal, biasanya, sempat pesantren di Ustad Deden. Keluarganya bermasyarakat, sering ikut pengajian di lingkungan masyarakat," kata Amin.

Sejak Doni sukses menjadi seorang trender, sejak itu pula sosok Doni jarang dijumpai di kediamannya.

"Dulu mah di sini, sekarang mah udah nggak di sini. Apalagi sudah menikah, pindah ke Padalarang. Kalau pulang, paling seminggu sekali, itu pun malem," jelasnya.

Amin tak menampik, sebelum Doni sukses, crazy rich asal Soreang itu sempat bekerja di beberapa tempat dengan profesi yang berbeda.

"Pekerjaannya sales, cleaning service, tukang parkir, saya tahu betul dia. Bapaknya yang asli di sini, ibunya kalau nggak salah asli Tasik," tambahnya.

Pantauan Kompas.com rumah Doni Salaman terlihat sepi tidak berpenghuni. Rumah yang memiliki tiga tingkat ini nampak lenggang dengan lampu di lantai dua menyala.

Sementara di garasi, terparkir mobil berwarna putih beserta satu buah sepeda motor. Rumah Doni Salaman terbilang cukup luas di banding rumah yang ada di sekitarnya.

Menurut Amin, Doni baru membeli rumah tersebut sekitar dua tahun lalu, sebelum Covid-19 melanda.

Sebelum tinggal di daerah Soreang, Doni dikabarkan pernah mengontrak di salah satu perumahan yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Rumah yang di sini dibeli sebelum Covid, sebelumnya ngontrak di perumahan nggak jauh dari sini, sekarang kadang diisi ibu atau bapaknya, kadang juga ada saudaranya," ujar Amin.

Meski kini terjerat kasus, Amin mengaku warga sekitar belum merasa kehilangan sang Crazy Rich itu.

"Warga belum merasakan kehilangan setelah Doni tersandung kasus. Namanya juga cobaan hidup, pasti siapapun merasakan," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/03/09/075739878/doni-salmanan-jadi-tersangka-ketua-rt-sosok-dermawan-sebelum-kaya-bekerja

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com