Salin Artikel

Mobil Dinas Pejabat Pemkab Tasikmalaya Ringsek Tertabrak KA di Rel Tanpa Palang Pintu

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Mobil Dinas Pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya ringsek usai tertabrak dan terseret Kereta Api (KA) barang di rel tanpa palang pintu dekat Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, pada Kamis (10/3/2022) pagi sekitar pukul 5.15 WIB.

Mobil bernomor polisi Z 258 N dikemudikan Dindin Saepudin (58), Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya seorang diri tanpa penumpang.

Korban pun mengalami luka berat karena kendaraannya terseret kereta api sekitar 10 meter. Didin segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

"Ya, tadi pagi kami menerima informasi dari Polsek Manonjaya bahwa sekitar pukul 05.15 WIB terlah terjadi kecelakaan lalu lintas. Mobil Toyota Inova tertabrak dan terseret kereta api sekitar 10 meter dari arah Surabaya menuju Bandung pengangkut barang," jelas Kepala Unit Penegakan Hukum (Gakkum) Lalu Lintas Polresta Tasikmalaya, Ipda Zezen Zaenal Mutaqin, kepada wartawan, Kamis (10/3/2022) pagi.

Zezen menambahkan, mobil yang dikemudikan korban hendak melintasi rel tanpa palang pintu dan tak mengetahui kereta api barang dari arah Surabaya ke Bandung dan langsung terjadi tabrakan.

Mobil korban sontak terseret sekitar 10 meter terbawa lokomotif kereta kemudian terpental ke pinggir rel.

Kecelakaan itu tepatnya di arah masuk Pontren Miftahul Huda Manonjaya Kampung Warung Sumedang Desa Manonjaya Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

"Korban mengalami luka-luka di bagian kepala karena benturan. Korban hanya satu orang. Saat ini sudah dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Jasa Kartini," tambahnya.

Sedangkan kondisi mobil mengalami kerusakan parah di bagian depan, belakang dan samping dengan semua kaca mobil pecah.

"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Penumpang hanya luka-luka saja. Saat ini kita masih mengevakuasi kendaraan," ungkap dia.

Oman (35), salah seorang saksi sekaligus penjual susu keliling mengaku dirinya setiap hari melintasi perlintasan KA rak tak berpalang pintu untuk berjualan susu kambing keliling.

Saat hendak melintas di Jalan Pasir Panjang, Kampung Sumedang berhenti sejenak karena ada suara klakson KA dari arah Timur menuju Barat.

"Saya sempat berhenti karena dari arah Timur (Surabaya) menuju Barat (Bandung) KA akan melewati, tetapi saya melihat langsung mobil plat merah dari arah bersamaan nyelonong dan langsung tertabrak hingga kendaraan juga sempat terseret 10 meter dan menabrak patok batas. Saya, sempat berteriak meminta warga untuk menolong korban karena kondisi mobil terbalik dan kami melihat hanya satu orang berpakaian PNS," ujarnya.

Pantauan Kompas.com di lokasi, mobil Inova hitam berplat merah tersebut terlihat masih terbalik ke sebelah kanan jalan di samping perlintasan KA.

Selain warga dan petugas Kepolisian, terlihat petugas KA berseragam dan beberapa orang Polisi Khusus KA (Polsuska) ikut melakukan penjagaan di sekitar lokasi.

Sementara itu, petugas Kepolisian masih berupaya melakukan pengangkatan bangkai kendaraan untuk dibawa diamankan.

https://bandung.kompas.com/read/2022/03/10/113822878/mobil-dinas-pejabat-pemkab-tasikmalaya-ringsek-tertabrak-ka-di-rel-tanpa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com