Salin Artikel

Banjir di Baleendah Bandung Berangsur Surut, Sejumlah Kendaraan Mulai Padati Jalan

BANDUNG, KOMPAS.com - Banjir yang sempat melanda Kampung Muara, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung kini berangsur surut.

Pantauan Kompas.com beberapa titik sepanjang Jalan Andir-Katapang sudah bisa dilalui kendaraan, baik roda dua atau empat.

Genangan air masih terlihat tepat di dekat jembatan perbatasan antara Kampung Muara dan Kampung Jambatan.

Sejak pagi pukul 07.00 WIB, warga yang rumahnya terendam oleh luapan Sungai Cisangkuy terlihat mulai membersihkan material lumpur dan tanah yang terbawa oleh aliran sungai.

Beberapa ada yang membersihkan lantai, tembok serta kaca rumah, terlihat juga di pagar rumah, warga sekitar menjemur barang-barang yang terendam oleh banjir.

Aji Setia (43), warga Kampung Muara mengatakan, banjir cepat surut lantaran dibantu mobil pompa air yang sudah siaga sejak kemarin (15/3/2022).

"Kemarin udah siap mobil pompa air, ada 3 mobil, kebantu lah, itu di sedot sampai subuh tadi dari kemarin pagi," kata Aji ditemui, Selasa (16/3/2022).

Aji mengatakan, banjir cepat surut jika aliran sungai Cisangkuy berangsur turun.

"Tanpa truk penyedot itu biasanya seharian itu kalau enggak ketimpa lagi hujan, kalau ada hujan lagi apalagi gede ya lama lagi, sama tergantung sungai juga kalau surut ya di sini juga surut," katanya.

Meski sudah di bangun kolam retensi, Aji mengaku tetap saja Kampung Muara kerap terkena banjir, dibandingkan dengan kampung lain.

"Kampung Jembatan sudah ada saluran di drainase menuju pembuangan sedangkan di Kampung Muara masih belum ada drainase ke pembuangan, jadi ya kalau hujan pasti banjir lagi," jelasnya.

Selain itu ketika banjir datang, Aji mengatakan, warga Kampung Muara kerap menolak mengungsi atau dievakuasi.

Rata-rata, warga lebih memilih diam di lantai dua. Ia menjelaskan, warga Kampung Muara kerap mengira-ngira banjir yang datang sebagai tolak ukur harus mengungsi atau tidak.

"Masyarakat merasa tidak perlu mengungsi sekalipun banjir setinggi 2 meter, 95 persen rumah memiliki lantai atas untuk berlindung," ujarnya.

Sebelumnya Camat Baleendah, Eef Syarif Hidayatulloh mengatakan, warga yang terdampak banjir di Baleendah ada sekitar 2.000 Kepala Keluarga (KK) dari 10 Rukun Warga (RW).

Kendati demikian, banyak warga lebih memilih untuk tidak mengungsi di kecamatan tersebut.

"Berdasarkan data yang terhimpun, kurang lebih sekitar 2.000 KK dengan jumlah jiwa diestimasi sekitar 8.000-an, tapi sejauh ini belum ada yang mengungsi. Dari beberapa lokasi pengungsian yang sudah ada itu masih belum di isi," katanya Eef saat ditemui, Selasa (15/3/2022).

https://bandung.kompas.com/read/2022/03/16/114438478/banjir-di-baleendah-bandung-berangsur-surut-sejumlah-kendaraan-mulai-padati

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com