Salin Artikel

Puluhan Petasan Berdaya Ledak Tinggi di Pasar Indihiang Tasikmalaya Disita

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Polsek Indihiang Polres Kota (Polresta) Tasikmalaya menyita berbagai jenis petasan berdaya ledak tinggi yang dinilai rawan menimbulkan korban dari para pedagang.

Beberapa penjual kembang api dadakan disinyalir masih menjual petasan yang dilarang secara sembunyi-sembunyi.

"Kami masih menemukan banyak pedagang kembang api dadakan selama Ramadhan di pasar dan jalanan yang masih bandel menjual petasan, terutama yang berdaya ledak tinggi," ungkap Kepala Polsek Indihiang Polresta Tasikmalaya Kompol Didik Rohim Hadi melalui Kanit Sabhara Agus Kushaeni.

Razia petasan ini disebut Agus untuk mencegah warga terluka akibat ledakan dan mengurangi ketidaknyamanan akibat bunyi ledakan yang dapat mengganggu ibadah di bulan Ramadhan.

"Sangat membahayakan dan menganggu ibadah puasa. Kami dapat puluhan petasan daya ledak tinggi saat razia," sambung Agus.

Agus menambahkan, salah satu lokasi yang menjadi fokus dan rawan petasan berlokasi di sekitar Pasar Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Pihaknya pun menyita petasan yang berbahaya supaya para penjual kembang api tak berani lagi menyediakan petasan untuk dijual ke masyarakat umum.

Selain itu juga memberi sosialisasi bahaya petasan bagi masyarakat.

"Kami pun sempat menyalakan satu petasan sebagai uji coba dan dilihat oleh masyarakat serta pedagangnya. Dari hasil percobaan itu disimpulkan petasan yang disita memiliki daya ledak berbahaya," tambah dia.

Seperti halnya, petasan berbagai jenis dengan ledakan tinggi sangat membahayakan dan membuat suara bising yang tinggi.

Bahkan, petasan yang ditembakan ke atas pun selalu menimbukan percikan api yang membahayakan lingkungan sekitar.

"Meski petasan ditembakan ke atas, percikan apinya kena ke rumah orang lain atau tetangga, bisa langsung kebakaran. Sangat rawan dan membahayakan itu," ujar dia.

Operasi ini direspon masyarakat sekitar yang menyetujui pemberantasan petasan yang selama ini masih dijual bebas para pedagang terutama ke anak-anak.

Hal itu sangat berbahaya dan justru anak yang menyalakan petasan sewaktu-waktu akan menjadi korban.

"Pedagang enak, jual petasan dapat duit. Kalau udah anak itu korban ledakan, hilang jarinya seperti di Jawa Tengah, mana ada mau tanggung jawab tu penjual, yang ada kabur, gak mau tanggung jawab. Karakter orang mau enaknya sendiri gitu Pak, memang gak ada ahlak," kata Solihin Zaedan (48), salah seorang warga di Pasar Indihiang, Kota Tasikmalaya, Rabu siang.

Hasil operasi petasan berbahaya tersebut langsung dibawa ke Markas Polsek Indihiang untuk diamankan, dan nantinya akan dimusnahkan dengan cara disiram air.

Operasi seperti ini akan rutin dilakukan selama bulan Ramadhan demi memberikan rasa aman dan nyaman saat menjalankan ibadah Puasa.

https://bandung.kompas.com/read/2022/04/06/142501178/puluhan-petasan-berdaya-ledak-tinggi-di-pasar-indihiang-tasikmalaya-disita

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke