Salin Artikel

Jelang Aksi Demo Mahasiswa 11 April, Wakapolda Jabar: Anggota yang Bawa Senjata, Simpan Saja di Rumah...

BANDUNG, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa besar-besaran berencana dilakukan mahasiswa se-Indonesia besok, pada Senin (11/4/2022).

Di Jawa Barat (Jabar), polisi yang bertugas mengamankan aksi unjuk rasa ini dilarang membawa senjata api hingga tongkat untuk melayani para demonstran nanti.

Merespons adanya aksi tersebut, Direktorat Pengamanan Objek vital (Ditpamobvit) Polda Jabar melakukan apel persiapan di halaman Kantor Ditpamobvit, Ujung Berung, Kota bandung, Jawa Barat, Minggu (10/4/2022).

Usai melakukan pengecekan persiapan anggota, Pemimpin Apel Wakapolda Jabar Brigjen Pol Bariza Zulfi memerintahkan anggotanya yang membawa senjata api hingga tongkat untuk mengacungkanya.

"Tadi saya lihat ada anggota yang membawa senjata, bagi anggota yang membawa senjata dan tongkat acungkan," kata Bariza saat apel persiapan.

Bariza kemudian meminta anggota untuk melepas senjata dan menaruhnya di pinggir barisan.

Ia melarang anggota yang melakukan pengamanan aksi unjuk rasa mahasiswa di Jawa Barat nanti, untuk tidak membawa senjata hingga tongkatnya.

"Bagi anggota yang membawa senjata, simpan saja di rumah di tempat yang benar-benar aman," katanya.

Usai apel, Bariza mengatakan bahwa Ditpamobvit Polda Jabar tengah melakukan apel persiapan untuk melayani aksi unjuk rasa mahasiswa.

"Bahwa kita anggota Kepolisian Negara RI akan mengamankan dan melayani kegiatan besok," ucap Bariza.

Apel persiapan ini merupakan salah satu bentuk kepolisian, khususnya Ditpamobvit untuk mengecek kondisi personil baik dari segi peralatan, perlengkapan perorangan sesuai dengan atensi pimpinan kepolisian.

Disinggung soal anggota yang diperintahkan untuk melepas senjata saat pengawalan aksi unjuk rasa, Bariza menjelaskan bahwa hal tersebut tak diperlukan saat mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa.

Ia bahkan menyampaikannya kepada anggota jajarannya, untuk bersikap persuasif pada saat mengawal para mahasiswa, dan menganggap mereka sebagai anak, adik-adik, hingga penerus bangsa.

"Karena besok kegiatan adek-adek mahasiswa, mereka penerus bangsa, menunjukkan bahwa kita akan melayani dan mengamankan mereka, yang penting tidak ada pihak lain yang menyusup. Oleh karena itu, tidak perlu kita menggunakan tongkat-tongkat untuk melaksanakan pengamanan. Kita layani dan amankan sebagai anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa," pungkasnya.

Siagakan 828 personel

Dalam pengamanan objek vital, termasuk aksi unjuk rasa nanti, seluruh personel Ditpamobvit yang berjumlah 828 orang diterjunkan.

"Personil seluruh dilibatkan karena ada yang bertugas di daerah obyek vital, baik itu kawasan industri kemudian wisata, kemudian juga SPBU, dan depot Pertamina dan tempat lain yang dianggap vital untuk kita amankan seluruhnya. Pamobvit siap melakukan pengamanan, tak hanya di Bandung tapi semua wilayah jajaran Polda Jabar," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo menambahkan, bahwa pihak kepolisian akan mengamankan aksi unjuk rasa dengan baik dan humanis.

Pengawalan akan dilakukan anggota Polda jabar dari mulai aksi unjuk rasa hingga selesai.

"Dalam hal ini Polda Jabar untuk memastikan lokasi, benda-benda dan orang orang yang terlibat kegiatan unras (unjuk rasa) dapat berjalan dengan baik dan tertib tanpa ada gangguan yang berakibat kurang baik kepada masyarakat, sehingga aksi unras dapat berlangsung tertib," ucap Tompo.

Menghindari tindakan represif

Tompo pun menjelaskan bahwa berdasarkan atensi pimpinannya dalam hal ini, Kapolda Jabar Irjen pol Suntana yang menginstruksikan seluruh jajarannya untuk tidak membawa senjata api saat mengamankan aksi unjuk rasa.

"Polri menegaskan bahwa dalam mengamankan aksi unras, anggota Polisi tidak diperbolehkan membawa senjata api," ucap Tompo.

Dikatakan, walaupun pengamanan unjuk rasa sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dan terbagi beberapa tahapan zona tingkat keamanan, namun tembakan senjata api tetap tidak diperbolehkan.

"Polda Jabar tetap akan mengedepankan pola pendekatan persuasif dalam kegiatan unjuk rasa serta menghindari tindakan represif. Ini dilakukan dengan memaksimalkan fungsi Intelejen dalam mengukur potensi gangguan, termasuk deteksi dini ancaman gangguan Kamtibmas," ucapnya.

Minta aparat tidak lakukan kekerasan

Seperti diketahui, mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana melakukan aksi demo besar-besaran, Senin.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa pemerintah sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengamankan rencana unjuk rasa mahasiswa pada Senin (11/4/2022).

Ia meminta aparat keamanan untuk tidak melakukan kekerasan apalagi membawa peluru tajam saat mengamankan aksi.

"Tidak boleh ada kekerasan, tidak membawa peluru tajam, juga jangan sampai terpancing oleh provokasi," kata Mahfud.

https://bandung.kompas.com/read/2022/04/10/124523578/jelang-aksi-demo-mahasiswa-11-april-wakapolda-jabar-anggota-yang-bawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke