Salin Artikel

[POPULER JAWA BARAT] Jawaban Ridwan Kamil soal Pilpres | Demo 11 April di Bandung

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memberikan tanggapannya soal hasil survei terkait kiprah politiknya.

Berita lainnya, demo 11 April di Kota Bandung, Jabar, diadakan di Gedung Sate atau kantor Pemerintah Provinsi Jabar dan gedung DPRD Jabar.

Berikut berita-berita populer di Jawa Barat, Senin (11/4/2022).

Ridwan Kamil menjadi salah satu tokoh yang muncul dalam hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ”Prospek Presiden 2024”.

Terkait hal itu, pria yang kerap disapa Emil ini berpendapat bahwa hasil survei bisa dijadikan bahan evaluasi kinerjanya sebagai Gubernur Jabar.

"Saya sih, hari-hari ini kalau urusan survei, memantau saja hasilnya dan mengevaluasi diri. Kalau ternyata disukai berarti disukai karena pekerjaan yang dilakukan. Dan tugas sebagai gubernur, adalah bekerja. Kalaupun dengan hasil pekerjaannya diapresiasi maka ini hasil yang sewajarnya ia dapat," ujarnya, Senin (11/4/2022).

Emil mengatakan, hasil survei ini membuktikan bahwa tingkat elektoral berbanding lurus dengan kinerja.

Namun, saat ditanya soal rencana politiknya di 2024 mendatang, Emil enggan membahas.

"Itu mah kalau takdir itu enggak bisa dibilang dari sekarang. Kalau ada (kesempatan maju) Bismillah, kalau enggak ada ya enggak ada masalah," ucapnya.

Baca selengkapnya: Soal Pilpres, Ridwan Kamil: Kalau Ada Kesempatan Maju Bismilah, Kalau Gak Ada, Gak Masalah

Aliansi Mahasiswa Jabar Menggugat, yang merupakan gabungan mahasiswa dari berbagai universitas, menggelar unjuk rasa pada Senin.

Demonstrasi digelar di Gedung Sate atau kantor Pemerintah Provinsi Jabar dan gedung DPRD Jabar, Kota Bandung.

Koordinator lapangan, Andika Fibio, menuturkan, unjuk rasa ini dihadiri oleh mahasiswa dari sejumlah universitas di Bandung.

Dalam demonstasi ini, ada sejumlah isu yang disuarakan peserta, yakni mengenai kenaikan bahan pokok hingga penundaan pemilu dan jabatan presiden 3 periode.

"Isu yang diangkat mengenai tentang penundaan pemilu tiga periode, bahan pokok yang naik, dan janji politik yang belum terealisasi sepenuhnya," ungkapnya.

Baca selengkapnya: Mahasiswa di Bandung Demo di Depan Gedung Sate dan DPRD Jabar

Sesosok mayat perempuan tanpa busana ditemukan dalam kondisi mengambang di aliran Sungai Citarum, tepatnya di sekitar jembatan BBS, Kabupaten Bandung Barat, Senin.

Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Batujajar AKP Bambang menjelaskan, berdasarkan hasil identifikasi, tidak ada luka atau tanda-tanda kekerasan maupun tindak pidana lainnya di tubuh jenazah.

Bambang menyampaikan, jenazah perempuan itu hanya memakai jam tangan berwarna putih dan kalung.

"Sementara itu mayat perempuan, tapi kita belum tahu identitasnya karena masih dalam proses pengembangan dan penyelidikan," tuturnya.

Mengenai penyebab meninggalnya korban, polisi masih menyelidikinya. Hasilnya akan diketahui dari hasil otopsi.

Baca selengkapnya: Mayat Perempuan Tanpa Busana Ditemukan Mengambang di Aliran Sungai Citarum Bandung Barat

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani; Kontributor Bandung | Editor: Reni Susanti, Khairina, I Kadek Wira Aditya)

https://bandung.kompas.com/read/2022/04/12/051000178/-populer-jawa-barat-jawaban-ridwan-kamil-soal-pilpres-demo-11-april-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com