Salin Artikel

Menguak Jejak Sejarah Masjid Agung Cianjur lewat Seuntai Syair

CIANJUR, KOMPAS.com – Berdiri di atas lahan seluas 4.000 meter persegi, Masjid Agung Cianjur, Jawa Barat, berdiri kokoh nan megah.

Menjulang dengan arsitektur yang indah, keberadaan masjid kebanggaan masyarakat "Tatar santri" ini tampak mencolok di antara bangunan-bangunan di sekitarnya.

Masjid Agung Cianjur, berdiri sejak 1810. Masjid ini tujuh kali mengalami renovasi dan menjadi simbol pusat keagamaan di Cianjur.

Namun ihwal berdirinya masjid ini tak banyak yang tahu. Berkat sebuah syair, sejarah masjid ini terkuak. 

Ending Bahrudin, penulis buku Sejarah Masjid Agung Cianjur menuturkan, titi mangsa berdirinya Masjid Agung Cianjur tertuang pada sebuah nadzom atau syair.

Untaian syair yang terdiri atas 11 larik itu terukir di atas papan jati seukuran daun pintu yang dipajang di depan mihrab.

“Isinya merupakan puji-pujian dan kekaguman terhadap Kabah Mekah dan Masjid Nabawi Madinah, dan masjid ini sendiri,“ kata Ending kepada Kompas.com, Rabu (13/4/2022).

Di akhir syair itulah tertulis keterangan Masjid Agung Cianjur ini pertama kali dibangun pada 1290 hijriyah atau tahun 1810. 

Namun Ending menyebutkan, ukiran syair sebagai bukti otentik itu kini hilang dan tak diketahui keberadaannya hingga sekarang.

“Hilang sewaktu renovasi masjid yang kelima di tahun 1968,“ ucap Ending.

Beruntung ia masih sempat menulis ulang naskah syair tersebut, untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh salah seorang ulama setempat.

“Ke depan, semoga ada rencana untuk membuat replikanya, karena syair ini merupakan tonggak sejarah berdirinya masjid ini,“ ucap Ending.

 Arsitektur Terbaik di Jabar

Menjalani renovasi sebanyak tujuh kali, dan terakhir di tahun 1997, Masjid Agung Cianjur didapuk sebagai salah satu masjid termegah di Jabar.

Bahkan pada 2005, masjid ini mendapat penghargaan dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) sebagai masjid dengan arsitektur terbaik di Jawa Barat.

Pertama kali dibangun, Masjid Agung Cianjur hanya berukuran 20 x 20 meter.

Namun saat ini, luasnya mencapai 2.500 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 4.000 meter.

“Lahannya merupakan wakaf dari Nyi Raden Siti Bodedar, anak bupati Cianjur Ki Sabirudin,“ kata Ending.

Arsitektur Masjid Agung Cianjur sendiri telah mengalami beberapa perubahan seiring renovasi yang dilakukan.

Bangunan masjid yang didominasi warna putih, hijau, dan keemasan ini terdiri atas dua menara tinggi dan dua pendek, serta kubah berbentuk prisma.

Arsitektur tersebut memadukan gaya Banten, Sunda, Jawa, dan Turki.

Untuk ornamen bagian dalam bernuansa Kujang dan Cirebonan yang berpadu dengan ukiran kaligrafi ukuran besar di setiap sisi.

“Kondisi saat ini merupakan hasil renovasi terakhir di tahun 1997. Renovasi paling spektakuler menurut saya karena melibatkan banyak pakar. Kualitas bahan dan presisi benar-benar diperhitungkan saat itu,” ucap Ending.

Kendati telah mengalami beberapa perubahan, ada ciri khas dari awal masjid ini berdiri hingga sekarang yang tetap dipertahankan, yakni menara.

“Menara yang bagian selatan itu sudah ada sejak masjid ini berdiri, itu cirinya. Dulu menara itu dipakai untuk azan, dan untuk mengumumkan informasi-informasi penting seperti jadwal saum Ramadhan, karena dulu kan belum ada speaker seperti sekarang ini,” ujar Ending.

Pusat Syiar Islam

Berdiri di jantung kota, dekat dengan alun-alun dan pendopo bupati, Masjid Agung Cianjur menjadi pusat kegiatan keagamaan dan syiar Islam.

Nyaris 24 jam, masjid ini tak pernah sepi dari aktivitas keagamaan, terutama pada momen Ramadan seperti saat ini.

Sekretaris Umum Dewan Kemakmuran Masjid Agung Cianjur, Ahmad Suhendar menuturkan, selama bulan suci Ramadhan, Masjid Agung Cianjur padat oleh berbagai kegiatan.

“Di bulan Ramadhan tahun ini juga alhamdulilah kita bisa lagi menyelenggarakan shalat tarawih, (mengaji) 30 juz, setelah dua tahun sempat vakum karena situasi pandemi,” kata Ahmad.

Ahmad mengaku terus berupaya melakukan penyempurnaan di bidang manajemen pengelolaan masjid.

Salah satu yang dilakukan adalah pemasangan videotron sebagai media informasi umat.

Ke depan, pihaknya berencana membangun fasilitas informasi masjid secara digital.

“Jadi, masyarakat yang ingin mengetahui sejarah Masjid Agung Cianjur ini tinggal memindainya. Itu rencana kami ke depan, semoga terwujud dalam waktu dekat ini,” ujar Ahmad.

https://bandung.kompas.com/read/2022/04/13/221032678/menguak-jejak-sejarah-masjid-agung-cianjur-lewat-seuntai-syair

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com