Salin Artikel

[POPULER JAWA BARAT] Sosok Abdul Latip, Pengeroyok Ade Armando | Terbongkarnya Penimbunan Solar Bersubsidi

KOMPAS.com - Abdul Latip (25) diduga terlibat pengeroyokan terhadap Ade Armando dalam demonstrasi di Jakarta Senin (11/4/2022).

Menurut camat setempat, Abdul Latip bukanlah mahasiswa.

Berita lainnya, sebanyak tujuh orang ditangkap polisi terkait penimbunan solar bersubsidi di Tasikmalaya dan Indramayu, Jawa Barat (Jabar).

Tujuh pelaku tersebut berinisial TS (44), DS (38), KS (36), ZK (26), dan SN (40) yang beroperasi di wilayah Tasikmalaya. Sedangkan SD (42) dan WW (25) beraksi di Indramayu.

Berikut berita-berita yang populer di sub-rubrik Jawa Barat pada Kamis (14/4/2022).

Nama Abdul Latip (25) santer disebut sebagai salah satu pengeroyok pegiat media sosial, Ade Armando, dalam demonstrasi di Jakarta Senin (11/4/2022).

Abdul merupakan warga Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Jabar. Menurut Camat Tegalbuleud Antono, Abdul Latip bukanlah mahasiswa.

"Posisinya bukan mahasiswa, sehar-hari pengangguran," ujarnya, Rabu (13/4/2022).

Bagi Ketua RT 07 Yuyu, Abdul Latip tidak pernah bermasalah dengan warga sekitar. Setiap harinya, Abdul membantu kedua orangtuanya.

"Dulunya mesantren, biasa membantu orangtuanya, ngarit (mencari rumput) menyadap gula, suka bikin gula kan orangtuanya," ucapnya.

Baca selengkapnya: Sosok Abdul Latip Tersangka Penganiayaan Ade Armando, Bukan Mahasiswa, Sehari-hari Penggembala Domba

Polisi menangkap tujuh orang penimbun solar bersubsidi yang beraksi di Tasikmalaya dan Indramayu, Jabar.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Kepolisian Derah (Polda) Jabar Kombes Pol Arief Rachman mengatakan, saat beraksi, pelaku menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi.

"Hasil pemeriksaan sementara ini (kendaraan) dimodifikasi, tidak terlihat dari luar ini seperti biasa saja tapi tidak besar," ungkapnya, Kamis (14/4/2022).

Saat beraksi, pelaku berkeliling SPBU untuk membeli solar bersubsidi. Ketika pengisian, solar tak masuk ke tangki kendaraan, melainkan ke penampungan yang berkapasitas 2.000 liter.

Dari tujuh pelaku, polisi menyita total 25.000 liter solar bersubsidi.

Baca selengkapnya: 7 Penimbun Solar Bersubsidi di Jabar Diringkus Polisi, Ini Perannya

Sistem ganjil genap bakal diberlakukan Jalur Puncak Bogor, Jabar, mulai Kamis (14/4/2022) hingga Minggu (17/4/2022)

Kanit Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, dan Patroli (Turjawali) Satlantas Polres Bogor Ipda Ardian menjelaskan, operasional kebijakan tersebut dimulai pada Kamis malam.

"(Jam operasi) mulai sore ini dan nanti malam dilaksanakannya," tuturnya, Kamis.

Sedangkan, jam beroperasinya ganjil genap di hari berikutnya diterapkan secara kondisional alias melihat kondisi lapangan.

Ardian menyampaikan, pemberlakuan sistem ganjil genap ini untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan saat hari libur tanggal pada Jumat (15/4/2022) dan akhir pekan.

Baca selengkapnya: Mulai Hari Ini, Ganjil Genap Berlaku di Puncak Bogor Selama 4 Hari

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung, Agie Permadi; Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor: Rachmawati, I Kadek Wira Aditya, Gloria Setyvani Putri)

https://bandung.kompas.com/read/2022/04/15/040000378/-populer-jawa-barat-sosok-abdul-latip-pengeroyok-ade-armando-terbongkarnya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com