Salin Artikel

Polda Jabar Minta Pemda Antisipasi Lonjakan Pemudik yang Melintasi Jalur Non-tol

BANDUNG, KOMPAS.com - Polda Jabar meminta pemerintah daerah untuk ikut mengantisipasi lonjakan pemudik menyusul diberlakukannya one way yang dimulai pada tanggal 28 April 2022 dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah.

Dengan adanya aturan itu, jalur non-tol diprediksi akan banyak digunakan pemudik.

"Ini akan menimbulkan permasalahan jika tidak siap," kata Wakil Kepala Polda Jabar Brigjen Pol Bariza Sulfi di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (19/4/2022).

Bariza pun meminta pemerintah daerah khususnya yang menjadi perlintasan mudik agar menerjunkan petugas untuk membantu kelancaran lalu lintas.

"Kami mohon bantuan dari semua stakeholder untuk menurunkan petugas, dishub dari pemprov, kabupaten/kota, TNI, pramuka," katanya.

Selain itu, Bariza berharap antisipasi dari pemerintah daerah dengan menyiapkan kendaraan penolong kecelakaan untuk antisipasi.

"Siapkan mobil derek, untuk antisipasi hal-hal yang tidak ingin terjadi," katanya.

Menurutnya, pemerintah daerah pun harus menyiapkan jalur-jalur alternatif yang bisa dilalui pemudik. Terlebih, dengan diberlakukannya satu jalur di jalan tol, akan banyak pemudik dan warga lainnya yang melintas ke jalan alternatif.

"Harus diberi keamanan, kenyamanan. Jangan sampai kita jalannya alihkan, tapi mereka tidak nyaman. Sudah dua tahun warga tidak mudik. Jadi mudik ini seperti bendungan, warga akan tumpah ruah mudik," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memperkirakan sebanyak 14,9 juta orang akan mudik ke wilayah Jawa Barat. Sementara 9,2 juta orang warga Jabar akan mudik baik ke luar provinsi atau dalam provinsi.

Untuk mengantisipasi hal itu, kata Emil, Pemprov Jabar dan Polda Jabar sudah menyiapkan 500-an titik posko mudik.

"Dari total 85,5 juta pemudik, yang akan mudik ke Jabar sekitar 14,9 juta dan orang Jabar yang ke luar dari rumahnya untuk mudik baik dalam provinsi atau luar provinsi itu 9,2 juta orang. Tentu ini siaga I kita akan terus, karena sudah dua tahun kan tidak mudik," ujar Emil, sapaan akrabnya usai menggelar rapat koordinasi persiapan mudik di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/4/2022).

Pemprov Jabar juga terus melakukan perbaikan jalan khususnya di jalur utama lintasan pemudik. Emil menargetkan H-3 mudik proses perbaikan jalan sudah selesai.

"Semua jalan bolong sedang kita kebut sehingga menjelang H-3 jalan sudah relatif baik. Khusus yang hot mix memang setelah Lebaran dimulai di 12 titik yang sudah saya posting lokasinya. Tapi Insya Allah semua yang rusak kita tambal dulu," paparnya.

Emil juga menyampaikan rencana rekayasa jalan pada arus mudik tahun ini. Rencananya, bakal ada penerapan skema contraflow pada tanggal 28-30 April 2022 dari Jakarta menuju Jawa Tengah.

"Kemudian ada sistem manajemen arus mudik 28-30 April 2022 akan ada satu arah dari Jakarta-Cirebon-Jawa Tengah sehingga yang dari Bandung atau dari mana di tanggal itu akan diatur tidak melalui jalan tol tapi melalui jalan primer, arteri atau jalan biasa," tuturnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/04/19/155730878/polda-jabar-minta-pemda-antisipasi-lonjakan-pemudik-yang-melintasi-jalur-non

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com