Salin Artikel

Ada 32 Titik Rawan Banjir dan Longsor di Jalur Kereta Jabar, KAI Daop 2 Tambah Jam Pemeriksaan

BANDUNG, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi II Bandung telah memetakan titik rawan di sepanjang jalur kereta di masa lebaran 2022 ini.

Manager Humas Daop 2 Bandung Kuswardoyo mengatakan, titik rawan tahun ini berkurang dibanding dengan titik rawan yang telah dipetakan pada tahun sebelumnya.

"Tahun kemarin titik rawan itu ada 39, tahun ini berkurang dan tersisa sebanyak 32 titik," kata Kuswardoyo yang dihubungi Kompas.com, Jumat (22/5/2022).

Menurutnya, titik-titik rawan ini tersebar di beberapa daerah yang dilintasi jalur kereta, seperti Cianjur, Sukabumi, sampai Banjar.

"Seperti Rancaekek itu daerah rawan banjir. Purwakarta itu daerah Rawan longsor sudah ada pemetaannya semua," ucapnya.

Sebagai antisipasi, KAI siap menempatkan personilnya di titik-titik tersebut.

Sebanyak 32 orang di titik rawan ini akan memantau kondisi daerah tersebut selama 24 jam. Mereka membuat sebuah pos pemantauan dan memeriksa lingkungan sekitar secara berkala.

"Petugas kami akan menjaga lokasi itu, dari dulu pun dijaga selama 24 jam tidak hanya masa angkut lebaran saja. Sehingga nanti kita bisa mengantisipasi sesuatu yang terjadi di lokasi tersebut," ucapnya.

Berkurangnya titik rawan ini pun atas kerja keras petugas yang terus melakukan pemantauan dan perbaikan demi kelancaran perjalanan penumpangnya.

"Teman kami di lapangan sudah antisipasi dan perbaiki, alhamdulilah bisa berkurang," tuturnya.

Selain itu, KAI juga menempatkan petugas yang bertugas memeriksa jalur rel yang dilewati kereta dengan cara berjalan kaki dari satu stasiun ke stasiun lainnya.

Adapun jarak yang ditempuh petugas jalan kaki ini cukup jauh, bisa mencapai 6 kilometer atau lebih tergantung jarak stasiun ke stasiun.

"Dia memeriksa semua kondisi saran prasarana, kemungkinan adanya longsoran, atau mungkin ada baut yang kendor, itu dia jalan kaki," ucapnya.

Penambahan petugas ekstra ini dilakukan untuk memberikan pelayanan PT KAI bagi para penumpang, mengingat traffic kereta di masa mudik lebaran 2022 ini yang cukup tinggi.

"Petugas ini biasa jalan tiga jam sekali mengontrol. Nah, kita tambahkan setelah tiga jam ada lagi yang memeriksa, jadi berlapis pemeriksaannya," pungkasnya.

Seperti diketahui jelang Lebaran 2022 atau 1443 Hijriah ini sebanyak 108.597 tiket kereta di PT KAI Daop 2 habis terjual. Jumlah tiket ini merupakan penjualan pada masa periode tanggal 22 April hingga 13 Mei 2022.

Sebagai antisipasi kurangnya armada pengangkut, KAI juga menyediakan kereta tambahan yakni Pasundan Lebaran yang akan berangkat dari stasiun Kiaracondong Bandung, Jawa Barat menuju Surabaya Gubeng pada pukul 08.55 WIB.

Selama masa angkutan lebaran 2022 ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 2 Bandung menjalankan 22 kereta Jarak jauh dengan kapasitas penumpang yang sudah 100 persen. Sementara untuk kereta lokal, Daop 2 Bandung menyediakan 62 kereta dengan jumlah penumpang yang masih dibatasi sebanyak 70 persen.

https://bandung.kompas.com/read/2022/04/22/211904578/ada-32-titik-rawan-banjir-dan-longsor-di-jalur-kereta-jabar-kai-daop-2

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com