Salin Artikel

Wisatawan Terseret Banjir Bandang Sumedang Ditemukan di Indramayu

Warga Desa Karangasem, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu ini hilang terseret banjir bandang saat tengah berwisata bersama keluarganya di kawasan Citengah, Rabu (4/5/2022).

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan, jenazah Aira ditemukan oleh warga bernama Darman (17), di Sungai Cimanuk, Desa Bangodua, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu.

Dedi menururkan, saksi Darman melihat sesosok mayat yang tersangkut di tiang pancang saat bersama kakaknya tengah bermain di atas pancang kali Sungai Cimanuk.

Selanjutnya, saksi Darman dan kakaknya Petrik melaporkan penemuan mayat ini kepada kepala desa setempat.

"Penemuan mayat selanjutnya dilaporkan ke Polsek Tukdana, Polres Indramayu," ujar Dedi kepada Kompas.com melalui telepon, Minggu (8/5/2022).

Dedi menyebutkan, mayat korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Losarang, Indramayu untuk diidentifikasi.

"Setelah proses identifikasi korban dan berdasarkan keterangan pihak keluarga, diyakini bahwa mayat tersebut merupakan korban Aira. Pihak keluarga meyakininya setelah melihat dari ciri-ciri fisik korban. Mulai dari tinggi badan, terdapat tahi lalat di atas bibir, ukuran kaki yang sama, hingga pola sidik jari yang sesuai dengan ijazah sekolah milik korban," tutur Dedi.

Dedi menyebutkan, sesuai instruksi Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Irjen Polisi Suntana, Polres Sumedang akan mulai fokus mengusut penyebab terjadinya banjir bandang yang terjadi di Desa Citengah, Kabupaten Sumedang ini.

"Sesuai instruksi Pak Kapolda, kami akan melakukan penyelidikan dan penyidikan secara professional terkait penyebab terjadinya banjir bandang di Citengah ini," sebut Dedi.


Dedi mengatakan, penyelidikan dan penyidikan akan dilakukan terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat dalam peristiwa yang menyebabkan terjadinya banjir bandang.

"Dugaan sementara, banjir bandang terjadi akibat alih fungsi lahan di hulu sungai di wilayah Desa Citengah. Alih fungsi lahan ini menyebabkan terjadinya banjir bandang karena lahan yang ada di wilayah hulu itu tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya," ujar Dedi.

Dedi menambahkan, selain fokus melakukan penyelidikan dan penyidikan, sebelumnya Polres Sumedang juga telah menutup seluruh objek wisata yang ada di wilayah Desa Citengah.

"Penutupan sementara objek wisata ini akan dilakukan sampai proses penyelidikan dan penyidikan selesai," kata Dedi.

https://bandung.kompas.com/read/2022/05/08/151714578/wisatawan-terseret-banjir-bandang-sumedang-ditemukan-di-indramayu

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com