Salin Artikel

Anaknya Terserempet Kereta dan Cacat Permanen Jelang Lebaran, Ayah di Bandung Kesulitan Tanggung Biaya Pengobatan

BANDUNG, KOMPAS.com - Engkos (40) harus berjibaku mencari biaya pengobatan untuk anaknya Syahrul Mubarok (6) yang terserempet kereta tak jauh dari rumahnya satu hari jelang Idul Fitri 1443 H, Minggu (1/5/2022).

Sebab, warga Kampung Gandok RT 03 RW 05, Desa Bojong Salam, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu tak memiliki pekerjaan pasti (serabutan).

Engkos hanya bisa pasrah dan menunggu bantuan, pasalnya tak terpikirkan olehnya ke mana harus mencari uang sisa operasi Syahrul.

"Saya enggak punya kerjaan yang pasti, buat sehari-hari aja sudah susah apalagi sekarang harus mikirin biaya Syahrul," katanya ditemui di kediamannya, Senin (9/5/2022).

Ia menyebut, biaya operasi Syahrul mencapai Rp 48 juta.

Saat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujung Berung, Engkos meminta agar biaya operasi dan rawat inap Syahrul ditanggung BPJS.

Namun, lanjutnya, pihak rumah sakit menolak, lantaran memiliki tunggakan sebesar Rp 1.580.000 bekas dari keperluan sebelumnya.

Selain itu, pihak RSUD Ujung Berung juga meminta Engkos untuk mengurusi klaim administrasi Jasa Raharja, lantaran Syahrul mengalami insiden kecelakaan yang melibatkan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Sempet ditolak menggunakan BPJS, karena punya tunggakan, terus harus ada klaim dari Jasa Raharja juga untuk memperkuat administrasi," ungkapnya.

Selama perawatan, untuk kepentingan klaim Jasa Raharja, Engkos mengatakan dibantu pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Advokasi Peduli Indonesia (API).

Sementara Ketua Umum LBH API Billy Maulana Cahya mengatakan merasa terpanggil dengan keadaan Syahrul dan keluarganya.

Saat ini, pihaknya hanya membantu mengadvokasi untuk kepentingan klaim Jasa Raharja dan kepentingan administratif di rumah sakit.

"Kemudian kami juga sudah lihat kondisinya dan keluarganya, termasuk keluarga yang dikategorikan kurang mampu, kami dari tim advokasi sedang mempersiapkan langkah hukum apa yang akan diambil," ujarnya ditemui terpisah.

Billy mengaku telah mendapatkan penjelasan dari Engkos ihwal pihak PT KAI melalui Jasa Raharja yang hanya mengganti biaya perawatan Syahrul sebesar Rp 20 juta.

"Terkait dengan klaim ganti rugi Jasa Raharja, mengacu peraturan Menteri Keuangan (Menkeu) Nomor 36 tentang Jasa Raharja terkait santunan, dijelaskan ada klasifikasi masalah santunan ada besaran nominal, untuk korban meninggal dunia Rp 50 juta, cacat permanen Rp 50 juta, dan rawat inap Rp 20 juta, biaya kuburan 4 juta, dan ambulan diatur di situ," kata Billy.

Melihat kondisi Syahrul dan Peraturan Menkeu tersebut, ia menyebut pihak Jasa Raharja keliru terkait klaim ganti rugi.

Menurutnya, saat ini kondisi Syahrul masuk dalam kategori cacat permanen, karena ada organ tubuh yang hilang.

"Untuk permasalahan Syahrul ini klaim asuransi yang diberikan Jasa Raharja itu rawat inap sebesar Rp 20 juta. Sedangkan kita melihat, kondisi korban ini sebenarnya cacat permanen karena ada organ tubuh yang hilang. Tempurung kepala bagian depannya itu rusak atau hancur, sehingga harus diganti dengan yang kanan," ujarnya.

"Otomatis kami menganggapnya, ini bagian dari cacat permanen akan tetapi yang diberikan Jasa Raharja hanya klaim rawat inap sebesar Rp 20 juta. Maka kami akan mempertanyakan klasifikasi definisi rawat inap dan cacat pemanen itu seperti apa. Sedangkan kondisinya ini tengkorak kepalanya tak ada, harusnya santunan yang diberikan Rp 50 juta," sambung dia.

Diketahui, Syahrul mengalami kecelakaan akibat terserempet kereta api saat ingin mengikuti kakeknya yang akan pergi ke kebun.

Syahrul sempat dilarikan ke RSUD Cikopo Cicalengka, namun di rekomendasikan untuk pindah ke RSUD Ujung Berung lantaran mengalami luka yang parah di bagian kepala.

Syahrul menghabiskan waktu selama 6 hari di RSUD Ujung Berung untuk menjalani operasi dan rawat inap.

Ia kehilangan tempurung kepala bagian depan akibat insiden tersebut.

Kemudian pihak RSUD Ujung Berung harus memindahkan tempurung bagian kanan kepalanya untuk menutupi bagian depan.

https://bandung.kompas.com/read/2022/05/10/114236478/anaknya-terserempet-kereta-dan-cacat-permanen-jelang-lebaran-ayah-di-bandung

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke