Salin Artikel

Sapi Terpapar PMK di Garut Bertambah Jadi 381, Pemkab Ajukan Status Wabah

GARUT, KOMPAS.com – Jumlah ternak sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Garut terus bertambah.

Data Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, hingga Kamis (12/5/2022), jumlah sapi yang terpapar PMK mencapai 381 ekor, naik dari sebelumnya 299 ekor.

"Se-Kabupaten Garut yang dinyatakan positif 381 ekor ini tersebar di sembilan kecamatan, iya ada penambahan,” jelas Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, saat meninjau kandang ternak sapi di Desa Kandangmukti, Kecamatan Leles, Kamis. 

Mengingat jumlah ternak yang terpapar PMK terus bertambah, Pemkab Garut melalui Provinsi Jawa Barat telah mengajukan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian agar hal ini ditetapkan sebagai wabah.

“Ini sudah kita usulkan dan pak gubernur sudah mengusulkan ke kementerian agar ini ditetapkan sebagai wabah, karena penetapan statusnya di kementerian,” katanya.

Helmi menuturkan, kasus PMK di Garut, pertama kali ditemukan pada hari raya Idul Fitri.

Setelah mendapat laporan tersebut, pemerintah membantu para peternak dengan obat-obatan dan ada juga yang memakai obat-obatan herbal.

“Sekarang saya lihat sudah pada sembuh, tinggal yang di kaki sedikit, kalau mulut sudah sembuh," ucap Helmi.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Sofyan Yani mengaku, penyebaran PMK di Garut terbilang cukup cepat.

Dari awalnya hanya 173 ekor, saat ini berkembang hingga menjadi 381 ekor dari jumlah total populasi di 9 kecamatan yang diambil sampelnya. Adapun total populasi sapi di Garut mencapai 17.000 ekor. 

“Kami terus melakukan sosialisasi menyangkut bio security kandang atau pengamanan kandang dari mulai pakan, ternak, hingga orangnya disterilkan dan juga lalu lintas orang,” katanya.

Pembatasan lalu lintas orang di kandang, menurut Sofyan, sangat penting karena orang juga bisa menjadi pembawa virus lewat baju yang dikenakannya.

Karena itu, jika ada orang berkunjung ke satu kandang, jangan berkunjung ke kandang lainnya.

“Penyebarannya itu bisa melalui orang, lewat baju dan udara,” tutur dia.

Saeful (45), peternak sapi di Desa Kandangmukti, Kecamatan Leles mengungkapkan, awal mula terdeteksinya PMK pada sapi miliknya diketahui pada hari raya Idul Fitri.

Padahal, semua sapi yang ada di kandangnya sebanyak 36 ekor adalah sapi lama, bukan sapi yang baru didatangkan.

“Kemungkinan dari tetangga, kemarin ada yang baru beli sapi,” katanya.

Saeful mengaku, semua sapi miliknya sebanyak 36 ekor terpapar PMK. Bahkan, 10 di antaranya harus dipotong.

Namun, setelah kurang lebih 10 hari, kondisi sapi-sapinya yang terpapar PMK terus membaik setelah diberi pengobatan dengan obat herbal.

https://bandung.kompas.com/read/2022/05/12/191301778/sapi-terpapar-pmk-di-garut-bertambah-jadi-381-pemkab-ajukan-status-wabah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke