Salin Artikel

Bukan Bunuh Diri, Bocah 14 Tahun yang Tewas Tergantung di Karawang Ternyata Korban Pembunuhan

Lokasi penemuan mayat S tepatnya ada di Desa Sinarbaya, Kecamatan Telukjambe, Karawang, Jawa Barat. Ia ditemukan dengan tali tambang di leher dan terikat di kayu yang ada di sela-sela panel jembatan.

Kapolsek Telukjambe Timur, Kompol Oesman Imam sempat mengungkapkan jika S tewas bunuh diri karena tertekan sering dimarahi kakak iparnya gara-gara bensin yang dijualnya belum dibayar pembeli.

S ditemukan tak jauh dari bengkel dan tambal ban sang kakak ipar. Sehari-hari, S membantu kakaknya bekerja.

Namun dari hasil penyelidikan, S diduga korban pembunuhan.

Penyelidikan dilakukan setelah Komnas PA (Komisi Nasional Perlindungan Anak) Jawa Barat mengirimkan surat rekomendasi ke Polres Karawang.

Surat rekomendasi itu meminta polisi mengungkapkan fakat di lapangan terkait kematian S.

"Poin dalam rekomendasi kurang lebih adalah saran agar polisi melakukan otopsi agar fakta-faktanya bisa terungkap lebih detail," kata Komisioner Komnas PA Jabar Wawan Wartawan, Jumat (13/5).

Komnas PA Jawa Barat menduga ada kejanggalan dalam kematian S (14).

“Dilihat dari video saat pertama kali ditemukan jenazah S, lokasi tersebut begitu sempit dan posisi S ditemukan telungkup di antara celah konstruksi kaki di bawah jembatan. Cantolan tali yang diikatkan ke kepala hanya berjarak kurang lebih 1 meter dari tubuh korban,” katanya.

Di lokasi terlihat ada bentangan kabel listrik bertegangan tinggi menempel di kontruksi jembatan.

"Jadi saya menduga ada kemungkinan lain selain gantung diri hingga bocah ini meninggal,” beber dia.

Sang kakak ipar bukan tercatat sebagai warga sekitar. Kata Wawan, informasi yang beredar S memiliki keterbelakangan mental dan tak bersekolah.

Namun faktanya ada bukti pendukung berupa dokumen administrasi kependudukan dan buku beasiswa sekolah.

"S bersekolah dan tidak memiliki latar belakang mental yang terganggu, sehingga informasi yang beredar depresi dan mengakhiri hidupnya dengan jalan gantung diri bisa terbantahkan," terang Wawan.

Ia juga mengatakan telah mendatangi rumah orangtua S yang di kawasan hutan industri di Desa Parangmulya, kecamatan Telukjambe Barat yang jaraknya sekitar 1 jam dari TKP.

Menurut Wawan, S adalah anak ketiga dari empat keluarga. Ayah S, SA (45) bekerja sebagai buruh kasar pembuat arang kayu.

"Saat ditanya Komnas PA, SA mengaku anaknya S dikenal baik meski ia harus putus sekolah," beber dia.

Terkait tanda kekerasan, Wawan mengatakan hal tersebut bisa ditanyakan ke pihak kepolisian, karena pihak Komnas PA tidak ikut dalam kegiatan penemuan mayat korban tersebut.

"Ada beberapa fakta di lapangan yang berhasil kita ungkap, tetapi karena ini bisa menjadi informasi dan fakta awal lidik pihak kepolisian, kita akan sampaikan ke pihak kepolisian," tandasnya.

Sementara itu Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono mengatakan jika dari hasil otopsi dan pemeriksaan saksi, S tak bunuh diri.

"Korban dianiaya hingga meninggal dunia," kata dia, Sabtu (14/5/2022).

Polres Karawang sudah mengantongi identitas terduga pelaku pembunuhan itu.

"Dalam waktu dekat kita akan menetapkan tersangka," tambah dia.

Dari informasi yang diterima Kompas.com, polisi juga telah melakukan autopsi terhadap jasad S pada Jumat (13/5/2022).

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan | Editor : Khairina, I Kadek Wira Aditya)

https://bandung.kompas.com/read/2022/05/15/093900978/bukan-bunuh-diri-bocah-14-tahun-yang-tewas-tergantung-di-karawang-ternyata

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com