Salin Artikel

Baru Berumur 3 Minggu, Begini Tingkah Lucu Bayi Tapir di Kebun Binatang Bandung

BANDUNG, KOMPAS.com - Suasana pagi itu cukup cerah, semilir angin dan gemerisik dedaunan saling bersautan seolah menyambut keluarga baru di Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden.

Riuh pengunjung pagi itu lamat-lamat terdengar mendekati satu kandang satwa yang terletak di antara kandang burung dan Binturong.

Kandang itu tiba-tiba menjadi perhatian, seorang pengunjung terdengar antusias ketika melihat sosok bayi tapir yang tengah berlari lincah di kandang.

"Lucunya, tapirnya masih kecil," ucap seorang pengunjung.

"Iya bulunya juga belang-belang ya," timpal pengunjung lainnya.

Sang keeper yang saat itu tengah memberi makan si tapir kecil menjawab, tapir ini baru dilahirkan beberapa minggu lalu.

"Keluarga baru kita bu, baru lahir beberapa waktu lalu," ucap seorang keeper sambil mengelus-elus tapir kecil itu.

Humas Bandung Zoological Garden Sulhan Syafii menjelaskan, bayi tapir ini lahir pada Kamis (28/4/2022) dini hari.

Dia merupakan anak dari hasil perkawinan antara induk betina Tinuk (12) yang datang ke Bandung Zoo pada akhir 2015 lalu, dan Marcel (8) yang lahir di Bandung Zoo.

Pada malam sebelum lahir, tim dokter Bandung zoo melakukan pemantauan dan observasi kesehatan terhadap sang induk.

Namun ternyata, bayi tapir ini lahir pada dini hari tanpa sepengetahuan petugas maupun tim dokter.

Tim dokter dan keeper justru baru mengetahui kelahirn si bayi tapir pada pagi hari.

"Lahirnya dini hari, kita saja tahunya pas pagi si bayi tiba-tiba udah ada, menempel sedang nyusu di induknya," ucap Sulhan di Bandung Zoological, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/5/2022).

Pertama kali diperlihatkan

Setelah tiga pekan menempel induknya, untuk pertama kalinya sang bayi diperlihatkan ke publik dengan melepaskannya di kandang sang induk.

Tubuh mungilnya itu memiliki corak bulu yang berbeda dengan induknya, bayi tapir cenderung belang bergaris pendek.

Menurut dokter hewan Bandung Zoological Garden Josephine Bernadette, bayi tapir ini dilahirkan secara normal tanpa ada campur tangan manusia.

Saat dilahirkan bayi tapir dalam kondisi sehat dengan berat mencapai 5-6 kilogram.

Ketika tim dokter pertama kali melihat bayi tapir bersama induknya, pihaknya membiarkan mereka berinteraksi tanpa gangguan manusia.

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kondisi stres bagi kedua satwa tersebut.

"Setelah beberapa minggu kita belum timbang lagi, karena khawatir stres kalo dipegang. Jadi kita biarkan natural dalam satu kandang, bagus bagi interaksi induk dan anaknya," ucap Josephine.

Josephine berkata, bayi malayan tapir atau tapir Asia (Tapirus indicus) ini baru bisa lepas susu setelah umur tiga bulan, dan dapat berpisah dari induknya ketika berumur 6-8 bulan. 

Seiring itu pula, si bayi yang tumbuh akan mengganti bulu belangnya pada saat kecil, berubah menyerupai induknya.

"Biasanya dari umur 6-8 bulan sudah berubah warna badannya. Umur dua tahun dewasa kelamin. Setelah itu kita pisahkan, karena mereka soliter sebetulnya tapi karena sebenarnya ini sama-sama betina, jadi kalaupun dalam satu kandang justru itu bagus, sehingga ada interaksi," ucap Joshephine.

Mengingat sang bayi belum dapat lepas susu dari induknya, pihak kebun binatang bandung memastikan pakan dengan protein yang cukup bagi sang induk agar susu yang dikeluarkan lancar bagi bayi tapir betina itu.

Adapun makanan yang diberikan bervariasi mulai dari rumput, kangkung, kacang panjang, wortel, hingga pepaya.

"Makanan pokoknya itu daun, kalau cemilan biasanya daun nangka, daun kupu-kupu, itu mereka makan," ucap Sulhan, seraya menambahkan bahwa usia tapi di alam bebas bisa mencapai 30-40 tahun tergantung habitatnya.

Namun bayi tapir ini belum diberikan nama, Sulhan mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah memberikan kesempatan kepada siapapun untuk menjadi orang tua asuh bayi tapir sekaligus memberikan namanya.

"Terbuka siapa saja bisa kasih nama, bahkan jika berminat jadi orang tua asuh lebih baik lagi, nanti kita verifikasi dan wawancara sejauh mana pemahaman orang tua asuh itu terhadap satwa sekaligus kita edukasi juga," ucapnya.

"Tapi kalau tidak ada yang berminat ya kita kasih nama saja, tapi sejauh ini kita masih memberikan kesempatan kepada publik," tambahnya.

Dengan hadirnya bayi tapi itu, maka koleksi tapir di Bandung Zoo pun bertambah menjadi 10 ekor secara total keseluruhan.

"Kita koleksinya 6 jantan dan 4 betina, termasuk bayi tapir betina ini," ucapnya

https://bandung.kompas.com/read/2022/05/20/214134878/baru-berumur-3-minggu-begini-tingkah-lucu-bayi-tapir-di-kebun-binatang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke