Salin Artikel

Penumpang Teriak "Allahu Akbar", Ini Detik-detik Kecelakaan Bus Peziarah di Ciamis yang Tewaskan 4 Orang

Sementara 48 korban luka-luka dirawat di Puskesmas Payungsari. Hingga Sabtu malam pukul 21.30 WIB, tinggal 3 orang yang masih menjalani perawatan di puskesmas.

Sementara korban lainnya yang menderita luka ringan diperbolahkan pulang. Namun ada 7 orang yang luka berat dan dievakusi ke RSUD Dr Soekardjo Tasik, PKM Panumbangan, Panjalu.

Rombongan pengajian dari Tangerang

Bus yang terlibat kecelakaan tersebut mengangkut rombongan pengajian dari Balaraja, Kabupaten Tangerang yang diketuai Haji Anjar.

Mereka berangkat pada Jumat (20/5/2022) malam sekitar pukul 24.00 WIB. Tujuan ziarah pertama mereka adalah Cirebon, Jawa Barat. Setelah dari Cirebon, mereka ziarah ke Panjalu Kabupaten Ciamis.

Setelah itu mereka berencana melanjutkan perjalanan ke Pamijahan, Tasikmalaya. Mereka berangkat pada Sabtu petang.

Namun dua kilometer sebelum sampai di tempat ziarah di Panjalu, bus tersebit mengalami kecelakaan. Menurut salah satu korban selamat, Hayati, saat di Tanjakan Balas, bus terasa oleng.

Seketika semua penumpang berteriak. "Allahuakbar, Allahuakbar. Semuanya berteriak," kata Hayati.

Setelah bus oleng, kemudian menghantam rumah. Saat itu Hayati melihat ada asap di sekitar bus.

"Saya takut (bus terbakar), lalu keluar dari kaca samping bus. Setelah itu tak ingat apa-apa," katanya.

Hayati mengatakan, rombongan ziarah menaiki dua bus yang berjalan beriringan. Namun bus yang mengalami kecelakaan melaju lebih dulu, sementara bus satunya berjalan di belakang.

Terkait kecelakaan tersebut, seorang warga yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, bus datang dari arah Panjalu menuju Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya. Di jalan menurun, diduga rem bus blong dan menabrak sejumlah kendaraan.

"Kayaknya rem blong," kata dia.

"Bus juga menabrak empat mobil," kata warga itu lagi.

Saat ini pihak kepolisian masih mendalami penyebab kecelakaan bus tersebut.

"Untuk kronologi kami mohon waktu, masih didalami," jelas Kapolres Ciamis di lokasi kejadian, Sabtu malam.

Ia juga menyebut korban kecelakaan masih belum bisa dimintai keterangan.

Ihwal sopir bus, lanjut dia, sampai saat ini belum diketemukan. Dia menduga, sopir turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.

Tony juga menyampaikan kecelakaan tersebut melibatkan tiga jenis kendaraan, yakni bus, kendaraan roda 4 dan roda 2.

Sementara itu menurut warga di TKP, kendaraan yang mengalami kecelakaan yakni bus, suzuki Karimun, mobil boks dan mikrobus Elf. Selain itu, ada 7 sepeda motor yang berada di sebuah bengkel turut mengalami kerusakan karena dihantam bus.

Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jabar menurunkan tim Traffic Accident Analysis (TAA) ke lokasi kejadian untuk menganalisa penyebab kecelakaan tersebut.

"Polda akan ke sana untuk TAA, menetukan kejadian sebenarnya seperti apa," ucap Dirlantas Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi Romin Thaib yang dihubungi Sabtu (21/5/2022).

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Candra Nugraha | Editor : Khairina, Ardi Priyatno Utomo)

https://bandung.kompas.com/read/2022/05/22/055500578/penumpang-teriak-allahu-akbar-ini-detik-detik-kecelakaan-bus-peziarah-di

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com