Salin Artikel

Duka Dudung, 13 Sapi Perahnya Kena PMK, 1 Ekor Mati dan 2 Ekor Dipotong Paksa

KUNINGAN, KOMPAS.com – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, kian merebak. Jumlahnya terus mengalami penambahan.

Dari semula 7 ekor pada pekan lalu, bertambah menjadi kisaran 100, dan hari ini, Kamis (2/7/2022) tembus mencapai 260 ekor sapi terinfeksi PMK.

Penyakit ini meresahkan para peternak sapi potong dan juga perah.

Pada sapi perah, produksi susu murni yang dihasilkan dari sapi menurun drastis. Peternak kehilangan pendapatan. Bahkan mereka harus menombok untuk biaya pakan, perawatan, dan juga obat-obatan.

Salah satunya dialami Dudung, salah satu peternak sapi perah yang tinggal di Blok Cigeureung Kelurahan Cigugur, Kelurahan Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Pria yang sudah lebih dari 10 tahun menjadi peternak sapi perah ini mengungkapkan kesedihan yang berkali-lipat karena wabah PMK ini.

Saat ditemui Kompas.com di kandangnya, Kamis (2/6/2022) pagi, Dudung mengungkapkan ini penyakit terparah selama dirinya menjadi peternak sapi perah.

“Bagi saya peternak kecil, ini wabah paling terparah yang pernah saya alami sejak menjadi peternak, sedih,” ungkap Dudung.

Dudung bercerita secara perlahan. Dia tidak tahu awal mula PMK masuk ke kandangnya. Kejadian itu datang secara tiba-tiba. Pasalnya, tidak ada sapi di kandangnya yang baru didatangkan dari luar dalam waktu dekat.

“Tidak tahu darimana. Tiba-tiba sapi saya begini saja pak,” kata Dudung.

Ke-13 sapi perah miliknya, memiliki gejala infeksi PMK cukup parah antara lain: hidung dan mulut berlendir, berbusa cukup banyak. Kuku-kuku di tiap kaki sapi terluka. Ini terjadi sejak dua pekan lalu.

Kata Dudung, beberapa sapi perah mulutnya ada yang berdarah.

Dampaknya sangat Dudung rasakan. Produksi susu sapi perahnya menurun drastis. Dari total sekitar 100 liter perhari, terus menurun hingga hanya 5 liter perhari.

Satu ketika, sapinya jatuh karena lemas. Kuku yang tadinya luka, sudah melepuh hingga mengeluarkan nanah. Dudung berusaha memberikan banyak pertolongan obat-obatan, pakan, dan vitamin. Namun, hal itu tidak merubah banyak.

Dari total 13, sebagian sapi mulai menunjukan hasil baik, tapi dua ekor lainya malah justru melemah, sampai kaki patah. Dudung akhirnya terpaksa memutuskan untuk memotong paksa dua ekor tersebut sebelum mati karena tak kuat menahan PMK.

Tak berhenti sampai di situ, setelah dua ekor sapi dipotong paksa, satu ekor sapi milik Dudung mati, dengan gejala PMK yang juga cukup mencolok. Dia semakin bersedih. Dudung segera mengubur sapi mati itu.

Dari total tiga ekor, dua ekor sapi potong paksa, dan 1 ekor mati. Dudung menanggung rugi sekitar 60 juta rupiah.

“Dari tiga ekor, ruginya sekitar 60 juta rupiah. Itu baru dari sapi. Sedangkan sejak PMK merebak, banyak beli obat vitamin tambahan dan lainya,” tambah Dudung.

Jhon Nais, Koordinator Lapangan Tim Cepat Tanggap, Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Nugara Jaya (KJA), membenarkan kejadian itu. Dudung melaporkan perkembangan PMK yang menyerang 13 ekor sapi nya. PMK yang dialami beberapa ekor sapinya cukup parah.

Jumlah penyebaran PMK semakin meningkat. Berdasarkan Data Puskeswan Kuningan, hingga Kamis (2/6/2022), 260 ekor dinyatakan terinfeksi PMK, 3 di antaranya mati. Dinas Perikanan Dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Puskesmas dan juga KSU KNJ, telah melakukan penyuluhan secara rutin dari satu kandang ke kandang lain kepada seluruh peternak sapi perah.

“Hari ini infonya mencapai 260 ekor, Alhamdulillah 70 ekor sapi sudah dinyatakan berangsur sembuh. Semoga kesembuhan ini juga terjadi di seluruh kandang peternak di berbagai daerah,” kata Jhon.

Hingga saat ini, pemerintah terus bergerak melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh peternak sapi, potong dan juga perah. Berdasarkan data, terdapat 7700 ribu ekor sapi perah yang berada di Kecamatan Cigugur. Kecamatan ini dikenal sebagai sentra produksi susu sapi perah.

https://bandung.kompas.com/read/2022/06/02/113117278/duka-dudung-13-sapi-perahnya-kena-pmk-1-ekor-mati-dan-2-ekor-dipotong-paksa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke