Salin Artikel

Ingin Sampaikan Dukacita kepada Ridwan Kamil, Pasutri Ini Tempuh 112 Kilometer dengan Motor

BANDUNG, KOMPAS.com - Pasangan suami istri (pasutri) asal Indramayu, Asep Sudrajat (46) dan Astuti (39), sengaja datang ke Bandung untuk menyampaikan dukacitanya kepada Ridwan Kamil.

Mereka rela menempuh perjalanan panjang karena ikut merasakan duka yang dialami sang gubernur sepeninggal anak sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril).

Asep dan Astuti merupakan warga Karangsengon, Kabupaten Indramayu. Keduanya menempuh perjalanan 112 kilometer menggunakan sepeda motor, hanya untuk melihat keluarga Ridwan Kamil pulang ke Gedung Pakuan.

Mereka sampai pada Jumat (3/6/2022) malam.

"Kami berangkat tadi siang, sekitar jam setengah 11," ujar Asep, dikutip dari Tribun Jabar, Sabtu (4/6/2022).

Ia dan istrinya mengaku terenyuh dengan kabar hilangnya anak sulung Ridwan Kamil.

Keduanya selalu mengikuti perkembangan terbaru dari pencarian Emmeril Khan Mumtadz atau Eril.

"Begitu dengar kabar Pak Emil akan pulang, kita langsung ke Bandung, kita pengin tahu suasana di Bandung kayak gimana, kebetulan besok juga libur kerja," katanya.

Sebagai orangtua yang memiliki tiga anak, Asep mengaku merasakan bagaimana perasaan Ridwan Kamil yang ditinggal anak sulungnya.

"Terenyuh saja mendengarnya, kita sama-sama orang Jabar, apalagi kita juga punya anak, bagaimana terpukulnya di saat anak mau melanjutkan pendidikan," ucapnya.

Ia pun turut mendoakan untuk almarhum Eril dan keluarga yang ditinggalkan.

"Semoga almarhum diterima di sisi Allah, diampuni segala dosanya, keluarga yang ditinggalkan juga semoga tabah dan semoga (Eril) ketemu dalam keadaan apa pun," katanya.

Asep dan Astuti rencananya akan kembali ke Indramayu pada Minggu 5 Juni 2022.

Pesan menyentuh dari Ridwan Kamil

Ridwan Kamil dan keluarga telah mengikhlaskan putra sulungnya, Emmiril Khan Mumtadz (Eril) wafat ditelan arus Sungai Aare di Bern, Swiss.

Setelah pencarian selama tujuh hari pencarian Eril tak kunjung ditemukan.

Sulung Ridwan Kamil yang akan berusia 23 tahun pada 25 Juni mendatang itu terseret arus Sungai Aare saat hendak berenang pada Kamis (26/5/2022).

Ridwan Kamil bersama istri, Atalia Praratya dan putri kedua mereka, Camillia Laetitia Azzahra akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia pada Jumat (3/6/2022).

Mereka telah merelakan Eril berpulang.

Ridwan Kamil menulis pesan menyentuh untuk mendiang anaknya.

Gubernur Jawa Barat itu menuliskannya di akun Instagramnya (@ridwankamil) pada Jumat (3/6/2022) malam.

Dengan menggambarkan keindahan Sungai Aare yang jernih, Ridwan Kamil menyebut-nyebut putra sulungnya.

Bak sedang berbicara dengan sungai terpankang di Swiss itu, Kang Emil, panggilan karibnya, menitipkan Eril.

Bapak dua anak itu juga telah mengumandangkan azan dan salat gaib di tepi Sungai Aare. Emil seakan-akan menganggap Sungai Aare hidup dan diajaknya bicara.

Bukan hanya bicara, bahkan Emil ingin Sungai Aare berjanji menjaga mendiang putra kesayangannya itu.

"Sebagai sesama mahluk Allah SWT, aku titipkan jasad anak kami kepadamu.

Sudah kukumandangkan adzan terbaikku dihadapanmu..
Bahagiakan dia dalam keindahanmu.
Selimuti dia dalam kehangatanmu.
Lindungi dia dalam kemegahanmu.
Sucikan dia dalam kejernihanmu.
Jadikan doa-doa kami menjadi cahaya penerang jasad syahidnya di dasarmu.

Engkau sudah ditakdirkan sebagai tempat terindah dan terbaik baginya untuk bertemu dengan pemilik sejatinya, Allah SWT.

"Berjanjilah padaku, wahai Sungai Aare."

Emil juga menyampaikan pernyataan keikhlasannya atas meninggal dunianya Eril.

Ia meminta anaknya dimaafkan bagi siapa saja yang mengenalnya.

"Dengan ini kami secara resmi melepas dan mengikhlaskan sepenuh hati atas berpulangnya anak kami tercinta ananda Emmeril Kahn Mumtadz.

Mohon dimaafkan, jika semasa hidupnya ada kekhilafan dan kesalahan," tulis Kang Emil.

"Kami sekeluarga sudah kembali ke tanah air dan akan melaksanakan doa bersama bada zuhur dan bada ashar, besok Sabtu bagi yang berkenan di kediaman Gedung Pakuan Bandung.

Hatur nuhun."

Di akhir, Kang Emil memastikan pencarian jasad Eril akan tetap dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

"Pencarian jasad Eril akan terus dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan," Kang Emil menutup pesannya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Naik Motor Dari Indramayu ke Bandung, Asep dan Astuti Ingin Sampaikan Duka Cita ke Ridwan Kamil

https://bandung.kompas.com/read/2022/06/04/070052878/ingin-sampaikan-dukacita-kepada-ridwan-kamil-pasutri-ini-tempuh-112

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com