Salin Artikel

Benih Kebaikan Eril Tumbuh Subur di Panti Asuhan Bandung Barat

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Puluhan pasang mata berkaca-kaca menyimak berita pemakaman Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Senin (13/6/2022).

Doa-doa terpanjat tanpa jeda, lantunan selawat mengiringi jenazah Eril saat diantar ke peristirahatan terakhir di Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Jenazah Eril tiba di pemakaman pukul 11.00," begitu sayup suara dari siaran langsung televisi.

Hari ini, merupakan hari paling sendu bagi puluhan anak-anak panti asuhan Roudotul Amanah yang berada di Kampung Cibungur, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Gerimis di luar rumah menambah suasana haru ruang tengah, langit sore seakan ikut menangis menyambut kepulangan jenazah Eril ke peristirahatan terakhirnya.

Bagi anak-anak panti, sosok Eril bukan hanya seorang pemuda Bandung biasa. Dia adalah manifestasi kebaikan dan sosok seorang kakak yang menginspirasi siapapun di dekatnya.

Benih kebaikan Eril Tumbuh di pekarangan belakang panti

Hari terakhir puasa pada Ramadhan tahun 2019 menjadi momen tak terlupakan. 30 anak panti dari pelosok pedesaan ini bertolak ke pusat Kota Bandung untuk pertama kali menginjakkan kaki di mall mewah.

Mereka diundang oleh keluarga orang nomor satu di Jawa Barat. Ridwan Kamil beserta istri dan dua anaknya menyambut kedatangan mereka di pintu mall.

Wajah sumringah terpasang dengan senyum mengembang, puluhan anak panti senang bukan kepalang saat mereka diberi izin mengambil baju lebaran yang mereka inginkan di pertokoan mewah.

"Hari terakhir Ramadhan Karim. Bersama Bu Cinta, Eril dan Zara menghibur dan mengajak jalan-jalan anak-anak yatim piatu untuk ikut juga bergembira bisa berlebaran dengan pakaian barunya," ungkap Ridwan Kamil pada kolom caption di unggahan foto Instagram pada 4 Juni 2019 silam.

Rupanya ide traktir baju lebaran itu berangkat dari keinginan Eril yang kemudian diwujudkan menjadi agenda bagi-bagi THR untuk anak panti.

Momen itu cukup awet melekat pada benak anak-anak panti yang hingga kini mereka masih menyimpannya dalam memori kenangan.

Muhamad Raihan Mauludin (12), bocah panti yang saat itu masih duduk di bangku kelas 3 SD masih ingat jelas bagaimana Eril mendampinginya dan memilihkan baju untuknya.

"Dulu diajak ke mall. Waktu itu dibeliin satu kemeja, sama dua kaos, dan satu bola tendang sama kakak baik (Eril)," kata Raihan mengingat.

Raihan bahkan tidak tahu siapa itu Eril. Yang dia tahu, hanya ada sesosok pemuda yang ia anggap kakak sendiri dengan kelembutan hati yang mau menemani berkeliling mall dan membelikan apa saja yang diinginkannya.

"Bajunya sampai sekarang masih disimpan. Masih bersih kaya baru. Ini kenang-kenangan dari kakak baik (Eril) yang saya punya," ungkap Raihan.

Setelah 3 tahun kemudian, Raihan baru tahu bahwa sosok 'kakak baik' yang ia kenal adalah putra sulung Gubernur Jawa Barat.

Sosok kakak baik di mata anak-anak

Imas Masitoh (46) yang merupakan pengasuh anak-anak di panti asuhan, menyaksikan betul betapa sayangnya Eril kepada anak-anak yatim piatu waktu itu. Ia antar dan pilihkan baju terbaik untuk dikenakan di hari lebaran.

"Yang anak-anak sebut kakak baik saya baru tahu kemarin, beliau ternyata putra dari bapak Gubernur yang kena musibah," kata Imas.

Menurut Imas, Eril tak pernah membuka identitas siapa dirinya terlebih menggunakan previllage sebagai anak orang nomor satu di Jawa Barat.

"Saya kira yang disebut 'Kakak Baik' oleh anak-anak itu hanya staf Gubernur biasa. Nggak tahunya dia adalah Eril, dia malah mentraktir anak-anak pakai uangnya sendiri," ucap Imas.

Kepribadian yang sederhana dan tidak neko-neko itu menjadi poin pertama yang Imas ingat. Selanjutnya, Imas benar-benar merasakan jiwa sosialnya yang tinggi dari dirinya.

"Dia suka bagi-bagi kalau punya rezeki. Apalagi kalau ke anak yatim. Anak-anak di panti ini menjadi saksi benih kebaikan beliau," tuturnya.

Doa dari anak panti untuk Eril

Kini, Eril hanya tinggal nama dan semangat baik yang menjadi inspirasi bagi kawula muda. Namanya abadi terpatri di benak siapapun yang mengenalnya.

"Sejak dilaporkan hilang di sungai Aare, semua anak panti rutin mendoakannya setiap malam. Doa dari anak-anak yang tahu betul bagaimana kebaikan Eril," kata Imas.

Sylpana (16), salah satu anak di panti asuhan mengaku mereka selalu menyimak berita terbaru sejak Eril mengalami kecelakaan.

Setiap hari dia dan temannya selalu mencari tahu bagaimana perkembangan pencarian jasad Eril sampai diketemukan.

"Semoga kakak baik diberi tempat di sisi Allah yang terbaik. Semoga keluarga a Eril sehat dan diberikan kesabaran," ucap Sylpana mendoakan.

https://bandung.kompas.com/read/2022/06/13/183811378/benih-kebaikan-eril-tumbuh-subur-di-panti-asuhan-bandung-barat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com