Salin Artikel

Ridwan Kamil: Terima Kasih kepada Masyarakat yang Sudah Mendoakan Eril...

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengcupakan terima kasih kepada masyarakat yang telah mendoakan anaknya Emmeril Khan Mumtadz (Eril).

"Kami sebagai orangtua hanya bisa mengucapkan doa dan terima kasih," kata Ridwan Kamil setelah proses pemakaman, dikutip dari Kompas TV Senin (13/6/2022) siang.

Selain itu, Ridwan Kamil juga meminta maaf dalam proses pemakaman membuat masyarakat kurang nyaman di perjalanan.

"Kami mohon maaf tidak ada maksud. Tapi antusias warga tidak kami hindari," ujarnya.

Ridwan Kamil juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden, Menteri, KBRI dan pihak kepolisian Swiss yang telah banyak membantunya.

"Kami ucapkan terima kasih khususnya yang pertama kepada Bapak Presiden Jokowi yang sudah sangat begitu banyak membantu, Bapak Wakil Presiden, para menteri, kabinet khususnya menteri luar negeri melalui KBRI Swissnya yang sangat laur biasa menemani kami dalam proses pencarian Eril, dan kepolisian di sana (Swiss), saya ucapkan terima kasih," ungkap Emil, sapaan akrabnya.


Sudah ikhlas

Emil juga mengaku sudah mengikhlaskan kepergian Eril.

"Eril pasti sangat bahagia dan pasti sudah tenang. Sebagai orangtua sudah sangat iklhas dan tenang, mengucapkan syukur alhamdulillah dimakamkan di tempat yang baik, melalui proses baik dan didoakan dengan cara-cara baik," ujarnya.

Emil pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan media yang telah menghormati privasinya.

"Kami selaku orangtua hanya menyampaikan terima kasih dan doa, mudah-mudahan kebaikan kawan-kawan semua yang sangat menghormati privasi kami selama 14 hari, saya ucapkan terima kasih, ya" katanya sambil menahan tangis kepada sejumlah awak media.

Emil pun meminta waktu kepada awak media untuk menenangkan diri atas duka yang sedang dialaminya.

"Nanti ada waktunya saya bisa bicara lebih baik, lebih panjang, lebih lebar. Tapi kali ini izin kami untuk menyesuaikan diri beradaptasi terhadap duka yang kami alami," pungkasnya.

Seperti diketahui, Eril hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss, pada Kamis (26/5/2022) lalu dan ditemukan pada Rabu (8/6/2022).

Orang yang pertama kali menemukan jenazah Eril adalah Geraldine Beldi. Ia merupakan seorang guru Sekolah Dasar (SD) setempat.

Setelah ditemukan, jenazah Eril pun diterbangkan dari Swiss ke Indonesia pada Sabtu (11/6/2022) pagi waktu setempat dan tiba di Indonesia paad Minggu (12/6/2022) sore.

Jenazah Eril tiba di Gedung Pakuan, Bandung, pada Minggu sekitar pukul 20.00 WIB, dan dimakamkan pada hari ini, Senin (13/6/2022) siang di Cimaung, Kabupaten, Jawa Barat.

https://bandung.kompas.com/read/2022/06/14/074218878/ridwan-kamil-terima-kasih-kepada-masyarakat-yang-sudah-mendoakan-eril

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com