Salin Artikel

“Suamiku Mengizinkan Aku Menjual Diri demi Membayar Utangnya”

KOMPAS.com - Air mata Ani (bukan nama sebenarnya) menetes saat menceritakan kegetiran hidupnya.

Perempuan 26 tahun ini mengatakan, dirinya terpaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK) di warung remang-remang di wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Ani menjadi PSK untuk melunasi utang puluhan juta rupiah kepada rentenir. Ia meminjam uang itu untuk modal usaha suaminya.

Sebelum memutuskan jadi PSK, ibu dari empat anak ini sempat meminta izin suaminya. Saat mendengar jawaban suaminya, Ani merasa sakit hati.

"Silakan kamu cari duit buat lunasin utang, mau jadi PSK juga ya gak apa-apa, yang penting utangnya lunas dan setelah utang lunas kamu boleh kembali lagi," ujarnya menirukan omongan suaminya, Rabu (15/6/2022).

Ia merasa tersakiti lantaran suaminya tega mengizinkannya menjadi PSK.

"Mana ada suami orang lain yang tega melihat istrinya dengan laki-laki lain, tapi suamiku malah mengizinkan aku menjual diri demi membayar utangnya," ucapnya, dikutip dari Tribunnews.

Padahal, uang yang dipinjamnya dari rentenir dipakai untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

"Bukannya mengusahakan istri, justru suami bilang kepada rentenir, ‘Masalah utang itu tanggung jawab istri. Jadi, kalau tidak bisa bayar utang, terserah mau dipenjarakan atau apa juga saya tidak peduli’," ungkapnya.

Jalan berliku kehidupan Ani

Tangis Ani tak tertahankan saat menceritakan lika-liku kehidupannya.

Dia menuturkan, uang yang dipinjam dari sejumlah rentenir itu dipakai suaminya membuka usaha servis sofa. Ani turut membantu berjualan sayur keliling demi kebutuhan tercukupi.

"Saya meminjam uang untuk modal usaha ke 6 orang, ke rentenir dengan jumlah puluhan juta rupiah untuk buka usaha servis sofa dan sisanya untuk saya jualan sayur keliling," tuturnya.

Namun, usaha servis sofa itu tak berjalan mulus. Usaha suaminya sepi.

Begitu pun dengan usaha sayur keliling yang dijalani Ani. Dia mengungkapkan, sayur-sayurnya bahkan sampai busuk karena jarang ada pembeli.


Sementara itu, para penagih utang terus berdatangan setiap hari. Ia pun bingung bagaimana cara menutup utang-utangnya lantaran usaha yang dijalani tak membuahkan hasil.

Ani menerangkan, para penagih utang itu tiap datang dan sering memaki-maki dan mengancamnya karena tidak bisa membayar utang.

Ia merasa kebingungan, sedangkan sang suami tidak mau bertanggung jawab atas utangnya. Semua tagihan dibebankan kepada Ani.

Hingga akhirnya, Ani memberanikan diri menjadi PSK di warung remang-remang di wilayah Pangandaran.

Sempat merantau ke NTT

Ani mengisahkan, ia dan suaminya pernah merantau ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), selama 13 tahun. Di sana, mereka membuka usaha servis sofa.

Usaha yang Ani geluti bersama suami terbilang lancar. Hasil usahanya pun bisa menghidupi kebutuhan keluarganya selama 13 tahun.

"Alhamdulillah waktu saya di Kupang usaha suami lancar, namun setelah wilayah Kupang NTT dilanda bencana tsunami, usaha saya pun hancur terhantam tsunami," kenangnya.

Usai kejadian tersebut, Ani dan suaminya memutuskan pulang ke tempat orangtua Ani di daerah Jawa Tengah.

Selama tinggal di tempat itu, sang suami menganggur. Menurut Ani, suaminya tidak punya keahlian lain selain memperbaiki sofa.

"Suami saya tidak bekerja (nganggur) selama setahun, karena tidak punya kenalan di sini dan suami saya tidak punya keahlian lain selain servis sofa," jelasnya.

Kini, demi mencari sesuap nasi untuk anak-anaknya dan menutup utang, Ani terpaksa menyusuri lembah hitam.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Getir Ibu 4 Anak, Jadi PSK di Pangandaran Demi Bayar Hutang dan Suaminya Membiarkan

https://bandung.kompas.com/read/2022/06/17/074500978/-suamiku-mengizinkan-aku-menjual-diri-demi-membayar-utangnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke