Salin Artikel

Cegah Penyebaran PMK, Balai Ternak di Cirebon "Lockdown"

Seluruh masyarakat dan juga pegawai dinas dilarang masuk.

Dinas hanya mengizinkan dokter hewan berada di dalam untuk mengawasi sebanyak 135 ekor sapi milik pemerintah.

Pemerintah Daerah Kota Cirebon, terpaksa me-lockdown atau menutup total Kantor UPT BPTP di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

Penutupan ini sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu, pasca adanya sapi yang berada di sekitar kantor UPT BPTP yang terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Cirebon (DKPPP), Yati Rohayati menyampaikan, opsi lockdown ditetapkan semata-mata untuk menjaga agar sapi-sapi yang berada di kandang UPT BPTP tidak terpapar PMK.

Di kantor milik pemerintah itu, ada sebanyak 135 sapi.

“Lockdown untuk semuanya. Hanya pegawai balai yang boleh ada di sana. Itupun kalau mau masuk harus steril, disemprot disinfektan. Kami betul-betul menjaga steril untuk menjaga balai ternak potong, agar sapi-sapi yang berada di dalam nya tidak terinfeksi PMK,” kata Yati kepada Kompas.com di DKPPP Cirebon, Senin (20/6/2022).

Pemerintah menutup semua akses ini, baik kepada masyarakat umum, peternak-peternak sapi, dan bahkan pejabat dinas di pemerintahan.

Mereka semua tidak boleh masuk ke dalam balai untuk memaksimalkan upaya antisipasi penyebaran PMK.

Atas dasar itu, pemerintah memasang spanduk berisikan informasi lockdown, dan juga menggembok gerbang pintu masuk kantor UPT dengan rantai.


Pengetatan ini, kata Yati, dilakukan lantaran manusia berpotensi menjadi perantara terbawanya PMK.

Apabila manusia tersebut keluar masuk-kandang sapi yang terpapar PMK, maka dimungkinkan virus akan tersebar dan menjangkiti sapi-sapi lain yang sebelumnya masih sehat.

Yati menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terkait kebijakan lockdown ini.

Pasalnya, Balai Pengembangan Ternak Potong ini menjadi pusat edukasi untuk para pelajar serta pengembangan ternak sapi di kota cirebon.

Selain itu, opsi lockdown juga ditetapkan di beberapa kandang ternak lainnya, utamanya kandang yang sapinya terinfeksi.

Dari total sekitar 400 ekor sapi di Kota Cirebon, 36 ekor suspek infeksi PMK.

“Terinfeksi PMK 36 ekor, sembuh 7 ekor, potong bersyarat 2 ekor, dan mati 1 ekor. Sapi-sapi ini tersebar di satu kecamatan, terpusat di Kecamatan Harjamukti. Total populasi sapi murni milik peternak 400 ekor, tapi kalau digabung dengan para penjual lebih dari 500, karena satu penjual bisa mencapai 100 ekor,” tambah Yati.

Yati belum dapat memastikan kapan kebijakan lockdown akan dicabut.

Dia berharap Pemerintah Kota Cirebon juga segera mendapatkan bantuan obat-obatan dan vaksin, untuk diberikan kepada sapi-sapi agar lekas pulih dan membaik dari penyabaran PMK.

https://bandung.kompas.com/read/2022/06/20/133018778/cegah-penyebaran-pmk-balai-ternak-di-cirebon-lockdown

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke