Salin Artikel

PR Kota Cimahi di Usia 21 Tahun, Persoalan Banjir yang Tak Kunjung Usai

CIMAHI, KOMPAS.com - Kemeriahan konser musik dan pertunjukkan seni di pusat kota menjadi perayaan Kota Cimahi menginjak usia 21 tahun, tepat pada hari ini, Selasa (21/6/2022).

Meski sudah berkepala dua, Kota Cimahi masih memiliki pekerjaan rumah yang tak kunjung usai, yakni banjir.

Setiap kali hujan deras, sejumlah titik di Kota Cimahi dipastikan kebanjiran, mulai dari jalan utama hingga perumahan.

Salah satu yang menjadi langganan banjir adalah Jalan Mahar Martanegara, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah. Setiap kali hujan deras, dapat dipastikan kawasan itu seperti aliran sungai.

Kejadian seperti ini bukan satu atau dua kali terjadi. Bahkan, banjir di jalan raya tersebut sudah menelan korban jiwa.

Pada Maret 2020, seorang pengendara roda dua terseret arus banjir hingga masuk ke saluran air.

Kemarin Senin (20/6/2022), arus banjir di area tersebut menyeret sepeda motor hingga video kejadiannya viral di media sosial.

Janji kampanye tak terealisasi

Persoalan banjir yang kerap menerjang Kota Cimahi masih menjadi momok buruk pemerintahan Kota Cimahi. Pasalnya, janji politik yang selalu digembar-gemborkan di masa kampanya yakni penanggulangan banjir.

Janji kampanye pengentasan banjir itu juga diucapkan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang terpilih, termasuk oleh pasangan Ajay M Priatna dan Ngatiyana pada Pilkada 2017 silam.

Saat itu, banjir di Kelurahan Melong menjadi masalah yang berkepanjangan dari tahun ke tahun.

"Sebetulnya sampai sekarang belum terasa dampak perbaikannya, soalnya kalau hujan masih sering banjir apalagi yang di jalan dekat Pasar Cimindi," ujar Rahma (23), warga Kelurahan Cigugur, Selasa (21/6/2022).

Pengentasan persoalan banjir ini menjadi harapan bersama warga Kota Cimahi di tengah bayang-bayang janji kampanye Wali Kotanya.

Sebagai generasi Z, Rahma berharap pemerintah Kota Cimahi juga membenahi persoalan dasar seperti pelayanan yang dinilai masih semrawut.

"Kalau saya sebagai anak muda, inginnya pelayanan itu serba mudah, simple, dan enggak ribet. Terus minta diperbanyak taman seperti Kota Bandung," ucap Rahma.

Janji pengentasan banjir diklaim sedang berjalan perlahan

Pelaksana Tugas Wali Kota Cimahi Ngatiyana sadar betul pengentasan persoalan banjir ini masih menjadi raport merah Pemkot Cimahi.

Menurutnya, banjir di Jalan Maharmartanegara ini sudah sering memakan korban baik korban luka ringan sampai korban meninggal dunia.

"Untuk di Cimindi ada yang berkali-kali hanyut termasuk kemarin, jadi nanti kita perbaiki lagi. Tapi itu faktor derasnya air. Jadi sekiranya membahayakan harus bisa menjaga diri, jangan mendekat," kata Ngatiyana.

Ngatiyana mengklaim, Pemkot Cimahi saat inintengah berusaha untuk melakukan normalisasi sungai, baj8r di Jalan Maharmartanegara itu diduga akibat pendangkalan sungai sehingga air di sungaintersebut meluap dan terjadilah banjir.

"Penyebabnya karena pendangkalan sungai, jadi perlu normalisasi sehingga mengurangi debit air di sana. Mohon masyarakat ikut merawat keseluruhan, jangan membuang sampah ke sungai," ujar Ngatiyana.

Kolam Retensi untuk Tampung Banjir

Ngatiyana menyebutkan, Pemkot Cimahi perlahan melakukan upaya-upaya demi mewujudkan janji kampanye dinmasa kepemimpinannya.

Kolam retensi yang dibuat oleh Pemkot Cimahi bekerjasama dengan Pemkot Bandung menurutnya salah satu langkah untuk menanggulangi persoalan banjir.

"Mengenai banjir, sebetulnya kita sudah membuat kolam retensi di Pasir Kaliki, jadi banjir yang awalnya parah alhamdulillah bisa cepat surut lagi," ujar Ngatiyana.

Meskipun, proses pembangunan kolan retensi tersebut belum seutuhnya selesai, namun Ngatiyana memastikan kolam retensi itu akan rampung dibangun di tahun depan.

Dari perencanaannya, kolam retensi tersebu ditargetkan bisa menampung air banjir hingga 50 ribu liter.

"Untuk kolam retensi Pasir Kaliki sudah bisa menampung air dan mengurangi dampak banjir, tapi memang belum maksimal. Tahun depan akan didalamkan lagi dan dibangun permanen, jadi bisa menampung 50 ribu liter air," papar Ngatiyana.

Sementara pengentasan banjir di Kelurahan Melong dengan membuat embung, sampai saat ini disebut masih terkendala oleh pembebasan lahan di Margaasih, Kabupaten Bandung.

"Banjir Melong masih tahap komunikasi dengan Kabupaten Bandung untuk membangun embung, karena ini kan irisan antar kabupaten dan kota perlu kerjasama yang baik. Nanti dibawa ke provinsi, sehingga nanti yang menanganinya provinsi karena ini melibatkan Cimahi dan Kabupaten Bandung," tutup Ngatiyana.

https://bandung.kompas.com/read/2022/06/21/201007078/pr-kota-cimahi-di-usia-21-tahun-persoalan-banjir-yang-tak-kunjung-usai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke