Salin Artikel

Nelayan Cirebon Keluhkan Kelangkaan Solar pada Puan Maharani

CIREBON, KOMPAS.com – Ketua DPR RI, Puan Maharani, melakukan kunjungan kerja ke Kota dan Kabupaten Cirebon, Senin (4/7/2022) siang.

Puan Maharani menemui sejumlah nelayan di Pesisir Cangkol, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

Nelayan mengeluhkan kondisi solar yang sulit didapat. Nelayan memohon Ketua DPR RI dapat memudahkan nelayan memeroleh solar. Karena solar menjadi kebutuhan utama agar nelayan dapat melaut.

Setiba di kawasan pesisir, Ketua DPR RI, Puan Maharani langsung menemui sejumlah nelayan yang tinggal di sekitar Cangkol.

Di hadapan nelayan, Puan memberikan dukungan agar para nelayan terus sehat sehingga dapat melaut dan menghasilkan tangkapan ikan yang baik. Hasil tangkapan nelayan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

“Nelayan itu adalah rakyat Indonesia yang sangat penting untuk dapat memberikan kehidupan untuk warga sekitar dan tentu saja masyarakat Indonesia lainnya. Kenapa? Karena negara kita itu lautan yang banyak sekali pulaunya, dan punya banyak hasil lautnya,” kata Puan dalam sambutan.

Puan juga mengundang sejumlah nelayan untuk dapat maju ke panggung. Puan memberikan kesempatan kepada nelayan untuk menyampaikan masalah yang dihadapi para nelayan saat ini.

Suratmi, salah satu istri seorang nelayan mengeluhkan kondisi solar yang sangat sulit didapatkan.

Dia meyakinkan bahwa dirinya memiliki surat nelayan yang menjadi syarat membeli solar di tempat pengisian.

“Kalau beli solar itu harus pakai surat. Sedangkan kalau pakai surat juga di SPBU ada masa berlakunya, satu bulan. Kadang anak saya ke situ jam 8, kata orang pom (SPBU)nya, habis. Nanti jam 1 atau jam 2. Tapi saat ke situ lagi, bilangnya ga ada, kan kasihan,” kata Suratmi di atas panggung.

Suratmi menjelaskan, hal serupa sering dialami suaminya. Saat hendak melaut, suaminya kerap mengalami kesulitan menemukan solar.

Bahkan sering kali, dia gagal berangkat karena tidak mendapatkan solar.

Puan Maharani, Ketua DPR RI menyampaikan, dirinya melaksanakan kunjungan kerja pengawasan.

Puan mengaku menampung aspirasi para nelayan seperti kelangkaan solar, asuransi nelayan, permohonan bantuan GPS, dan juga pendirian jembatan. Aspirasi nelayan itu akan dilaporkan ke eksekutif. 

“Kunjungan saya kali ini adalah kunjungan kerja pengawasan. Saya sudah tampung semua aspirasi nelayan. Setelah ini, saya akan sampaikan ke eksekutif untuk melakukan jalan keluar dari masalah-masalah yang dikeluhkan nelayan Cangkol tadi,” kata Puan.

Dalam kesempatan itu, Puan berkerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, memberikan sejumlah bantuan untuk nelayan dan kelompok pembudidaya ikan, antara lain, alat tangkap ramah lingkungan, bibit benih udang faname, bibit ikan lele, dan lainnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/04/212907478/nelayan-cirebon-keluhkan-kelangkaan-solar-pada-puan-maharani

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com