Salin Artikel

Temuan Kerangka Duduk di Sebuah Rumah Cileunyi, Polisi: Tak Ada Indikasi Tindak Kriminal

BANDUNG, KOMPAS.com - Kapolsek Cileunyi Kompol Suharto membenarkan adanya penemuan mayat yang telah menjadi tulang-belulang di Komplek DPR RT 04 RW 06, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Senin (4/7/2022).

Suharto menuturkan, setelah ada laporan dari ketua RW dan keterangan dari adik, kakak, dan anak korban, hasil olah TKP Polresta Bandung menemukan kerangka mayat dengan posisi duduk.

"Cuma memang kondisi itu masih dibuktikan dengan posisi pakaian mulai dari kaos sampai dengan celana, dan di bawahnya itu tulang-tulang dari mayat tersebut. Itu kondisi daripada posisi," katanya dihubungi Kompas.com, Selasa (5/7/2022).

Suharto menjelaskan, keluarga korban berinisial T tinggal di Bandung dan Sumedang.

"Diketahui (temuan kerangka) sebenarnya sama adik kandungnya sama anaknya. Itu karena yang bersangkutan itu sudah lama tidak berkomunikasi," ungkapnya.

Selain itu, Suharto menyebut bahwa kondisi rumah korban seperti tidak berpenghuni. Rumput di halaman depan sudah tumbuh tinggi dan pintu rumah terkunci dari dalam.

"(Rumah) terkunci, cuman (pihak keluarga korban) tidak berani mendobrak. Jadi mereka datang ke RW setempat, kemudian diantarlah mereka oleh pak RW," sambungnya.

"Nah, akhirnya pas pintunya didorong, pintunya kebuka, ternyata hanya terkunci ringan lah kayaknya. Baru dilihat, kondisi sepeda motornya itu ada, terus tulang mayatnya itu ada di kursi (ruang kerja) dengan posisi duduk," tambahnya.

Setelah menemukan kerangka mayat tersebut, baik RW dan keluarga langsung melaporkan ke Polsek Cileunyi.

"Nah langsung dilaporkan ke Polsek, dan dari Polsek langsung datang mengamankan TKP, di garis polisi, sambil menunggu persiapan dari Polres," ujarnya.

Punya Riwayat Sakit

Hasil laporan dari keluarga, sambung dia, yang bersangkutan memiliki riwayat sakit jantung dan penyakit lainnya.

Hal tersebut, dibuktikan dengan hasil olah TKP yang dilaksanakan oleh Inafis Polresta Bandung.

"Berdasarkan dari keterangan keluarga memang yang bersangkutan itu karena sakit," ungkapnya.

Suharto mengungkapkan tak ada indikasi tindak pidana dalam penemuan mayat tersebut.

"Tidak ada, karena di TKP itu, posisinya masih duduk di sebelah keyboard dan menghadap monitor Komputer. Sepeda motor pun masih ada disitu juga, barang-barangnya juga utuh, cuma kondisinya kotor aja," tutur dia.

Setelah dilakukan olah TKP, pihak keluarga langsung meminta jenazah untuk segera dikebumikan.

"Karena kondisinya memang sisa tulang, terus permintaan dan permohonan dari kakak dan adik kandungnya untuk secepatnya dikuburkan, terus dibuktikan dengan kondisi TKP yang betul-betul tidak ada barang yang hilang, semuanya utuh," pungkasnya.

Sebelumnya, video penemuan kerangka tersebut sempat ramai di media sosial, instagram.

Video pertama kali diunggah oleh akun Instagram @Info_Cileunyi, dalam video tersebut terlihat sejumlah warga berdatangan menyaksikan penemuan kerangka manusia tersebut.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/05/171024378/temuan-kerangka-duduk-di-sebuah-rumah-cileunyi-polisi-tak-ada-indikasi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com