Salin Artikel

Cerita Kurban Massal di Desa Bode Lor Cirebon, Sembelih Ratusan Ternak di Tengah PMK

Bahkan semangat para warga tidak terpengaruhi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sedang menyerang hewan ternak. Hal itu terlihat dari jumlah hewan ternak yang dikurbankan, jumlahnya justru bertambah.

Warga antusias, guyub, dan rukun untuk bersama-sama memeriahkan Hari Raya Idul Adha.

Setelah pelaksanaan shalat Idul Adha, warga seketika berduyun-duyun memenuhi area halaman depan Masjid Mu'tamarul Huda dan Balai Desa Bode Lor.

Kerumunan warga memanjang hingga halaman belakang yang menjadi lokasi pemotongan hewan kurban.

Desa Bode Lor bersama Dewan Kemakmuran Masjid dan Ikatan Remaja Masjid Mu'tamarul Huda, dikenal selalu memotong banyak hewan kurban setiap tahun.

Aktivitas pemotongan kurban selalu menjadi tontonan banyak warga sekitar. Kompas.com menyaksikan proses pemotongan dilakukan secara baik dan teratur.

Pertama, panitia mengikatkan empat kaki sapi dengan tali ke dalam lubang besi tanam. Setelah itu, sapi dibaringkan. Panitia kembali mengencangkan ikatan, agar sapi tidak berontak dan mengamuk.

Setelah siap, seorang tokoh masyarakat membaca doa, dan menyembelih hewan kurban sesuai yang disyaratkan. Warga membasuh darah dengan air mengalir. Setelah bersih, tim menguliti sapi dan membawa daging untuk dipotong-potong di halaman depan.

Tak hanya 38 ekor sapi, panitia juga memotong 109 ekor kambing di lokasi yang bersebelahan. Aktivitas ini menjadi tontonan warga karena sangat ramai dan meriah.

Kepala Desa Bode Lor, Rofi'i (52) menyampaikan, tahun ini pihaknya dapat memotong hewan kurban sebanyak 38 ekor sapi dan 109 ekor kambing.

Rofi'i menyebut, meski dalam kondisi wabah Penyakit Mulut dan Kuku, semangat dan antusiasme warga untuk berkurban tidak terpengaruh. Buktinya jumlah hewan kurban yang dipotong tahun ini tidak berkurang, malah justru meningkat.

"Alhamdulillah jumlah yang dipotong tahun ini ada peningkatan, meskipun dalam situasi wabah PMK, tidak menyurutkan semangat masyarakat Desa Bode Lor untuk berkurban. Mereka tetap semangat tinggi, antusias, guyub, rukun," kata Rofi'i kepada Kompas.com di tengah proses pemotongan, Minggu (10/7/2022).

Rofi'i menyebut, pihak desa berkerja sama dengan dokter hewan puskeswan, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Seluruh hewan yang hendak dikurbankan dinyatakan sehat dan bebas PMK.

Semua langkah antisipasi sudah dilakukan secara bertahap dari awal hingga proses pemotongan.

Salah satu tokoh masyarakat Desa Bode Lor, Surono (61), mengatakan, perangkat desa, DKM, dan Ikatan Remaja Masjid Mu'tamarul Huda dipercaya menjadi panitia kurban di desa tersebut.

Surono menyebut, pemerintah desa memasang syarat ketat bagi panitia kurban, yakni jujur dan transparan dalam mengimpun uang tabungan, pendataan, pemotongan daging, hingga penyaluran ke rumah warga.

"Kami yang berpengalaman sejak tahun ke tahun, intinya adalah tentang kejujuran kepanitiaan. Intinya itu. Jadi masyarakat percaya. Akhirnya jumlah hewan kurban yang dipotong di desa, semakin tahun semakin meningkat," kata Surono yang sudah berulang kali menjadi ketua panitia di tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, pemotongan hewan kurban Desa Bode Lor juga mengajarkan soal organisasi. Pasalnya, setelah seluruh hewan kurban dipotong, dan dibungkus per paket, proses penyaluran kerja sama dengan seluruh RT yang tersebar ke pelosok desa.

Jumlahnya ada 20 kepengurusan rukun tetangga. Jumlah hewan kurban dengan jumlah ratusan ekor ini, berasal dari warga setempat. Ada yang mandiri, ada juga yang menerapkan sistem tabungan dan juga patungan.

Dengan metode ini banyak warga tertarik untuk ikut menyemarakan momen Idul Adha dengan berkurban.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/10/164612178/cerita-kurban-massal-di-desa-bode-lor-cirebon-sembelih-ratusan-ternak-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke