Salin Artikel

Sebelum Kecelakaan Pikap di Subang, Korban Nonton Timnas U-19 Berlaga

BANDUNG, KOMPAS.com - Korban mobil pikap yang mengalami kecelakaan dan terbakar di Jalan Raya Pantura Kabupaten Subang, Jawa Barat, ternyata rombongan yang hendak pulang usai menonton Timnas Indonesia U-19 yang berlaga di Bekasi.

"Pulang nonton (timnas U-19), keterangan dari ponakannya yang luka ringan," kata Kanitlaka Satlantas Polres Subang Iptu Suharyadi dihubungi Senin (11/7/2022).

Suharyadi melanjutkan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan serangkaian penyelidikan terkait penyebab kecelakaan tersebut.

Diberitakan sebelumnya, salah satu korban selamat bernama Apip mengaku bahwa kecelakaan tersebut terjadi saat dia dan rekannya dalam perjalanan pulang usai mendukung Timnas Indonesia vs Myanmar dalam Piala AFF U-19 di Stadion Patriot Candrabaga Kota Bekasi, Jabar, Minggu (10/7/2022) malam.

"Kami rombongan yang mengalami kecelakaan setelah nonton bola Timnas Indonesia vs Myanmar dari Stadion Patriot Chandrabaga Kota Bekasi," ujarnya.

Dia tidak megetahui pasti kecelakaan yang dialaminya.

Sebab, selama dalam perjalanan dirinya tertidur dan saat tersadar mobil sudah terbakar.

"Saya tak tahu awalnya seperti apa. Saya tidur selama di perjalanan pulang. Tiba-tiba ditolong dan diselamatkan warga. Saat saya sadar, mobil tersebut sudah terbakar," kata Apip.

Kronologi kejadian

Satu unit mobil pikap mengalami kecelakaan di Jalan raya pantura jalur Jakarta menuju Cirebon tepatnya di Desa Mulyasari Kecamatan Pamanukan Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (11/7/2022) dini hari pukul 1.00 WIB.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo menjelaskan bahwa malam itu arus lalu lintas cukup dengan cuaca cerah.

Pikap Daihatshu Grandmax dengan nomor polisi E 8798 PV membawa enam orang penumpang. Kendaraan tersebut berjalan di jalan lurus dengan dua jalur empat lajur.

Antar lajur dipisahkan median jalan berupa trotoar dengan lingkungan kiri kanan jalan merupakan perumahan penduduk.

Kendaraan itu melajur dari arah Jakarta menuju arah Cirebon dan melaju di lajur cepat atau sebelah kanan.

"Pada saat melaju Kendaraan Pick Up Daihatsu Grandmax tersebut oleng ke kanan menabrak median jalan berupa trotoar kemudian terbakar," ucap Ibrahim dihubungi, Senin (11/7/2022).

Akibat kecelakaan tersebut, empat orang meninggal dunia, yakni dua korban meninggal di TKP, dan dua lainnya d rumah sakit saat dilakukan perawatan beberapa jam setelah kejadian.

Sedang tiga orang penumpang lainnya mengalami luka ringan. Semua korban langsung dilarikan ke rumah sakit PMC Pamanukan.

Saat ini kendaraan pikap yang terbakar itu diamankan di kantor Polsek Pamanukan Pokres Subang. Polisi masih melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan yang menewaskan empat orang tersebut.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/11/202331778/sebelum-kecelakaan-pikap-di-subang-korban-nonton-timnas-u-19-berlaga

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com