Salin Artikel

Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, PKL Batagor di Kabupaten Bandung Galau Pindah ke Tabung 3 Kg

BANDUNG, KOMPAS.com - Seperti diterpa badai bertubi-tubi, Ani Kustiani (44) pedagang Batagor di Jalan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengaku kaget mendengar harga kenaikan elpiji.

Baginya, gas merupakan salah satu sumber penghidupan.

"Ya kaget. Kemarin suami saya beli (elpiji). Tadinya mau beli yang 12 kg, taunya naik. Jadinya beli yang 5 kg, dengan harga Rp 110 ribu," katanya ditemui Kompas.com, Selasa (12/7/2022).

Awal berdagang, Ani menggunakan elpiji bersubsidi ukuran 3 kg. Namun karena dirasa boros, akhirnya setahun lalu Ani beralih ke elpiji 12 kg.

"Ya, lelah juga kalau harus beli tiap habis (saat pakai elpiji 3 kg). Kan kalau yang (elpiji) 12 kg, saya dan suami pikir awet, dalam seminggu nggak perlu ganti misalnya," ujarnya.

Adanya kenaikan harga elpiji, membuat Ani bingung apakah harus menaikkan harga jual atau tidak. Terlebih, pelanggan batagornya mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir.

"Belum dibicarakan sama suami, apakah harus naik atau enggak. Satu sisi pertimbangannya pelanggan lagi ramai nih," terangnya.

Diakuinya, rasa khawatir dan takut kehilangan pelanggan menjadi sesuatu yang paling dikhawatirkan saat mendengar harga gas naik.

"Takut lah pasti, orang saya penghidupan cuma dari sini," jelasnya.

Ani menuturkan, ia mengetahui kenaikan harga elpiji pada Senin (11/7/2022) kemarin. Ini kali keduanya kebingungan soal gas.

"Pertama, waktu kelangkaan gas kita juga kebingungan. Waktu itu masih pake yang 3 kg, karena alasan itu juga akhirnya pindah ke yang 12 kg," ujar dia.

"Kedua, ya sekarang. Kenapa harus naik lagi. Jujur saja saya sedang menikmati usaha ini menggunakan gas 12 kg, tahunya (harga) naik lagi. Bingung saya," sambungnya.

Sejak mengetahui adanya kenaikan harga Gas Elpiji, Ani belum menaikan harga satu porsi batagor dagangannya.

"Ya, kita juga akan menyesuaikan tentunya. Entah ukurannya diperkecil atau bahannya yang diganti atau seperti apanya nggak tahu nih," tuturnya.

Selain itu, jika tidak ada perubahan apapun, rencananya Ani akan kembali menggunakan elpiji ukuran 3 kg.

"Sempat terpikirkan untuk kembali, cuma belum pasti, gimana suami juga kesepakatannya," kata dia.

Sementara Ilham Islami (28) pemilik grosir atau depot elpiji di Katapang membenarkan adanya kenaikan harga.

Kendati begitu, belum ada dampak atau apapun dari warga yang membeli Gas.

"Memang kita sudah dikasih tahu ada kenaikan harga, cuma sejauh ini belum ada perubahan yang signifikan, artinya masih ada yang beli," jelasnya.

Adapun pembeli yang datang ke grosirnya setelah kebijakan kenaikan harga gas, kebanyakan membeli Gas Elpiji ukuran 5 Kg.

"Paling dari kemarin yang 5 kg yang beli, kalau yang 3 kg pasti banyak," tuturnya.

Ilham berharap, masyarakat tidak secara bersamaan pindah ke elpiji subsidi 3 kg untuk menghindari kelangkaan stok gas.

"Mudah-mudahan gak sampai pindah dengan berbondong-bondong ya, biar stoknya tetap aman, jangan sampai ada kelangkaan lagi," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/12/165556278/harga-elpiji-nonsubsidi-naik-pkl-batagor-di-kabupaten-bandung-galau-pindah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke