Salin Artikel

Harga Cabai di Karawang Masih Tinggi, Operasi Pasar Segera Dilakukan

KARAWANG, KOMPAS.com - Harga cabai, khususnya cabai rawit merah masih tinggi di Karawang.

Tingginya harga cabai rawit merah di Karawang karena faktor cuaca, kurangnya pasokan, dan Karawang bukan sentra produksi cabai.

Dilansir dari http://hargapasar.karawangkab.go.id, harga cabai rawit di Pasar Cikampek dan Johar Rp 90.000 per kilogram. Kemudian di Pasar Kosambi Rp 98.000 per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit terendah ada di Pasar Telagasari, sebesar Rp 55.000 per kilogram.

Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang Yayat Rohayati mengakui harga cabai di Karawang masih mahal.

"Harga cabai rawit merah masih stabil di harga Rp 105 ribu. Adapun cabai rawit hijau Rp 85 ribu," kata Rohayati di Kantor Bidang Pangan, Karawang, Rabu (13/7/2022).

Selain faktor cuaca, penyebabnya di antaranya pasokan cabai minim. Sedangkan Karawang bukan sentra produksi cabai rawit merah. Pasokan cabai yang masuk Karawang biasanya berasal dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan luar Jawa seperti Lombok.

Di Karawang memang ada petani cabai. Misalnya di Cibuaya, Batujaya, dan wilayah Pangkalan. Namun produksinya cabai rawit hijau.

"Rasanya pedas. Hanya saja warnanya gak merah. Mungkin itu juga yang memengaruhi warga lebih memilih cabai rawit merah," kata dia.

Sebenarnya, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya melalui program pemanfaatan pekarangan lestari (P2L). Ada sekitar 7 kelompok penumbuhan dan pengembangan. Modalnya dibantu Bidang Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.

"Kurang lebih seribu bibit disebar," kata dia

Rohayati mengimbau warga tidak panic buying. Ia juga menyarankan masyarakat belanja seperlunya dan tak terpaku membeli cabai rawit merah. Sebab, ada komoditas cabai lain yang rasanya tak kalah pedas. Hanya saja warnanya tidak merah.

"Kami juga terus berupaya," ucapnya.

Operasi pasar

Rohayati mengatakan, dari data Bank Indonesia Jawa Barat, komoditas holtikultura menjadi penyumbang tertinggi angka inflasi di Jawa Barat. Salah satunya cabai.

Sehingga, daerah diminta menggelar operasi pasar. Hanya saja, kata Rohayati, pihaknya akan lebih dulu berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dan Badan Ketahanan Nasional.

"Rencananya akhir Juli, karena kuta harus koordinasi dulu. Tempatnya di lapangan Karangpawitan dan kegiatan Paten," kata dia.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/13/162541878/harga-cabai-di-karawang-masih-tinggi-operasi-pasar-segera-dilakukan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com