Salin Artikel

Harga Minyak Goreng di Pasar Kabupaten Bandung Masih Belum Rp 14.000

Untuk diketahui, pemerintah pusat menerapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah sebesar Rp 14.000.

Budiawan Semadi (53) seorang pedagang sembako di Pasar Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengaku menjual minyak curah atau eceran dengan harga Rp 15.000.

"Ya memang saya menjualnya segitu, dari sananya Rp 14.500, saya cuma ngambil keuntungan Rp 500 aja, " katanya ditemui Kompas.com, Rabu (13/7/2022).

Pria yang akrab di sapa Budi ini, mengatakan menjual minyak goreng dengan harga Rp 15.000 telah berlangsung cukup lama.

"Waktu minyak lagi langka, itu saya jual Rp 16.000, jadi sebetulnya cukup lama ya, tapi ya mau gimana lagi saya juga cari keuntungan," terangnya.

Sejauh ini, kata dia, pihaknya belum menerima komplain dari pembeli terkait harga minyak goreng curah. 

Berbeda ketika minyak goreng langka pada beberapa waktu lalu. Saat itu,  Budi menyebut hampir setiap hari mendapatkan keluhan.

"Waktu itu mah, harus saya akui setiap saat ada yang beli pasti dapet aja keluhan atau komplain meksipun nadanya bercanda, sekarang mah tidak ada, gak tau belum," terangnya.

Ditanya, terkait intruksi pemerintah pusat yang menerapkan harga HET minyak goreng Rp 14.000, Budi menuturkan tak keberatan.

Namun, ia meminta pemerintah juga menekan harga yang dikeluarkan distributor.

"Pengennya mah rata saja, kalau kami diatur yang lainnya juga diatur, jangan sampai kita aja yang ditekan," tuturnya.


Budi meminta agar pemerintah bisa menghadirkan angka yang cukup ramah terkait kost pengiriman minyak.

"Saya rasa cost-nya harus disesuaikan juga, kalau bisa fasilitasi sama pemerintah, baik pusat atau daerah," jelasnya.

Berbeda dengan pedagang Soreang, pedagang sembako di Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung, kerap menerima komplain dari pelanggan.

Yusuf Barkah (40) misalnya, ia mengaku pembeli kerap mempertanyakan mengapa dirinya menjual harga minya goreng curah dengan harga Rp 15.500.

"Ada aja yang nanyain, alasannya mah katanya baca berita, terus kata Presiden dan Menteri juga harganya Rp 14.000," ungkapnya.

Yusuf menjelaskan, ia tak bisa menyesuaikan secara mandiri untuk menentukan harga jual minyak goreng terutama eceran.

"Minyak goreng kan di datangkan dari luar, bukan nanam seperti sayuran atau buah. Ya, saya enggak bisa nentuin sendiri harganya, ada kesinambungan yang lain," jelasnya.

Senada dengan Budi, Yusuf juga berharap pemerintah bisa menentukan harga yang terbaik untuk kemaslahatan bersama.

"Ya kalau memang harganya harus Rp 14.000, saya minta semua rantainya juga bisa disesuaikan, jangan hanya kami saja," terangnya.


Sementara, Cucu Cahyati salah seorang pembeli yang juga berdagang Tempe Mendoan di Jalan Raya Soreang-Banjaran, Kabupaten Bandung mengaku pedagang bisa menyesuaikan harga dengan yang dianjurkan pemerintah.

"Pengennya mah sama aja dengan yang disuruh pemerintah, jangan ada beda-bedanya," ujarnya.

Bagi Cucu, minyak goreng menjadi salah satu komposisi yang tidak bisa ditinggalkan dalam membuat tempe mendoan.

"Sekarang harganya ada yang Rp 15.000 sampai Rp 15.500 itu buat saya cukup berat," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/13/180147978/harga-minyak-goreng-di-pasar-kabupaten-bandung-masih-belum-rp-14000

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke