Salin Artikel

Diagnosis Dokter soal Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dirundung: Kejiwaan Korban Tertekan

Seperti diketahui, F sempat dirawat di RSUD SMC sebelum akhirnya meninggal pada Minggu (17/7/2022). 

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, Adi Widodo mengatakan, dari hasil pemeriksaan medis, korban mengalami suspect depresi, thypoid, dan ensefalopati atau peradangan otak.

"Untuk diagnosis kematian disebabkan karena adanya suspect typhoid dan ensefalopati atau peradangan otak. Karena komplikasi tifus juga ada suspect episode depresi atau gangguan ensefalopati kejiwaan," ujar Adi, Jumat (22/7/2022).

"Namun untuk faktor internalnya karena komplikasi demam, meski petugas medis juga berupaya melakukan upaya tapi nyawanya itu tak tertolong saat itu," tutur Adi menambahkan.

Adi menjelaskan, suspect typhoid, ensefalopati, dan suspect episode depresi disebabkan karena korban mengalami tekanan psikologis.

Apalagi sesuai keterangan keluarga, pasien sempat menjadi korban bullying teman-temannya.

Penurunan kesadaran

Adi mengatakan, saat menjalani perawatan di rumah sakit, F mengalami penurunan kesadaran karena masih tidak mau makan dan minum hingga mengalami demam.

Saat dibawa ke rumah sakit, korban juga sudah tidak sadarkan diri.

Sebelumnya diberitakan, seorang bocah SD berumur 11 di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dipaksa teman-temannya menyetubuhi kucing sembari direkam pakai ponsel.

Akibat rekaman itu tersebar, korban menjadi depresi dan tidak mau makan dan minum sampai kemudian meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit pada Minggu (17/7/2022).

Selain menjadi korban perundungan selama masih hidup, F diketahui kerap dipukuli teman-teman bermainnya selama ini.

Kasus tersebut telah dilaporkan ke polisi. (Penulis Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor Reni Susanti)

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/22/153330878/diagnosis-dokter-soal-bocah-sd-di-tasikmalaya-meninggal-usai-dirundung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke