Salin Artikel

Menyoal Pernyataan Wagub Jabar yang Sebut Perundungan di Tasikmalaya Hanya Candaan

Korban adalah warga Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Timur.

Oleh empat pelaku, ia dipasa bersetubuh dengan kucing sembari direkam menggunakan ponsel. Video tersebut kemudian disebar di WhatsApp.

Setelah kejadian tersebut, F depresi dan jatuh sakit. Ia kemudian dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia pada Rabu (20/7/2022).

Wagub Jabar sebut hanya candaan

Terkait kasus tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Rizhanul Ulum untuk menemui keluarga korban di Kantor KPAID Tasikmalaya pada Sabtu (23/7/2022).

Sebelumnya Ridwan Kamil menyatakan mengecam keras kejadian tersebut dan meminta para pelaku dihukum sesuai aturan

Namun pernyataan berbeda disampaikan oleh Uu. Ia mengatakan kejadian anak setubuhi hewan sudah biasa dan terjadi di masa kecilnya.

Bahkan Uu menyebut hal tersebut hanya candaan. Hal tersebut disampaikan Uu setelah melihat video korban.

Selain berbeda dengan Ridwal Kamil, pernyataan Uu juga berseberangan dengan pernyataan Presiden RI dan Kementerian PPA yang mengecam kerasan kejadian tersebut.

"Iya, saya juga mohon maaf. Saat kecil begitu, pernah lah ya, pernah, sering dengar (tentang perundungan). Bahkan teman saya dengan kerbau orang Cikatomas, tahu. Tetangga saya dengan ayamnya, ya saat usia SD-SD begitu. Itu candaan lah ya. Itu biasa pak itu. Tapi justru karena ada medsos dan jadi pertanyaannya, kenapa mesti diviralkan?" Jelas Uu kepada wartawan di kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya.

Ia juga meminta keluarga korban dan keluarga pelaku segera berdamai sehingga kasus tersebut tak sampai ke pengadilan.

"Jadi apapun yang terjadi pasti ditindaklanjuti. Apalagi yang terjadi terhadap masyarakat Jabar. Saya sudah mendengar langsung kronologi dari KPAID, asumsi ada persetubuhan, saya lihat videonya tidak mungkin. Apalagi anak kecil seperti itu. Jadi secara kasatmata di video tidak ada persetubuhan," tambahnya.

Ia menyebut para pelaku sudah mendapatkan sanksi sosial hingga dewasa.

"Saya akan sesuai kapasitas, akan menyampaikan ini ke Gubernur. Saya ingin masalah ini distop. Menurut saya, yang harus dikejar itu yang membuat dan menyebarkan," ujar Uu.

Uu pun meminta masyarakat tak menyebarkan video dan tak membesar-besarkan kasus viral di Tasikmalaya ini.

"(Depresi) itu hanya asumsi masyarakat karena ada kronologi seperti itu. Namun itu belum pasti. Yang berhak menyampaikan adalah pihak yang berwenang, yaitu kedokteran," kata dia.

Ia juga mneyebut jika terbukti ada persetubuhan, ia tetap berharap kasus tersebut tak dilanjutkan ke Pengadilan.

Apalagi keluarga korban dan pelaku sudah islah.

"Harapan kami, sekalipun terjadi (persetubuhan), kasus tidak dilanjutkan. Karena anak kecil. Kedua, ini dampak keluarga yang sudah islah. Kan sudah ada maaf," tegas Uu.

Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, Adi Widodo mengatakan, sebelum meninggal korban dirawat di rumah sakitnya.

Dari hasil pemeriksaan medis, korban mengalami suspect depresi, thypoid, dan ensefalopati atau peradangan otak.

"Untuk diagnosa kematian disebabkan karena adanya suspect typhoid dan ensefalopati atau peradangan otak, karena komplikasi tifus juga ada suspect episode depresi atau gangguan ensefalopati kejiwaan," ujar Adi, Jumat (22/7/2022).

"Namun untuk faktor internalnya karena komplikasi demam, meski petugas medis juga berupaya melakukan upaya tapi nyawanya itu tak tertolong saat itu," tutur Adi.

Saat berada di rumah sakit, korban mengalami penurunan kesadaran karena masih tidak mau makan dan minum hingga mengalami demam.

Menurut Adi, suspect typhoid, ensefalopati, dan suspect episode depresi diakibatkan adanya tekanan psikologis korban sebelumnya.

Ia menegaskan perundungan yang dialami korban adalah kekerasan anak dan bukan lelucon.

Pihaknya justru sepakat dengan pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang berupaya agar kejadian tersebut tak terulang.

"Saya kira ini Wagub Jabar (Uu Ruzhanul Ulum) gagal paham menilai bentuk-bentuk kekerasan yang ada di tengah masyarakat," jelas Arist kepada Kompas.com lewat telepon, Senin (25/7/2022).

"Pernyataan wagub itu harus ditarik yang menyatakan kasus bully diduga oleh anak dengan korban anak sebagai lelucon (candaan) dan itu biasa di tengah kehidupan anak-anak. Tidak boleh itu dilakukan oleh wagub, karena sudah kekerasan terhadap anak," tambah dia.

Menurut Arist, jika nantinya tidak terbukti akibat depresi, pimpinan daerah tetap tidak boleh memiliki pemikiran seperti itu terhadap penyelesaian permasalahan anak.

"Sekalipun ini tidak (terbukti akibat depresi), itu tidak boleh (penilaian wagub Jabar). Karena permasalahan anak itu bukan guyonan dan jangan," beber dia.

Komnas PA pun meminta Wagub Jabar segera menarik ucapannya terkait penilaian tentang penyelesaian permasalahan anak.

"Saya mohon dengan sangat, Wagub Jabar untuk menarik statemen itu, karena akan membuat anak-anak itu menilai kejadian seperti ini sebagai guyonan dan dianggap lucu-lucuan saja," tambah dia.

Terkait pernyataanya yang menyebut candaan, Uu menyampaikan permintaan maaf. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/7/2022).

"Jadi saya memohon maaf menyampaikan hal semacam itu. Karena kami sebenarnya tidak bermaksud pada konteks yang ada pada kejadian ini," ujar Uu.

Uu berkilah, pernyataan itu ia sampaikan dalam konteks sedang bercanda dengan para awak media.

"Yang saya sampaikan saat saya bercanda dengan rekan media, barudak sok silih poyokan mah biasa (anak kecil suka saling ledek mah biasa). Itu sebetulnya tidak boleh, sekalipun hal biasa itu yang saya sampaikan," ungkapnya.

Uu mengatakan pernyataan itu ia sampaikan berdasarkan pengalamannya saat kecil dahulu.

"Dan saya memohon maaf atas kesalahan statement saya tentang hal itu karena memang saya juga dulu pernah kecil dan biasa silih poyokan (saling meledek) tapi itu salah. Jadi mohon maaf atas kesalahan saya " jelasnya.

Sementara kasus yang menewaskan F sudah dinaikkan ke tahap penyidikan setelah pihak kepolisian melakukan gelar perkara.

Ada tiga orang terduga pelaku yang semuanya masih anak-anak.

Sementara itu Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinas Sosial Kabupaten Tasikmalaya, Aan Yuliati, menyebut pihaknya telah mengamankan para pelaku kasus dugaan perundungan bocah SD sampai meninggal.

Menurutnya para pelaku sempat stres dan syok saat beritanya viral, namun setelah diterapi psikis sampai akhirnya membaik.

"Sekarang para terduga pelaku berada di rumah aman. Mereka di sana bersama orangtuanya. Karena harus didampingi karena masih berusia anak. Mereka semua stres dan syok, juga ketakutan. Namun, kami lakukan terapi dan konseling. Alhamdulillah sekarang kondisinya membaik," jelas Aan kepada wartawan, Senin (25/7/2022).

Ketiga pelaku mengaku tidak berniat merundung korban. Mereka pun menyesali perbuatannya kepada korban.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irwan Nugraha, Dendi Ramdhani | Editor : Gloria Setyvani Putri, Reni Susanti)

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/26/160600178/menyoal-pernyataan-wagub-jabar-yang-sebut-perundungan-di-tasikmalaya-hanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke