Salin Artikel

Ditempati Tunawisma, 21 Halte dan 2 JPO di Kota Bandung Dibongkar

Kepala Bidang Prasarana Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Panji Kharismadi mengatakan, selain rusak tidak terurus, halte-halte yang akan dibongkar juga sudah tidak dilalui bus.

"Kita memang tahun ini memprogramkan untuk membongkar 21 halte, alasannya memang ada banyak yang tidak dilalui oleh bus Trans Metro Bandung (TMB) karena TMB selama (pandemi) Covid-19 juga tidak beroperasi," kata Panji saat dihubungi, Selasa (26/7/2022).

Lebih lanjut Panji menambahkan, selain rusak, halte-halte yang akan dibongkar tersebut juga dimanfaatkan untuk kepentingan segelintir masyarakat sehingga tidak sesuai dengan fungsinya.

"Di lapangan halte malah jadi tempat tunawisma, tempat jualan, ada juga tempat simpan sayuran. Contohnya di Cicadas sebelah BTM jadi tempat jualan burung, di Ciroyom jadi tempat simpan sayuran. Di bawah flyover Pasupati dekat RSHS jadi tempat gelandangan," tuturnya.

Dinas Perhubungan menargetkan, pembongkaran halte yang tiap titiknya mengeluarkan anggaran sebesar Rp 11.000.000 akan selesai pada pertengahan bulan Agustus 2022 mendatang.

"Karena bongkar bukan hanya bongkar saja. Itu halte berdiri di atas trotoar, setelah bongkar kita harus memperbaiki trotoarnya juga," jelasnya.

Panji menjelaskan, tidak hanya 21 halte saja yang rusak tidak terurus.

Menurut dia, pihaknya sampai saat ini masih terus menginventarisasi halte-halte lainnya yang rusak dari total 300-an halte yang ada di Kota Bandung.

"Kita kekurangan orang juga untuk mengurus halte. Dari 300-halte, yang ngurus hamya lima orang," tandasnya.


Terpisah, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, selain membongkar 21 halte, Pemerintah Kota Bandung juga akan membongkar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).

"Kita ada target 21 halter dan 2 JPO, termasuk rencana (JPO) di jalan Dago itu dua-duanya rencananya kita bongkar," kata Ema.

Ema menjelaskan, Pemkot Bandung bukan tanpa alasan membongkar halte.

Menurut dia, kebanyakan halte yang sudah tidak berfungsi justru malah merusak pemandangan.

"Kalau yang masih untuk layanan transportasi publik tentu itu tidak akan dibongkar. Tapi kalau yang sekarang tidak berfungsi dan terbengkalai atau merusak estetika kota maka akan kita bongkar. Bahkan kita ingin fungsikan kembali sebagai trotoar. Tapi ini harus dicatat dan dihitung dulu, berapa yang harus kita hilangkan," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/26/195443778/ditempati-tunawisma-21-halte-dan-2-jpo-di-kota-bandung-dibongkar

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com