Salin Artikel

Olahan Sawit Ternyata Bisa Perpanjang Masa Simpan Buah, Lebih Hemat dari Mesin Pendingin

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akhirnya menemukan inovasi baru untuk memperpanjang usia simpan buah-buahan, hasil pertanian holtikultura. Yakni dengan menggunakan olahan buah sawit.

Kepala Pusat Riset Agroindustri BRIN, Mulyana Hadipernata mengatakan, dari hasil penelitian yang dilakukan pihaknya sejak 2016, buah-buahan yang kulitnya dilapisi (coating) olahan sawit bisa lebih panjang usia simpannya pada suhu ruangan.

"Produk ini kita aplikasikan ke buah-buahan dengan tujuan dalam rangka memperpanjang masa kesegaran buah holtikultura," kata Mulyana di Hotel Novena Hotel, Jalan Setiabudi, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/7/2022).

Buah mangga contohnya. Awalnya, buah mangga pada suhu ruang biasa tanpa coating bisa hanya satu minggu, dengan coating ini bisa dua kali lipat mencapai 15 hari. Kalau di lemari pendingin malah bisa jadi empat kali lipatnya.  

Mulyana menjelaskan, inovasi coating sawit yang dikembangkan pihaknya telah diujicoba kepada sejumlah petani dan pedagang buah di Malang dan Yogyakarta.

"Kita aplikasikan ke pedagang, petani, dan pengusuaha buah untuk mendapatkan feedback Alhamdulillah responnya cukup baik, mudah-mudahan di Bandung pun bisa dengan baik diaplikasikan," ujarnya.

Mulyana menjelaskan, dengan melapisi buah dengan coating sawit inovasi BRIN ini, petani, pedagang, dan pengusaha buah bisa lebih hemat dalam proses pengawetan yang biasanya menggunakan mesin pendingin.

"Coating ini lapisan yang menahan laju respirasi. Buah-buahan begitu dipanen pasti ada respirasi. Dengan dilapisi coating sawit ini, laju respirasi akan berkurang. Semakin cepat respirasi, laju pembusukan akan cepat. Dengan dihambat menggunakan coating ini, maka akan menghemat sehingga tidak cepat pembusukan," bebernya.

Mulyana menjelaskan, pihaknya akan memproduksi coating sawit ini secara massal dengan skala rumahan. Produksi akan lebih besar lagi jika ternyata banyak yang menggunakan ke depannya.

"Untuk di kita saja dulu karena banyak sekali potensi di Indonesia. Kalau sudah kita cukupi, baru kita pikirkan ekspor. Utamanya adalah bagaimana produk buah-buahan holtikultura kita bisa sampai dengan aman, dengan mutu terstandar. Banyak yang coba kirim (ekspor) dengan daya simpan tidak terlalu lama akhirnya malah banyak jadi sampah," tandasnya.

Ketua Tim Riset Agroindustri BRIN, Indra Budi menjelaskan, coating sawit yang dikembangkan timnya bisa diaplikasikan ke semua jenis buah, tetapi untuk saat ini baru beberapa jenis yang baru diaplikasikan seperti mangga, manggis, dan apel.

"Efektifnya untuk buah yang kulitnya tipis," ungkapnya.

Selain itu, Indra memastikan, coating sawit ini tidak berbahaya jika terkonsumsi oleh manusia.

"Ini edible karena ini produk turunan sawit, sama seperti margarin, jadi bisa langsung dimakan. Bahan utamanya sawit, tapi didalamnya ada turunan-turunan sawit  yang jenisnya macam," ungkapnya.

Selain bisa menghemat untuk biaya mesin pendingin, coating sawit ini juga bisa menghemat penggunaan lilin lebah yang selama ini digunakan oleh pengusaha buah yang biasanya melakukan ekspor impor.

"Umum dipakai sekarang adalah wax lebah. Tapi lilin lebah ini sangat mahal, per kilogram Rp. 200.000 karena impor. Minyak sawit per kilogram cuma Rp. 20.000, jauh lebih murah. Setelah dicoba, minyak sawit ini hasilnya sangat baik," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/27/115441078/olahan-sawit-ternyata-bisa-perpanjang-masa-simpan-buah-lebih-hemat-dari

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke