Salin Artikel

Petani di Sukabumi Melihat Satwa Liar Mirip Harimau, Beberapa Helai Rambut Oranye-Putih Ditemukan

SUKABUMI, KOMPAS.com - Agi Yulianto (32) menemukan beberapa helai rambut diduga milik harimau di saung perbukitan Gunung Pasir Kantong, Desa Sukadamai, Kecamatan Cicantayan, Sukabumi, Jawa Barat.

"Saung ini milik bapak saya. Sepekan yang lalu bapak melihat satwa seperti harimau sedang tertidur pulas di bawah tempat duduk," ungkap Agi kepada Kompas.com selesai mencari rambut di lokasi, Selasa (26/7/2022) petang.

Agi menuturkan, pada Senin (25/7/2022) sekitar pukul 14.30 WIB, dia ditunjukkan lokasi satwa liar mirip harimau tertidur lelap di bawah tempat duduk oleh orangtuanya.

"Saya penasaran, lalu melihat-lihat lokasinya. Saat itu melihat ada sehelai rambut (dengan) dua warna, oranye dan hitam," tutur dia.

"Waktu hari Senin menemukan ada lima rambut. Namun tiga terbawa angin, jadi hanya tinggal ada dua helai rambut," sambungnya.

Pada Selasa (26/7/2022), Agi kembali menemukan empat helai rambut. Namun yang berhasil dimasukan ke plastik hanya tiga helai.

"Saya juga belum tahu itu rambut apa. Hanya saja ditemukan di lokasi binatang itu tidur," ujar dia.

Petani trauma

Salah seorang petani bernama Baed (65) yang melihat hewan diduga harimau di saungnya sempat pingsan saat kejadian.

Sebelumnya petani penggarap ini tidak berkenan menceritakan mengenai pengalamannya melihat harimau. Berdasarkan informasi para sejawat dan keluarga, Baed mengalami trauma.

Bahkan, bila ada warga menanyakan tentang harimau yang dilihatnya, Baed selalu menghindar dengan wajah tampak ketakutan.

Kepada Kompas.com, Baed menceritakan sedikit kejadiannya. Dia mengaku sempat melihat hewan diduga harimau sedang tidur di saung miliknya dalam jarak sekitar satu meter.

"Iya, lihat di saung. Setelah itu langsung mundur pelan-pelan. Saya takut dimangsa Pak, seperti yang dilihat di televisi (hewannya)," aku Baed.

Saat memperlihatkan gambar monyet bersama harimau di salah satu halaman majalah National Geographic, Baed langsung menunjukkan tangannya pada gambar harimau.

"Yang itu," ucap Baed singkat sambil menunjuk ke gambar harimau dan dia langsung menggeserkan tubuhnya.

Baed juga berharap apa yang dilihatnya dan mengakibatkan dirinya dihantui ketakutan secepatnya mendapatkan jalan keluar. Karena di lahan pertanian garapannya masih ada tanaman yang perlu dirawat.

"Sekarang mah takut ke kebunnya juga. Sebelumnya bisa sampai malam kalau di kebun. Saya berharap bisa ada jalan keluarnya," harap petani lanjut usia itu.

Sudah enam warga lihat

Kepala Desa Sukadamai Rudi Hartono menjelaskan mencuatnya kabar warga melihat hewan liar diduga harimau itu mulai Senin 18 Juli 2022. Saat itu seorang petani Baed (65) melihat harimau yang sedang tertidur di saung kebun miliknya sekitar pukul 11.00 WIB.

Informasi adanya warga melihat harimau dilaporkan ke kantor Desa Sukadamai pada pukul 16.00 WIB. Namun saat itu, Rudi sedang ada pertemuan dan baru mendapatkan laporan langsung dari warga pada malam hari.

"Laporan warga melihat harimau ini bukan yang pertama kali. Empat bulan yang lalu juga sudah ada kabar petani melihat harimau," ungkap Rudi saat ditemui di kantor Desa Sukadamai, Kamis (21/7/2022).

Namun, lanjut Rudi, informasi petani melihat harimau itu mayoritas warga menilai informasi tersebut bohong. Karena saat itu yang melihat harimau hanya seorang diri di lahan pertanian.

Apalagi waktu kejadian petani yang melihat harimau itu berlangsung antara pukul lima sore hingga jelang Maghrib.

"Warga berasumsi harimau yang dilihat itu hanya penampakan. Kalau warga menyebutnya meong karuhun," ujar dia.

Rudi menuturkan seiring waktu berjalan informasi petani penggarap melihat harimau itu terus bermunculan. Bahkan waktu perjumpaan dengan harimau itu ada yang pagi dan terakhir dilaporkan pada pukul 11.00 WIB.

"Hingga saat ini sudah ada enam orang yang melaporkan melihat harimau di lahan pertanian," tutur dia.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/28/115635278/petani-di-sukabumi-melihat-satwa-liar-mirip-harimau-beberapa-helai-rambut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke