Salin Artikel

Pemkab Karawang dan PT KAI Sepakat Bangun RTH di Bekas Pasar Rengasdengklok

KARAWANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang dan PT Kereta Api Indonesia sepakat membangun ruang terbuka hijau (RTH) di lahan Pasar Rengasdengklok lama.

Kesepakatan itu terjalin melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pemanfaatan Aset dan Pengembangan Angkutan Kereta Api di Karawang di Gedung Singaperbangsa, Komplek Kantor Bupati Karawang, Senin (1/8/2022).

Executive Vice President PT KAI DAOP 1 Jakarta Suryawan Putra Hia mengatakan, pihaknya siap berkolaborasi dan bersinergi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) terkait pemanfaatkan aset PT KAI. Mulai dari pembuatan ruang terbuka hijau, taman, hingga penataan PKL melalui pemusatan UMKM.

Sebab, kata dia, ciri-ciri daerah yang maju mempunyai indikator tertentu. Misalnya tersedia fasilitas umum yang memadai, sarana ramah anak hingga keamanan bagi warga yang aman meski pulang mencari nafkah pada malam hari.

"Monggo saja aset PT KAI yang belum maksimal untuk ditata. Penataan taman ayo, Penataan PKL ayo," ujar Suryawan.

Penataan PKL yang dimaksud adalah mengumpulkan PKL di suatu tempat yang lebih representatif, seperti layaknya pusat kuliner. Kemudian PKL dikenakan tarif UMKM, yakni maksimal 30 persen dari tarif normal.

Di samping itu, PT KAI juga meminta dukungan Pemkab Karawang untuk menertibkan pemukiman liar yang berdiri di lahan milik PT KAI.

Sebab, pemukiman liar ini hanya menguntungkan oknum tertentu. Jika pemukiman liar ditertibkan, kata Suryawan, akan memberikan keuntungan kepada Pemkab Karawang ebrupa pajak.

"PT KAI gak dapat apa-apa, Pemda gak dapat apa-apa," ucap Suryawan.

Di samping pemanfaatan aset lahan, PT KAI juga mengajak Pemkab Karawang berkolaborasi dalam pengembangan angkutan kereta. Tak hanya angkutan massa, melainkan juga angkutan barang atau logistik.

Transportasi sendiri, kata Suryawan, menjadi salah satu indikator majunya suatu daerah.

Jalur dan fasilitas kereta api sendiri dibangun menggunakan anggaran negara. Sehingga menurutnya sangat disayangkan jika pemanfaatannya tak maksimal. Di Karawang salah satu fasilitas stasiun angkutan barang berada di Stasiun Klari.

"Jika dimanfaatkan secara maksimal, beban jalan berkurang, dan pergerakan masyarakat pun menjadi lebih nyaman," ungkapnya.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan, poin-poin utama kerjasama dengan PT KAI antara lain pemanfaatan lahan dan penambahan angkutan.

"Lahannya kita bahas PT KAI di Rengasdengklok untuk RTH karena kita mau ada relokasi pasar, bismillah clear," kata Cellica.

Seperti diketahui, relokasi Pasar Regasdengklok sudah diwacanakan sejak lama.

Relokasi dilakukan agar pasar lebih representatif, bersih, dan nyaman dengan menggandeng pihak ketiga.

Pasar Rengasdengklok diketahui bukan hanya menjadi tempat berbelanja warga Karawang sebelah utara. Melainkan juga warga Bekasi yang berbatasan dengan Rengasdengklok.

Cellica menyebut Pemkab Karawang sangat serius melakukan penataan. RTH tersebut nantinya bakal mendadi fasilitas publik yang diharapkan bakal meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat di sekitarnya.

"Alhamdulillah PT KAI merespon sangat baik. Kami mengucapkan terimakasih," ungkap dia.

Selain itu, lahan PT KAI yang akan ditata yakni Taman Ade Irma Suryani di pertemuan Jalan Kertabumi dan Jalan Niaga, menjadi jadi pusat kuliner.

"Pokoknya semua yg aset lahan milik PT KAI kita kolaborasikan untuk menjadi sesuai baik kedepannya," ungkapnya.

Adapun soal angkutan logistik masih akan dibahas perihal teknisnya, dan kemudian diinformasikan kepada masyarakat.

https://bandung.kompas.com/read/2022/08/01/160533578/pemkab-karawang-dan-pt-kai-sepakat-bangun-rth-di-bekas-pasar-rengasdengklok

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com