Salin Artikel

Ini Pentingnya Peran Ibu PKK Berantas Demam Berdarah

BANDUNG, Kompas.com- Peran ibu-ibu ternyata penting dalam upaya memberantas demam berdarah.

Hal tersebut diungkap dalam kegiatan acara Kompas.com bersama Enesis Group bertajuk Wujudkan Indonesia, Bebas dari Dengue (DBD) sebagai gerakan sosial sekaligus kegiatan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih di Kiara Artha Park, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Senin (22/8/2022).

Dalam kegiatan tersebut, Enesis bersama Kompas.com mensosialisasikan pola hidup bersih juga membagikan healthy kit upaya pencegahan DBD.

Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Praratya mengatakan, mengutip data yang diungkap oleh Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho, nyamuk yang menggigit manusia didominasi oleh betina.

"Jadi peran ibu-ibu yang paling utama karena hanya wanita yang bisa memahami perempuan (nyamuk betina)," kata Atalia Senin siang.

Istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ini menambahkan, selain Covid-19, demam berdarah juga menjadi salah satu penyakit yang mewabah di Jawa Barat.

"Jawa Barat berkejaran urusan pandemi (Covid-19) dan demam berdarah. Ada 21 ribuan kasus yang terjadi satu tahun belakangan, paling banyak di Kota Bandung dan Kota Depok. Jadi hari ini bersama Enesis dan Kompas.com, kita berkolaborasi bersama, ada bantuan pemerintah dalam upaya untuk mengentaskan masalah demam berdarah," ungkapnya.

Atalia menambahkan, selain menggunakan produk-produk penangkal nyamuk, pola hidup bersih menjadi kunci utama untuk memberantas DBD. Juru pemantau jentik (Jumantik) pun menjadi garda terdepan dalam soialisasi ke masyarakat.

"Penting sekali kader Jumantik digeliatkan kembali. Bahkan di SD-SD juga akan dimulai kembali Jumantiknya, untuk membantu wilayah sekitar lingkungan sekolah terhindar dari maslaah demam berdarah. Demam berdarah tidak bisa dilakukan sendirian karen sifatnya lingkungan, maka gerakan ini harus bersama pula wilayah bekerjasama dengan seluruh keluarga," bebernya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menambahkan, kesehatan menjadi faktor paling utama yang harus diperhatikan pemerintah pusat dan daerah termasuk Jawa Barat.

"Kesehatan adalah faktor dominan dalam pembangunan. Indonesia bisa membangun, Jabar bisa membangun kalau semuanya sehat. Pembangunan perlu pikiran, perlu akal. Akal yang sehat terdapat pada jiwa dan badan yang sehat," tutur Uu.

Selain itu, dalam upaya memberantas DBD di Jawa Barat, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus dilaksanakan dan bukan hanya sekadar slogan.

"Harapan kami atas nama Pemprov Jabar, PHBS harus menjadi karakter bangsa terutama masyarakat Jabar. Sebagai manusia yang hidup, harus punya PHBS," tuturnya.

Dalam sambutannya, Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho mengatakan, Enesis dan Kompas.com merespon apa yang saat ini terjadi. Menurut catatan Kementrian Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Unicef, selama pandemi Covid-19 ada sekitar 34.544 anak menjadi yatim, piatu atau yatimpiatu.

"Angka ini yang memembuat kita tergerak untuk membuat sesuatu," ujarnya.

Selain itu, Wisnu menambahkan, catatan dari Kementrian Kesehatan, setahun lalu sampai bulan Februari 2022, tidak kurang dari 13.700 kasus demam berdarah terjadi di seluruh Indonesia. 145 diantaranya bahkan sampai meninggal dunia akibat demam berdarah.

"Ini angka yang cukup besar. Cita-cita kita, membebaskan Indonesia dari demam berdarah. Angka ini membuat kita perlu bergerak selain prihatin. Bersama-sama, Kompas.com dan Enesis karena ada keinginan untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan selama pandemi dan demam berdarah, bersama kami melakukan gerakan Indonesia bebas demam berdarah," jelasnya.

Enesis dan Kompas.com pun sepakat untuk menggandeng PKK untuk mengaktifkan kembali kader Jumantik. Selain Bandung, kota lainnya yang juga menggelas kegiatan serupa adalah Cirebon, Malang dan Yogyakarta.

"Kita ingin berangkat dari kota, kabupaten, untuk mengatasi masalah besar ini. Kompas.com bersama Enesis punya kesempatan berkolaborasi untuk bisa berkontribusi tidak hanya memberikan bantuan kepada sekolah berupa health kit, kami ingin memberikan bantuan beasiswa Karena selama pandemi Covid-19, 34 ribu anak menjadi yatim, piatu dan yatimpiatu dan karena demam berdarah ada 145 meninggal dunia," bebernya.

Peran ibu-ibu PKK pun dikatakan Wisnu menjadi penting karena Kader Jumantik PKK menjadi garda terdepan mewujudkan Indonesia Bebas DBD.

"Ternyata data dari Enesis, nyamuk betina yang selama ini menggigit. Jadi karena itu, peran perempuan menjadi penting, karena perempuan yang paham perempuan," tandasnya.

Di tempat yang sama, Ryan Tirta selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Enesis Indonesia mengatakan, kegiatan Kompas.com bersama Enesis Group 'Wujudkan Indonesia, Bebas DBD bertepatan dengan hari nyamuk sedunia setiap tanggal 20 Agustus.

"Ini bukti nyata kalau kita melakukan bersama-sama, pasti akan diijinkan Tuhan sehingga kita bisa menanggulangi DBD," ucapnya.

Setelah Bandung, daerah selanjutnya yang akan menggelar kegiatan serupa adalah Bali.

"Kita bersama akan melakukan penyuluhan dan edukasi di beberapa tempat seperti di SD SD. kita lakukan penyuluhan dengan bahasa yang gampang dimengerti mengenai pentingnya aktivitas untuk memberantas wabah yang ditimbulkan nyamuk," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/08/23/082203178/ini-pentingnya-peran-ibu-pkk-berantas-demam-berdarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke