Salin Artikel

2 Pemuda Tewas Ditikam Saat Nonton Kuda Lumping di Perayaan 17-an

BANDUNG, KOMPAS.com - Jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bandung berhasil mengamankan HK (33) dan S (40) tersangka kasus pembunuhan di Kampung Rancapanjang, Desa Sukamulya, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Keduanya menghabisi nyawa AM (29) dan SD (29) saat menyaksikan kuda lumping dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) KE -77 Republik Indonesia (RI) pada Rabu (17/8/2022) lalu.

Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo mengatakan, kedua korban dan pelaku sempat terlibat percekcokan dan perkelahian hingga akhirnya korban tewas.

"TKP nya di Rancaekek, baik korban dan pelaku merupakan warga Rancaekek juga," katanya ditemui Mapolresta Bandung, Selasa (23/8/2022).

Ia menjelaskan, awalnya kedua korban sedang berkumpul dengan kawan-kawannya saat akan menyaksikan kuda lumping dalam acara HUT KE -77 RI.

Saat itu, kedua korban sedang minum minuman keras dan sempat ditegur oleh salah seorang warga. Namun kedua korban bersama teman-temannya tidak menggubris teguran tersebut.

Lantaran kedua korban tidak menggubris, warga tersebut melaporkan kepada S agar dia bisa menegur aktivitas dari korban.

Tak berselang lama, S mendatangi korban AM untuk menegurnya. Tak terima, keduanya terlibat adu mulut yang berujung pada keributan.

"Karena berkelahi, kemudian AM mengeluarkan sebilah pisau dan menusukan ke pinggang sebelah kiri S," ujarnya.

Kemudian, pelaku S mencabut pisau tersebut dari pinggangnya. Dengan pisau tersebut, S menusuk dada AM.

Sementara, peran HK yaitu menendang korban AM ke selokan yang kemudian dihabisi oleh S.

"Korban dinyatakan tewas di tempat dengan luka tusuk di dada serta beberapa luka di punggung," terangnya.

Korban SD, lanjut dia, juga terlibat dalam perkelahian tersebut. SD sempat dilarikan ke Rumah Sakit, dan dinyatakan baik. Namun, setelah sampai ke rumah, korban SD dinyatakan tewas.

"Jadi korbannya dua, SD meninggal di rumahnya sedangkan AM langsung meninggal seketika," jelas dia.

Pelaku sempat melarikan diri

Kedua pelaku, kata Kusworo, sempat berobat ke Rumah Sakit, lantaran tubuhnya mengalami luka.

Namun, setelah menerima kabar bahwa SD dan AM meninggal dunia, kedua korban melarikan diri ke Kabupaten Garut.

"Keduanya sempat melarikan diri, kami berhasil menemukan datanya dari keterangan pihak Rumah Sakit, kemudian KTP pelaku juga tertinggal di Rumah Sakit, hal ini mempermudah proses penangkapan," bebernya.

Hasil pemeriksaan, sambung dia, kedua pelaku kesal lantaran korban tak mengindahkan teguran darinya.

"Jadi motifnya emosi seketika, karena korban tidak menggubris teguran pelaku agar tak berkumpul dan meminum-minuman keras di sekitaran acara Kuda Lumping," ungkapnya.

Selain mengamankan, kedua tersangka, jajaran Satreskrim Polresta Bandung juga mengamankan alat bukti berupa sebilah pisau kecil yang digunakan pelaku untuk menghabisi kedua korbannya.

"Selain itu, kita amankan juga pakaian korban serta sepatu yang digunakan korban," tambahnya.

Atas perbuatannya kedua pelaku dijerat pasal 338 dan atau 351 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

https://bandung.kompas.com/read/2022/08/23/134105878/2-pemuda-tewas-ditikam-saat-nonton-kuda-lumping-di-perayaan-17-an

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com