Salin Artikel

Wali Kota Tasikmalaya Wajibkan Pejabat dan ASN Pakai Sarung dan Nonton Wayang Golek

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mewajibkan pejabat eselon II Pemkot Tasikmalaya bersama Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib menonton wayang golek di acara hari jadi Kota Tasikmalaya Oktober 2022.

Hal itu disampaikannya saat mengapresiasi SD dan SMP di wilayahnya yang sangat antusias menyanyikan lagu Sunda dalam Pasanggiri Lagu Sunda Tasikmalaya 2022, Rabu (24/8/2022).

"Saya sengaja pagi-pagi datang ke acara Pasanggiri Lagu Sunda ini karena sangat mendukung dan cinta terhadap budaya Sunda. Nah, ini para siswa SD dan SMP sangat piawai lagu Sunda, jadi saya wajibkan nanti para eselon II dan ASN pakai sarung nonton bareng Wayang Golek saat HUT Tasik," jelas Yusuf kepada wartawan, Rabu pagi.

Ia pun meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya untuk setiap tahun menggelar acara pelestarian budaya Sunda bagi pelajar SD dan SMP di Kota Tasikmalaya.

Salah satunya lomba lagu Pupuh Sunda yang selama ini mulai tak populer di para pelajar SD dan SMP.

"Bu Kadis Pendidikan nanti akan berupaya mempopulerkeun lagu Pupuh Sunda supaya mengadakan acara lomba setiap tahunnya. Saya sangat suka para siswa mempopulerkan lagi lagu-lagu sunda untuk melestarikan budaya kita," tambah Yusuf.

Yusup pun meminta kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan daerahnya supaya melestarikan gamelan asli saat mengiringi lagu Sunda para pelajar.

Dirinya menilai sanga tak elok saat para siswa menyanyikan lagu Sunda memakai iringan musik karaoke.

"Harusnya Disbudpar pakainya gamelan asli saat mengiringi lagu Sunda, bukannya pamai musik karaoke. Itu kan upaya melestarikan juga. Saya minta nanti pakai gamelan asli, soalnya banyak di Tasikmalaya yang bisa atau piawai memainkan gamelan Sunda," tutur dia.

Yusuf berharap semua warga Kota Tasikmalaya bersama-sama melestarikan kebudayaan Sunda sebagai identitas masyarakat Sunda.

Seperti di Bandung, dirinya melihat para pemuda dan pelajar semangat menyanyikan lagu Sunda.

Bahkan, mereka berlomba-lomba menjadi yang terbaik dalam menyanyikan lagu dan memainkan alat musik Sunda.

"Kalau gaya mereka gaul sama, trendi, tapi ciri khas Sundanya kental sekali. Jadi populer lagu Sunda di kalangan anak muda dan pelajarnya. Nah, Kota Tasikmalaya juga sedang mengejar hal sama seperti itu dalam upaya melestarikan budaya Sunda," ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Eli Suminar mengaku, selama ini selalu mendapatkan dukungan besar dari kepala daerah dalam rangkaian melestarikan budaya Sunda.

Salah satunya dengan pagelaran lomba lagu Pupuh Sunda yang nantinya akan mendapatkan popularitas kembali di kalangan pelajar.

"Kalau secara pengajaran ke siswa kan sudah masuk sesuai dengan Pergub pembelajaran Bahasa Sunda. Jadi kalau untuk pupuhnya nanti itu sebagai penunjang dan akan dilombakan kepada para siswa SD dan SMP," pungkasnya. 

https://bandung.kompas.com/read/2022/08/24/103153678/wali-kota-tasikmalaya-wajibkan-pejabat-dan-asn-pakai-sarung-dan-nonton

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com