Salin Artikel

12 Tahun Tak Beroperasi, Bangunan Puskesmas Pembantu Majalaya Bandung Terbengkalai

BANDUNG, KOMPAS.com - Belasan tahun sudah bangunan Puskesmas Pembantu atau biasa disingkat Pustu di Desa Bojong, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tidak lagi beroperasi.

Pantauan Kompas.com, bangunan dengan arsitektur Belanda itu sudah tidak berpenghuni.

Bangunan yang berada tepat di pinggir Jalan Raya Cicalengka-Majalaya itu sebagian besar sudah hancur.

Bagian depan bangunan seperti pintu sudah tidak ada, kaca jendela pun sama, bagian plafon bolong, reruntuhannya memadati teras depan bangunan Puskesmas Pembantu tersebut.

Kondisi memprihatikan tergambar di bagian belakang bangunan. Hampir sebagian bangunan belakang yang diduga bekas toilet runtuh berhamburan ke tanah, hanya menyisakan rangka bangunan serta kayu penyangga atap.

Bagian dalam pun tak begitu berbeda. Nampak puluhan karung berisi majun (sisa potongan kain) berserakan. Ada pula, kain majun yang tidak terwadahi memenuhi beberapa bagian ruangan Pustu.

Rumput liar setinggi mata kaki dan lutut orang dewasa mengitari hampir seluruh ruas bangunan dari depan hingga belakang.

Gundukan sampah baik utuh ataupun yang sudah terbakar terlibat di titik-titik luar bangunan, tak aneh jika bau sampah serta kotoran hewan tercium di sekitaran bangunan.

Agus (40), salah satu warga Desa Bojong mengatakan, Pustu Desa Bojong sudah 12 tahun tidak beroperasi.

Ia masih mengingat betul, kondisi Pustu saat masih beroperasi. Kedua anaknya yang kini sudah dewasa sering berobat ke Pustu.

"Udah lama banget gak jalan, dulu mah banyak yang berobat ke sana, saya, keluarga, anak-anak saya juga di sana," katanya dijumpai Kompas.com, Jumat (26/8/2022).

Semasa masih aktif, sambung Agus, Pustu sempat dikepalai oleh mantan Kepala Puskesmas Majalaya yang juga ahli di dunia medis.

Namun, kini sosok tersebut sudah tidak lagi membuka praktek kedokterannya di Pustu.

"Dulu dia adalah Kepala Puskesmas di Majalaya, sekarang buka praktek di rumah," jelasnya.

Selain lokasinya dekat dengan masyarakat, berobat ke Pustu, kata dia, cukup terjangkau.

Warga dengan ekonomi menengah ke bawah, banyak yang berobat ke Pustu.

"Murah di sana mah, warga sekitar banyak yang terbantu, terus jaraknya juga deket dengan pemukiman warga," jelasnya.

Lantaran, lokasi Pustu dan pemukiman warga dekat dengan aliran anak Sungai Citarum, saat hujan deras, pemukiman warga kerap kebanjiran, tak terkecuali Pustu.

Kondisi tersebut, sambung Agus, disinyalir membuat Pustu di Desa Bojong sudah tidak aktif lagi, ditinggalkan serta dikosongkan.

Banjir di wilayah Desa Bojong, kala itu diakibatkan air sungai meluap. Saat itu tanggul serta jembatan masih belum ditinggikan.

"Sempat kebanjiran sebelum jembatan ditinggikan. Setelah kebanjiran ditinggalkan, si Kepala Puskesmasnya pindah ini mah, praktek pribadi saja," tuturnya.

Agus merindukan berobat ke Pustu, lantaran jarak yang dekat serta biaya pengobatan yang sangat terjangkau.

Setelah tidak aktif, warga Desa Bojong harus mencari tempat pengobatan yang lain seperti klinik swasta, Puskesmas Majalaya, hingga ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya atau Ebah.

Bukan tak mau berobat ke sana, Agus menilai biaya yang harus ia keluarkan ketika ada sanak saudara yang sakit dinilai cukup mahal. 

"Sekarang paling ke dokter jaga yang biayanya masih murah tapi kalau gak ada ya saya harus ke lokasi tadi," jelasnya.

Berharap diaktifkan kembali

Agus berharap sarana kesehatan seperti Pustu diaktifkan lagi di lingkungan Desa Bojong. Ia mengaku amat sangat terbantu dengan keberadaan Pustu.

"Mudah-mudahan bisa dibangun lagi atau dipindahkan, soalnya pemberitahuan tentang penyakit itu enak dekat untuk tau informasinya, terus biaya berobat di sana murah terjangkau lah kalau masyarakat kaya saya mah," beber dia.

Sementara itu, Camat Majalaya Gugum Gumilar menyayangkan terbengkalainya bangunan Pustu tersebut.

Pasalnya, sambung Gugum, pelayanan kesehatan masuk dalam kategori pelayanan dasar dan menjadi prioritas.

"Pustu itu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat," jelas dia.

Serupa dengan Agus, Camat Majalaya Gugum berharap Pustu di Desa Bojong  yang saat ini masih di bawah kendali Dinas Kesehatan (Dinkes) bisa aktif kembali.

"Statement saya mewakili aspirasi dari masyarakat sekitar khususnya Desa Bojong barangkali alangkah lebih baiknya apabila Pustu bisa diaktifkan kembali," tuturnya.

Diketahui Puskesmas Pembantu merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas.

Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas.

https://bandung.kompas.com/read/2022/08/26/162606678/12-tahun-tak-beroperasi-bangunan-puskesmas-pembantu-majalaya-bandung

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com