Salin Artikel

Elektabilitas Tinggi, Atalia Istri Ridwan Kamil Ramaikan Bursa Cawalkot Bandung

Hal itu terungkap dalam hasil survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) pada periode 20-30 Juli 2022. 

Dalam survei tersebut, Atalia menempati posisi tertinggi dengan 18,8 persen, disusul Yana Mulyana, M Farhan, Budi Dalton, dan Raffi Ahmad.

Menanggapi hal itu, Atalia mengaku terkejut. Sebab selama ini ia tak pernah terpikir untuk terjun langsung dalam dunia politik.

"Justru saya juga baru tahu yah. Tentu yang pertama kaget dulu dan mengucapkan terima kasih. Menurut saya ini sebuah penghargaan kepercayaan dari masyarakat hal yang luar biasa. Namun tentu kalau terkait dengan hal lain, saya masih belum bisa berpikir lebih jauh. Terutama karena saya seorang istri, seorang ibu, saya juga harus diskusikan," tutur Atalia saat dihubungi lewat telepon seluler, Senin (6/9/2022).

Ditanya soal minatnya meramaikan bursa Cawalkot Bandung, Atalia mengaku belum punya rencana terjun ke dunia politik. Ia pun mengaku belum mendiskusikan hal tersebut dengan suaminya, Ridwan Kamil.

"Enggak tahu, saya beneran enggak kebayang. Karena sebetulnya, di keluarga tuh sudah sepakat dari dulu bahwa kami itu satu tim. Jadi enggak boleh ada dua matahari. Jadi kalau Kang Emil maju, saya dukung Kang Emil," ucap wanita yang akrab disapa Si Cinta itu.

Atalia tak menampik jika ia sudah ditawari bergabung dengan partai politik. Bahkan, tawaran itu datang saat Ridwan Kamil berkontestasi di Pilkada Jabar 2018.

"Iya, dulu zaman Kang Emil mau ke gubernur ada beberapa (partai), dan sempet melalui Kang Emil, ada yang memperkenalkan langsung ke saya. Tapi ya karena pada waktu itu saya belum berpikir bahwa saya akan masuk ke dunia politik," jelasnya.

Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) kembali merilis hasil survei yang mereka lakukan sejak 20-30 Juli 2022 terhadap 1002 responden terkait dinamika elektoral di Kota Bandung menjelang pemilu 2024.

Direktur Operasional dan Data Strategis IPRC, Idil Akbar menyampaikan, dalam simulasi terbuka, elektabilitas calon wali kota Bandung bila pemilu dilaksanakan hari ini, maka Atalia Praratya Kamil menempati posisi tertinggi dengan 18,8 persen.

"Nama Atalia sebenarnya tak mengejutkan masuk dalam bursa kandidat wali kota Bandung, apalagi Atalia memang istri dari Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, dan dia diuntungkan dengan pemberitaan kedukaan. Terlepas dari pemberitaan kedukaan, tetapi cover media memberikan dampak besar dan menaikkan elektoralnya," katanya.

Selain itu, nama yang memberikan kejutan ialah adanya nama Sultan Andara, Raffi Ahmad yang memiliki elektabilitas sebesar 2,2 persen.

"Raffi Ahmad ini putra asli Bandung dan bisa mendokrak pada elekttabilitas. Dan angka 2,2 persen itu angka yang tinggi dan dia memiliki tingkat kesukaan tinggi," ujarnya.

"Yana Mulyana namanya ketika masih ada almarhum Oded masih berada di bawah. Tapi, kini mulai naik karena memang menjabat sebagai wali kota Bandung," katanya.

Berikut hasil survei 10 kandidat calon tertinggi:

1. Atalia Praratya : 18,8 persen
2. Yana Mulyana: 18 persen
3. M Farhan: 5 persen
4. Budi Dalton: 2,9 persen
5. Raffi Ahmad: 2,2 persen
6. Elpi Nazmuzaman: 2,2 persen
7. Nurul Arifin: 1,7 persen
8. Edwin Senjaya: 1,1 persen
9. Erwin: 0,9 persen
10. Sodik Mujahid: 0,7 persen.

https://bandung.kompas.com/read/2022/09/05/213506578/elektabilitas-tinggi-atalia-istri-ridwan-kamil-ramaikan-bursa-cawalkot

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com