Salin Artikel

Cerita Pekerja PSN Leuwikeris Tasikmalaya Lari Selamatkan Diri Saat Air Bah Jebol Tanggul

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Longsor akibat banjir bandang di lokasi pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) Leuwikeris, Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menyebabkan sebuah tanggul dan jalan truk proyek jebol, Senin (12/9/2022) dinihari.

Beberapa alat berat beckhoe dan 8 sepeda motor milik pekerja proyek hanyut akibat banjir bandang di Sungai Citanduy tersebut.

"Kejadiannya itu pada dini hari tadi sekitar pukul 01.00 WIB dan sudah mulai ada tanda sekitar pukul 23.00 WIB saat para pekerja proyek lembur mengerjakan tanggul penahan di tengah waduk," jelas Mamat (48), saksi mata sekaligus warga Ancol, Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (13/9/2022).

"Waduk ini kan sedang tidak diairi dan arus airnya dialihkan lewat terowongan. Tapi tadi subuh jebol dan menghanyutkan alat berat dan ada 8 motor," tambah Mamat. 

Tanggul yang sedang dikerjakan di tengah proyek waduk tiba-tiba jebol dihantam banjir bandang Sungai Citanduy yang awalnya dialihkan lewat terowongan samping proyek.

Air bah dari Sungai Citanduy membuat terowongan jebol dan menghantam tanggul berbatu yang sedang dikerjakan dan jalan truk proyek.

Beruntung dalam kejadian itu para pekerja tersadar ada banjir bandang. Mereka melarikan diri meninggalkan alat berat yang dioperasikannya.

"Itu tanggul pengalih air Citanduy karena lokasi tengah waduk sedang dikerjakan tanggul tengah. Tapi jebol karena malam tadi airnya sangat besar. Di sini tadi malam seperti laut. Itu beckhoe-nya sedang diperbaiki usai hanyut tadi pagi," tambah dia.

Saat ini masih terlihat para pekerja proyek waduk berkumpul memperbaiki tanggul tengah waduk untuk mengalihkan air tersebut.

Soalnya, waduk masih dalam pengerjaan dan penyelesaian jadi tidak diairi air Sungai Citanduy dulu. 

"Ini masih banyak di sini air yang mengalir dan merusak tanggul dan jembatan proyek. Untungnya tidak ada korban jiwa, Pak. Cuma kita khawatir banjir bandang terjadi lagi karena hujan masih terus mengguyur di Tasikmalaya," tambahnya.

Hal sama diutarakan Iis (52), seorang pemilik warung yang menghadap langsung ke lokasi proyek.

Sejak pagi tadi banyak warga berdatangan melihat lokasi dan banyak juga yang mencari ikan akibat tanggul jebol di lokasi proyek.

"Banyak yang ke sini dan penasaran lihat tanggul jebol di proyek waduk. Banyak juga yang mencari ikan," tambahnya.

Sebelumnya, Proyek Bendungan Leuwikeris, Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami longsor di titik proses bangunan pinggir Sungai Citanduy usai hujan deras seharian pada Senin (12/9/2022) pagi.

Beberapa motor dan kendaraan alat berat yang sedang bekerja di pinggir sungai Citanduy kawasan bendungan tersebut diketahui hanyut terbawa luapan arus sungai.

Saat pengerjaan proyek aliran sungai surut dan tiba-tiba terjadi luapan arus sungai usai hujan tak henti-hentinya mengguyur sejak Minggu (11/9/2022) sampai Senin (12/9/2022) pagi.

"Iya, itu kejadian (hanyut alat berat) hanya alat berat, nanti, nanti saya kirim rilisnya. Kalau ada kabar 2 pekerja hanyut itu dipastikan hoaks," singkat Humas Bendungan Lewuikeris, Ahmad, kepada wartawan lewat telepon, Senin pagi.

Sebelumnya, Kementerian PUPR merilis progres pembangunan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis telah mencapai 87,24 persen sampai Agustus 2022 dan ditargetkan selesai tahun 2023. 

Bendungan Leuwikeris merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Bidang Sumber Daya Air yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 109 Tahun 2020.

Tujuan bendungan ini dibangun yaitu untuk mendukung ketersediaan air dan ketahanan pangan nasional, khususnya di Provinsi Jawa Barat.

Bendungan Leuwikeris mampu menampung air 45,35 juta meter kubik untuk mensuplai irigasi seluas 11,216 hektare di Kabupaten Ciamis dan Cilacap.

Hal itu menyuplai air irigasi Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara di Ciamis seluas 6.600 hektare dan DI Manganti di Cilacap seluas 4.616 hektar.

Juga, bendungan ini potensial menjadi sumber daya listrik untuk PLTA sebesar 20 megawatt (MW).

https://bandung.kompas.com/read/2022/09/13/084530378/cerita-pekerja-psn-leuwikeris-tasikmalaya-lari-selamatkan-diri-saat-air-bah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com