Salin Artikel

Dituding Mangkir Rapat, Wabup Indramayu Lucky Hakim Menantang 50 Anggota DPRD Menyidangnya secara "Live" 

Selain Lucky Hakim, Bupati Indramayu, Nina Agustina, pun tidak tampak hadir dalam rapat paripurna terakhir dengan agenda penyampaian jawaban bupati atas pandangan umum fraksi terhadap Raperda APBD Perubahan tahun 2022, Jumat (9/9/2022).

Padahal, jika bupati berhalangan hadir, wakil bupati seharusnya hadir mewakili.

DPRD menganggap, Lucky mangkir dalam rapat.

DPRD pun akan melakukan pemanggilan secara khusus kepada Lucky untuk dimintai keterangan.

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Indramayu, Muhaemin, mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan tidak hadirnya kedua pemimpin daerah tersebut dalam rapat paripurna.

Keduanya justru diwakili oleh Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Indramayu, Woni Dwinanto.

Muharmin mengatakan, selama dia menjabat sebagai anggota DPRD, kondisi tersebut baru pertama terjadi di Indramayu, yakni bupati diwakilkan oleh pejabat eselon II.

"DPRD ini seolah-olah malah jadi tempat penampungan, jadinya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Minggu (11/9/2022), dikutip dari Tribun Jabar.

Muhaemin berharap kondisi tersebut tidak terjadi lagi ke depan.

Sementara, Ketua DPRD Indramayu, Syaefudin, menyampaikan, DPRD sudah melampirkan undangan secara terpisah baik kepada bupati maupun wakil bupati untuk menghadiri rapat paripurna.

Namun, keduanya justru tidak hadir.

"Kalau begitu kami anggap ini mangkir, karena yang mengundang itu kami. Kita akan undang secara khusus, karena bagaimana pun hak dan kewajiban harus seimbang, karena APBD kita juga sudah menganggarkan bagaimana hak bupati dan wakil bupati sebagaimana kepala daerah," ujar dia.


Lucky Hakim tantang anggota DPRD Indramayu

Terkait pernyataan sejumlah anggota Dewan, Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menantang 50 anggota DPRD Indramayu untuk memanggil dirinya.

Lucky ingin disidang oleh pihak legislatif soal apa saja yang dia lakukan selama ini.

Dia bahkan ingin sidang itu bisa disiarkan langsung di berbagai platform media sosial agar diketahui oleh semua masyarakat Indramayu bahkan Indonesia.

"Mungkin ini membuat saya jadi aneh, tapi ini atas nama nuansa hati masyarakat ya. Saya menantang 50 anggota DPRD, saya tantang positif DPRD untuk memanggil saya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di Rumah Dinas Wakil Bupati Indramayu, Selasa (13/9/2022) malam.

Lucky menyampaikan, dia sangat memahami nuansa hati masyarakat karena sudah mengeluarkan uang untuk membiayai berjalannya pemerintah daerah.

Sehingga, masyarakat punya hak untuk mengevaluasi kinerja pemerintah daerah.

"DPRD ini adalah wakil rakyat dan punya hak untuk mencari tahu jawaban semuanya. Tadi kan banyak pertanyaan ya," ujar dia.

Dalam hal ini, Lucky ingin diberi ruang untuk ditanyai oleh DPRD agar semua prasangka yang beredar di masyarakat, mulai dari tidak harmonis dengan bupati, jarang kerja, dan lain-lain bisa jelas dan tidak terjadi simpang siur.

Lucky pun berharap dengan tantangan tersebut bisa membuat semua persoalan di Pemkab Indramayu bisa dibuka setransparan mungkin.

Lucky juga ingin disidang secara live agar tidak ada ruang untuk berkata bohong.

"Artinya ini challenge buat saya banget. Kalau saya bohong, ya bahaya sekali. Jadi tolong sekalian saja biar semua masyarakat Indramayu tahu, masyarakat Indonesia semua tahu," ujar dia.

Lucky mengatakan, jika dalam sidang tersebut dia dinyatakan bersalah, maka siap dihakimi dan menanggung semua konsekuensinya.

"Ini agar tidak terus menjadi berbalas pantun, tidak terus menjadi polemik," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim Tantang 50 Anggota DPRD Menyidangnya Secara Live, Biar Tak Bohong

https://bandung.kompas.com/read/2022/09/14/174815078/dituding-mangkir-rapat-wabup-indramayu-lucky-hakim-menantang-50-anggota-dprd

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com