Salin Artikel

Harga Elpiji Nonsubsidi Sudah Naik 3 Kali, Warga Sumedang Beralih ke Tabung 3 Kg

Kondisi ini membuat daya beli masyarakat di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat terus turun.

Selain itu, banyak rumah tangga yang tadinya merupakan pengguna gas nonsubsidi beralih ke gas subsidi 3 kilogram.

Warga Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara, Mukhsin (30), mengatakan, ia sebelumnya menggunakan elpiji 5 kilogram untuk kebutuhan rumah tangga.

Namun, seiring harganya yang terus mengalami kenaikan, ia memilih menjual tabung elpiji 5 kilogram tersebut, dan beralih ke elpiji 3 kilogram.

Panji menuturkan, dalam 6 bulan terakhir, harga elpiji 5 kg sudah naik sebanyak 3 kali.

"Iya sudah tiga kali naik. Yang paling berat kenaikkan yang terakhir, dari sebelumnya hanya Rp 87.000 jadi Rp 100.000 per tabung. Sejak itu, saya pindah pakai gas 3 kilogram," tutur Mukhsin.

Mukhsin berharap, pemerintah tidak terus-terusan menaikkan harga kebutuhan pokok karena akan memberatkan warga kalangan menengah ke bawah seperti dirinya.

"Iya, sudah cukup yang naiknya BBM, jangan ada lagi yang naik, kalau bisa juga BBM itu harganya bisa turun lagi. Kalau harga gas dan kebutuhan pokok lainnya juga naik, makin repot kita, tolong ini diperhatikan sama pemerintah, karena ada BLT (Bantuan langsung tunai) juga percuma, tidak semuanya kebagian," sebut Mukhsin.


Sementara itu, Pemilik Pangkalan Gas Barokah, Yeriadi, mengatakan, harga gas nonsubsidi 5 kilogram dan 12 kilogram memang sudah tiga kali naik.

"Pokoknya di masa pemerintahan ini rekor. Dalam enam bulan, harga gas sudah tiga kali naik, belum pernah kejadian, makanya saya bilang ini rekor," ujar Yeriadi kepada Kompas.com di pangkalan gas miliknya di Jalan Cipada, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Kamis siang.

Heriyadi mengatakan, awalnya harga gas 12 kilogram hanya Rp 141.000 per tabung. Kemudian mulai naik menjadi Rp 175.000 per tabung, dan kembali naik menjadi Rp 212.000 per tabung.

Sedangkan untuk harga gas 5 kilogram juga mengalami tiga kali kenaikan. Yaitu, dari semula Rp 65.000, naik menjadi Rp 87.000 hingga saat ini Rp 100.000 per tabung.

"Terakhir naik itu ya belum lama ini, lupa lagi waktunya. Tapi sebelum BBM naik pokoknya, ini harga gas sudah naik," tutur Heriyadi.

Heriyadi mengatakan, setiap kali naik harga, daya beli masyarakat kalangan menengah di Sumedang terus mengalami penurunan.

"Kalau dulu sebelum harganya naik, bisa jual sampai puluhan tabung yang 5 kilogram sama 12 kilogram, kalau sekarang, mau jual lima tabung per hari juga susah. Ya paling banyak sehari itu hanya lima tabung aja," sebut Heriyadi.

Heriyadi menuturkan, selain daya beli masyarakat turun, tidak sedikit pula masyarakat yang justru menjual tabung 5 kilogram dan 12 kilogram dan menggantinya dengan tabung gas 3 kilogram.

"Iya lumayan banyak yang pindah ke 3 kilogram sekarang, karena harganya masih normal Rp 16.500 per tabung. Saya denger yang 3 kilogram juga katanya sudah ada wacana lagi mau naik, enggak tahu subsidinya dicabut atau gimana. Yang pasti kalau harga yang 3 kilogram ini naik, pasti ada gejolak lagi di masyarakat," sebut Heriyadi.

Heriyadi berharap, pemerintah bisa menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat, terutama harga gas agar tidak terus naik.

"Iya harapan kami itu pemerintah tidak terus-terusan menaikan harga ya, karena sekarang ini hidup makin sulit, tolonglah pemerintah itu harus lebih kasian ke masayarakat kecil," kata Heriyadi.

https://bandung.kompas.com/read/2022/09/15/133119578/harga-elpiji-nonsubsidi-sudah-naik-3-kali-warga-sumedang-beralih-ke-tabung-3

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke