Salin Artikel

Kunjungi Difabel Korban Perundungan, Disdik Jabar Evaluasi SMK Tak Ramah Anak

Dedi memberikan sepeda listrik yang sedang menjadi keinginan anak difabel tersebut.

Dedi menyampaikan, berdasarkan hasil assessmen tim dari Perlindungan Perempuan Anak dan juga Jabar Quick Response, salah satu yang saat ini diinginkan korban, adalah sepeda listrik.

Tim Dinas Pendidikan Jabar memutuskan untuk memberikan hadiah tersebut

Terbukti, saat sepeda listrik diserahkan, anak berkebutuhan khusus langsung bahagia. Dia tampak senang, banyak tersenyum, dan langsung menaiki sepeda tersebut

“Pemberian sepeda listrik ini bagian dari upaya memenuhi keinginan korban. Semoga dengan sepeda ini korban semakin semangat dan giat belajar,” kata Dedi usai menemui korban dan keluarga di rumahnya. Dedi mengharapkan, pemberian sepeda listrik ini juga dapat memulihkan kondisi psikis korban.

Selain mengunjungi rumah korban, Dedi juga langsung menggelar rapat Kepala Sekolah tingkat SMK di Kabupaten Cirebon.

Dedi sebut, berdasarkan data, jumlah SMK yang ramah anak masih sedikit.

Jumlahnya 28,23 persen dari total seluruh SMK di Provinsi Jawa Barat. Jumlah ini perlu terus ditingkatkan sebagai langkah edukasi, antisipasi dan juga pencegahan kejadian serupa.

Indikatornya sekolah ramah anak cukup banyak, beberapa di antaranya adalah bersih, aman, nyaman, indah, dan yang perlu ditekankan adalah inklusi.


Dia menganggap, pelajar SMK perlu mendapatkan pengalaman langsung dengan mengunjungi teman-teman difabel di sekolah SLB.

Pelajar SMK akan mengenal dan mempelajari secara langsung dunia anak-anak difabel.

Di tempat yang sama, Siti Aminah, Kepala Sekolah SLB Wathoniyah Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, menyampaikan, korban tampak sangat bahagia seusai menerima sepeda listrik.

Sebelum kejadian viral itu, korban memang sudah menginginkannya.

Dia berharap kehadiran sepeda itu juga mengobati kejadian kemarin sekaligus menambah semangat belajarnya.

“Senang. Dia tampak senang sekali. Karena dia ingin. Sebetulnya, keluarganya sudah membelikan sepeda, tapi yang biasa jadi dituntun-tuntun saja. Alhamdulillah dapat hadiah ini, kami pun turut senang melihatnya,” kata Siti Aminah saat ditemui Kompas.com di lokasi.

Aminah menjelaskan, secara kepribadian di sekolah, korban tergolong tuna grahita tingkat sedang.

Dia berkategori mampu latih. Artinya hanya mampu dilatih untuk menirukan. Sementara akademiknya tidak bisa.

Namun, korban tergolong rajin dan baik. Dia memiliki watak periang.

Satu hari setelah kejadian pilu yang menimpanya, dia tetap sekolah. Dia melupakan apa yang pernah dia alami hari sebelumnya.

Senada dengan Aminah, Maesunah ibu kandung korban juga menyampaikan hal serupa. Korban dikenal sebagai anak yang ceria.

Dia bukan anak difabel yang temperamental dan suka marah-marah. Justru sebaliknya, dia mudah merespons hal-hal baik di sekitarnya.

“Di rumah, korban baik. Dia suka bermain. Bahkan cenderung tidak ingin melakukan hal-hal yang tidak baik. Contohnya saat saya hendak melihat video kejadian itu, dia melarang dan meminta saya agar tidak melihat video tersebut,” kata Maesunah.

https://bandung.kompas.com/read/2022/09/23/160055178/kunjungi-difabel-korban-perundungan-disdik-jabar-evaluasi-smk-tak-ramah-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke