Salin Artikel

Cerita Novi yang Anaknya Di-"bully" karena Tak Mampu Beli Seragam hingga Ditolong Ridwan Kamil

BANDUNG, KOMPAS.com - Perasaan takut dan khawatir kini perlahan mulai memudar. Jauh sebelumnya, perasaan khawatir kerap menghantui perjalanan Novi membesarkan ketiga anaknya, termasuk Rizky.

Rizky merupakan siswa kelas 6 di salah satu sekolah dasar (SD) di Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ia menjadi korban perundungan oleh teman-temannya di sekolah lantaran seragam yang dikenakannya sudah lusuh dan dekil.

Novi bukan tidak mau membelikan anaknya seragam baru. Namun, kondisi ekonomi yang sulit membuatnya dan suami tidak mampu membelikan seragam layak.

"Jangankan untuk membeli seragam, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari saja kadang saya dan suami harus berutang," katanya, ditemui Kamis (29/8/2022).

Bukan seorang ibu namanya jika tak mampu memberikan yang terbaik untuk putra-putrinya. Hal itu juga dilakukan oleh Novi.

Tulis pengaduan di media sosial JQR

Di saat Novi bingung dengan keadaanya yang mengimpit, serta kondisi Rizky yang mengalami perundungan di sekolah, Novi iseng menuliskan keluhannya di kolom pengaduan media sosial Jabar Quick Respon (JQR).

Ia melihat JQR banyak menyalurkan bantuan, dan sudah banyak orang yang dibantu.

Novi menuliskan di akun media sosial JQR terkait perundungan yang dialami anaknya karena menggunakan seragam lusuh. Dia juga menuliskan ketidakmampuannya membelikan seragam baru lantaran kondisi ekonomi.

"Memang, anak saya Rizki tak pernah mengeluh menggunakan baju seragam, yang sudah lusuh itu. Meski ada temannya yang ngata-ngatain karena pagai baju kaya gitu, sebetulnya anak saya tak terlalu itu (menanggapinya), tapi saya khawatir," jelasnya.

Seragam yang dikenakan Rizky, kata dia, merupakan pemberian dari sanak saudaranya. Ia mengaku pernah membelikan seragam baru untuk Rizky, saat pertama kali masuk SD.

Rasa sedih dan khawatir kerap menghampirinya, apalagi saat Rizky akan berangkat sekolah.

Kendati begitu, istri dari Hendra ini mengungkapkan sang anak tak pernah sedikit pun merasa minder dengan keadaannya, dan tetap pergi bersekolah.

"Meski begitu, ia tetap berangkat sekolah. Sebagai orang tua merasa sedih karena tak bisa membelikan seragam seperti orang lain," ujarnya.

Saat menuliskan keluh kesahnya di akun media sosial JQR, ia tak tahu harus bagaimana lagi mensiasati keadaan.

Orang-orang yang dihutanginya sudah mulai menagih, saat itu kata Novi, ia tak punya uang sepeser pun untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.

Belum lagi, Hendra sang suami saat ini dalam keadaan tidak bekerja lantaran sudah satu tahun menjadi korban PHK.

"Dulu kerjanya di perusahaan ekspedisi, sekarang berusaha melamar kerja, namun tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Akhirnya hanya bekerja serabutan," kata dia.

"Saya mau bekerja juga sulit karena saya punya anak tiga, Rizki, lalu Arsila baru 5 tahun, dan Alesa baru berusia 5 bulan," tambahnya.

Tak sampai di situ, kontrakannya yang dihuni sejak lama sudah dua bulan tak dibayarnya karena tak punya uang.

"Mau pergi, pindah, takutnya disebut tak tanggung jawab, mau diam di situ tak punya uang untuk bayarnya, jadi serba salah," ungkapnya.

Direspons Gubernur Jawa Barat

Besar harapan Novi agar keluh kesahnya bisa didengar oleh pihak JQR, paling tidak ada bantuan dari JQR untuk sang anak agar tak lagi mengalami perundungan.

Benar saja, pada Minggu (25/9/2022), harapannya terkabul. Saat itu, ia menerima telepon dari pihak JQR dan menyampaikan akan menjemputnya.

"Selasa (27/9/2022) saya, suami, dan anak saya ternyata benar dijemput, oleh tim JQR," bebernya.

Ketika datang, pihak JQR tidak langsung membawanya. Mereka, lanjut dia, mengecek kontrakan yang ditempatinya.

Kontrakan tersebut hanya ruangan petak kecil dengan luasnya 4x4 meter, terdapat sebuah kamar mandi di dalamnya.

Kontrakan itu, terlihat sederhana, dinding bawahnya menggunakan tembok dan atasnya menggunakan kayu atau bambu. Di beberapa bagian terlihat ada kerusakan, kayunya juga ada beberapa yang terlihat keropos.

"Saya memang cari yang murah, itu sebulannya Rp 400.000. Memang kecil, bahkan tim JQR juga bertanya apa muat ini ditempati 5 orang, saya bilang ya dicukup-cukupkan saja," ujar dia.

Pihak JQR, kata Novi, tak memberitahu bahwa ia satu keluarga akan dibawa untuk bertemu dengan orang nomer satu di Jawa Barat Ridwan Kamil.

JQR hanya menyebut akan membawa Novi dan keluarga untuk ke kantornya.

"Pas di jalan saya nanya lagi, mau ke mana, katanya ya udah enggak apa-apa jalan-jalan dulu. Tiba-tiba masuk ke Gedung Sate," tuturnya.

Novi tak menyangka, ternyata pihak JQR membawanya menghadap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ia mengaku saat itu sangat gugup dan bingung.

"Perasaannya campur aduk, malu, bingung, gugup, senang. Saya saat itu sangat gugup," jelasnya.

Novi mengatakan, Gubernur Jawa Barat mengajaknya bicara banyak hal, terutama tentang kondisi Rizky yang mengalami perundungan.

Ia tak menyangka, pertemuannya itu diunggah oleh Kang Emil di Instagram miliknya, dan sempat viral.

"Sampai sekarang saya masih tegang, waswas dan bingung aja," kata dia.

Kang Emil, kata Novi, memberikan Rizky seragam yang baru, pun dengan utang serta tunggakan kontrakan yang dihuninya sudah dibayarkan.

"Bahkan tiga bulan ke depan sudah dibayarkan, alhamdulillah, dan sangat berterima kasih sekali kepada JQR, Pak Gubernur, dan semuanya," tuturnya.

Tak hanya itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun berjanji memberikan pekerjaan kepada suaminya. Bahkan, Novi juga diberikan modal usaha untuk berdagang.

Saat ditanya, sudah ada rencana akan dagang apa, Novi, mengaku mungkin akan berdagang seperti seblak dan yang lainnya di dekat rumah.

"Untuk membantu suami, memenuhi kebutuhan. Alhamdulillah sekarang saya dibantu, saya berharap ke depannya, saya bisa membantu orang yang membutuhkan," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/09/29/113944778/cerita-novi-yang-anaknya-di-bully-karena-tak-mampu-beli-seragam-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke