Salin Artikel

Melihat PLTA Plengan, Sumber Energi Terbarukan yang Kini Berusia 100 Tahun

Sejak dibangun pada 1922 hingga tahun 2022, PLTA tersebut telah melayani suplai kebutuhan listrik untuk warga Jawa dan Bali.

PLTA Plengan memiliki lima turbin pembangkit listrik dengan kapasitas total 6,7 Mega Watt (MW).

Air sungai Cisangkuy serta aliran sungai lainnya, menjadi pemasok bagi energi bagi PLTA Plengan.

Pemerintah Hindia Belanda kala itu membangun dua waduk untuk menjamin suplai air untuk PLTA tersebut.

Pantauan Kompas.com, fasilitas di lokasi PLTA Plengan masih bernuansa hindia Belanda.

Mulai dari Gedung House Energi (Rumah Energi) yang berisi turbin pembangkit listrik, hingga pipa-pipa penyalur air pun masih dengan bentuk yang sama, hanya saja diperbaharui dari warnanya saja.

Tak hanya itu, bangunan lain selain Rumah Energi pun masih memiliki nuansa yang sama.

Hanya kebutuhan vital dari bangunan tersebut yang diubah oleh perlengkapan modern, seperti jendela, pintu serta beberapa gerbang di tiap bangunan.

Dengan turbin pembangkit listrik yang tersimpan di rumah energi, usianya sudah menginjak lebih dari 30 tahun lebih.

Namun, ia mengapresiasi proses pemeliharaan yang dilakukan oleh jajaran PLN Indonesia Power.

"Pembangkit-pembangkit itu kan di bangun secara teknis bisa 30 sampai 40 tahun, nah yang paling penting adalah pembangkit tersebut bisa dipelihara dengan baik, sehingga pembangkit tersebut dapat beroperasi lebih dari 100 tahun," kata Edwin ditemui di PLTA Plengan, Senin (3/9/2022).

Kendati secara usia, pembangkit di PLTA Plengan lebih tua dibanding pembangkit di Saguling, ia menyebut teknologinya sudah terbarukan.

Saat ini, pembangkit listrik di PLTA Plengan telah mengalami digitalisasi, bahkan pengoperasiannya, kata dia, sudah bisa dilakukan di Saguling.

Digitalisasi yang dilakukan, lanjut dia, tidak hanya bertujuan untuk peremajaan pembangkit listrik saja, namun juga mempermudah proses kinerja petugas di lapangan.

Dulu, kata Edwin, para petugas harus melakukan aktivitas fisik guna memantau operasional PLTA Plengan, kini semua sudah bisa terpantau CCTV dan difungsikan secara online.

"Ini merupakan sebuah unit yang di bangun pada tahun 1922, kalau dibandingkan dengan yang lain tentu jauh sekali, tapi sekarang sudah terbarukan cukup pakai teknologi yang terbarukan, kemudian kita pasang CCTV agar bisa terus dipantau, dan switch off dari sana sehingga bisa beroperasi," kata dia.

Tidak hanya itu, pembaruan yang dilakukan juga seiring dengan pengembangan kemampuan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan PLTA Plengan, khususnya PLN Indonesia Power.

Edwin mengungkapkan, unsur pemeliharaan pembangkit listrik di PLTA Plengan murni dilakukan oleh petugas PLN Indonesia Power.

"Tentunya, pengembangan kemampuan SDM juga kita kedepankan, semua ini kita pelihara sendiri, ada kerusakan ada apa kita urus sendiri," ujarnya.


Alasan mempertahankan PLTA Plengan

Selain bangunannya yang mejadi daya tarik sendiri, faktor energi terbarukan menjadi alasan PLTA Plengan tetap dipertahankan.

Edwin menjelaskan, saat ini energi terbarukan sedang dibutuhkan di belahan dunia mana pun.

Saat ini, kata Edwin, Pemerintah Indonesia menargetkan pembangunan pembangkit listrik terbarukan di beberapa wilayah, termasuk dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat.

Pasalnya, sambung dia, kolaborasi dengan Pemda menjadi kunci keterlibatan masyarakat sekitaran PLTA agar ikut berkontribusi.

"Ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia itu sudah memiliki energi terbarukan sejak lama, sudah 100 tahun lalu, dan kita mampu memelihara energi itu, saya tetap yakin ini bisa dibangun di mana-mana di tempat lain juga bisa dibangun," ungkapnya.

Edwin mengungkapkan, target yang akan dicapai yakni memperbesar kapasitas pasokan air

Selama berdiri, PLTA Plengan hanya mengalami pembaruan yaitu penambahan unit pembangkit listrik.

Saat dibangun oleh Belanda, lanjut dia, pembangkit listrik PLTA Plengan hanya ada tiga unit.

Setelah kemerdekaan, tepatnya pada 1962, pemerintah menambah satu unit pembangkit listrik dengan kapasitas 2 MW.

Kemudian pada 1996 pemerintah kembali menghadirkan pembangkit listrik sebanyak satu buah dengan kapasitas 1,6 MW.

Di sisi lain, ia juga berharap agar waduk yang menyuplai pasokan air ke PLTA Plengan bisa tetap terjaga kualitasnya.

"Sementara kemungkinan yang ada kita perbesar pasokan airnya, supaya kemampuannya yang tadi ada 2 MW di unit 4 bisa maksimum seperti harapan, kemudian situ-situ yang dibangun harus tetap dipelihara agar pasokan airnya terus masuk dan ada, serta bisa tersalurkan dengan baik," terang dia.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/03/170512278/melihat-plta-plengan-sumber-energi-terbarukan-yang-kini-berusia-100-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke